Senin, 23 Mei 2016

Vietnam dengan sistem komunisnya

Posted by Unknown On 00.47 | No comments
With Mr Jane Annes, General Consult of Republic of Indonesia in Ho Chi Minh City, Vietnam
Saat ini vietnam tidak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi saja, tetapi juga mengembangkan dan membangun ekonominya. Memang secara keseluruhan ekonomi vietnam di bawah indonesia, namun bukan hal yg tidak mngkn dalam 10 tahun ke depan vietnam akan lebih unggul dari indonesia mengingat pertumbuhan ekonomi vietnam hampir 7%, sedangkan indonesia hanya sekitar hampir 5%
Ketika kita berbicara ekonomi makro, maka tidak bisa dilepaskan dari dunia politik yg mengarah pada sebuah kebijakan. Kebijakan ekonomi vietnam yang sangat terbuka membuat investor asing berbondong2 menanam modalny di negara ini. Selain itu juga kondisi politik yang stabil di dalam interen mampu menekan berbagai ego sektoral birokrasi negara ini, sehingga memudahkan dalam pengambilan kebijakan dan pengorganisasian berbagai instrumen kebijakan negara ini.

Minggu, 25 Januari 2015

Kasus cicak vs buaya yang menggambarkan perseteruan antar KPK dan POLRI kini muncul kepermukaan lagi setelah pertama kali muncul ke publik pada tahun 2008. Kasus ini mulai muncul ketika KPK menetapkan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagi tersangka dengan  dugaan menerima suap saat menjabat Kepala Biro Pembinaan Karier Polri. Budi Gunaman merupakan calon tuggal KAPOLRI yang diusulkan oleh presiden Jakowi. Setelah beberapa hari kemudian Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Bambang Wijayanto ditangkap oleh kepolisian terkait kesaksian palsu dalam sidang sengketa Pilkada Waringin Barat Kalimantan Timur tahun 2010. Jika melihat berdasarkan hukum dan fakta yang ada, kedua kasus tersebut tidak saling terkait, Namun sebagian orang menganggap penangkapan Bambang merupakan upaya untuk menggembosi KPK dan merupakan simbol perlawanan dari POLRI. Kemudian timbul pertanyaan siapakah yang benar? KPK atau POLRI dalam kasus cicak vs buaya part 2

Dalam kasus ini saya mencoba melihat  dari sisi struktur organisasi dan tupoksi kelembaggan. Indonesia mengadopsi teori trias politika dari  Montesquieu dalam pemisahan kekuasan yang pada akhirnya memunculkan 3 lembaga besar. Yaitu lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif. Namun dalam kasus ini kita akan fokus pada lembaga eksekutif. Dalam UUD 1945 kekuasan tertinggi lembaga eksekutif dipimpin oleh presiden sebagai konsekuensi dari sistem presidensial yang dianut oleh Negara Indonesia. Presiden dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh wakil presiden yang membawahi kementerian dan beberapa lembaga lainya.


POLRI merupakan salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Menurut Pasal 8 Undang-Undang No. 22 Tahun 2002, Kepolisian Republik Indonesia di bawah presiden. Dalam susunan kabinet Presiden Jakowi, POLRI termasuk dalam naungan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan yang merupakan lembaga pemerintah setingkat menteri. Sedangkan Komisi Pemberantasan Korupsi adalah lembaga negara yang dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan manapun yang memiliki tujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. KPK termasuk kedalam lembaga Non Strukutural. Penggunaan istilah LNS merupakan bentuk konvensi di antara para penyelenggara negara, karena sampai detik  ini pun  tidak ada satu pun peraturan perundangan dan para ahli dari akedemisi yang memberikan definisi secara detail  tentang pengertian lembaga non struktural. Lembaga Administrasi Negara (LAN) mendefinisikan LNS sebagai  institusi yang dibentuk karena urgensi terhadap tugas khusus tertentu yang tidak dapat diwadahi dalam kelembagaan pemerintah (konvensional) dengan keunikan tertentu dan memiliki karakteristik tugas yang urgen, unik dan terintegrasi serta efektif.



Jika kita melihat dalam struktur lembaga pemerintah di atas, posisi POLRI dan KPK sejajar dalam garis komando dari Presiden. Keduanya memiliki tanggung jawab langsung dan di bawah Presiden. Tidak ada hubungan strukutur yang bersifat vertikal antara POLRI dan KPK. Sehingga KPK bukan bawahan atau atasan dari POLRI. Namun mereka dapat melakukan mitra kerja dalam menjalankan tugasnya. Selain itu dalam tata cara pemilihan pemimpin atau ketuan POLRI dan KPK juga memiliki persamaan. Yaitu diusulkan oleh Presiden kepada DPR. Setelah kita melihat dari sisi struktur pemerintahan, kita akak melihat pendekatan kelembagaan dari sisi tugas dan wewenang yang berkaitan dalam kasus ini. Menurut Pasal 16 Ayat  2 UU No. 2 Tahun 2002, POLRI dalam melaksankan tugasnya memiliki wewenang untuk melakukan tindakan penyelidikan dan penyidikan jika memenuhi syarat. Sedangkan berdasarkan Pasal 11 UU No. 30 Tahun 2002 dalam menjalankan tugasnya KPK memiliki wewenang untuk melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi. Dalam hal ini KPK memiliki wewenang lebih, yaitu dapat melakukan penuntutan. Namun wewenang ini hanya dalam tindak pidana korupsi saja.

KPK menetapkan Komisaris Jenderal Budi Gunawan merupakan tugas dan wewenang KPK sebagai lembaga resmi yang memiliki fungsi untuk memberantas tindak pidana korupsi. Penetapan tersebut juga bukan tanpa dasar, yaitu harus ada barang bukti yang dapat memberatkan BG. KPK tidak peduli status BG yang merupakan calon tunggal KAPOLRI yang diusulkan Presiden. Karena dimata hukum, semua orang dianggap sama tanpa melihat gelar atau pangkat dipundaknya. Sedangkan penangkapan  Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Bambang Wijayanto juga merukan hak dan wewenang kepolisian sebagai lembaga yang menangani kasus kriminal. Dalam kasus ini polisi mendapatkan laporan dari masyarakat atas dugaan pelanggaran kriminal yang dilakukan oleh BW. Polisi sebagai aparat hukum wajib menindak lanjuti laporan tersebut.

 Kasus tersebut seringkali ditarik kedalam isu politik. Secara teoritik dikotomi antara lembaga pemerintah (birokrasi) dan politik dapat dipisahkan. Namun secara empiris dikotomi antara birokrasi dan politik tidak dapat dipisahkan. Keduanya bisa saling membutuhkan atau saling menjatuhkan. Semua memperebutkan kekuasaan dengan dalih demi kesejahteraan masyarkat dan mengatasnamakan kepentingan masyarkat. Dalam kasus ini kita tidak tau motif sebenarnya yang diiginkan oleh kedua lembaga tersebut. 



















UUD Negara Republik Indonesia 1945 Lembaga-Lembaga Negara Beserta Pimpinanya dan Peraturan Perundang-Undangangan : Kabinet Kerja (Jakowi-JK). Jakarta : Visi Media, 2014

Undang-undang republik Indonesia Nomor 2 tahun 2002Tentang Kepolisian negara republik indonesia

Undang-undang republik Indonesia Nomor 30 tahun 2002 Tentang Komisi pemberantasan tindak pidana korupsi

Selasa, 03 September 2013

Keesokan harinya kami sudah siap untuk mempresentasikan paper kami, dalam presentasi terebut dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan sub tema yang sudah ditentukan oleh panitia. Kami dengan sub tema Kesuksesan Otonomi Daerah merupakan Refleksi atas Semangat Kepemimpinan bersama perwakilan dari UGM yang mengangkat tentang keberhasilan otonomi daerh Kabupaten Bantul, Universitas Mulawarman mengangkat tentang keberhasilan otonomi daerah di Kota Tarakan, UNY yang mengakat keberhasilan progam Sri Sultan, Univeristas Palangkarya mengangkat kebijakan kepala daerah Palangkaraya yang memksimalkan putra daerah dan UNEJ Jember yang mengangkat keberhasilan kepemimpinan Bupati Jember. Kami memasuki ruangan yang AC nya sangat dingin,sampai saya harus berkali-kali ke kamar mandi. Presentasi pertama berasal dari perawailan Universitas Mulawarman. Dan sampai juga pada giliran TIM Satria Airlangga, kami memutuskan Genut dan Cindy untuk memaparkan paper. 

Kami mendapatkan sambutan dan pujian dari para peserta, bahkan kawan kami dari Universitas Palangkaraya memuji Genut sudah seperti dosen saja dalam memaparkannya. Genut pun terpilih menjadi Best dilegasi untuk mewakili membacakan hasil dari konferensi besok di gedung Nusantara atau lebih dikenal dengan Gedung MPR RI. Namun dalam penyerahan plakat best delegation, genut tidak bisa maju kedepan, karena sedang mengalami gangguan perut   dan pergi ke toilet. kemudian penyerahan plakatnya diwakili oleh Cindy


 Semua sepakat keberhasilan otonomi daerah tersebut tergantung pada pemimpin daerah. Otonomi daerah dapat berjalan dengan baik jika pemimpinya memiliki capability yang mumpuni serta atitude yang baik. Gaya kepemimpinan bukan faktor terpenting untuk mencapai kesejahteraan masyarakat, yang menjadi point dalam keberhasilan memimpin suatu daerah adalah kebijakan-kebijakan yang pro rakyat. Dukungan rakyat pun juga mejadi bagian terpenting dalam mensukseskan otonomi daerah. Karena partisipasi masyarakat sangat diperlukan untuk menjalankan progam-progam dari pemerintah. Sedangkan pemekaran wilayah menjadi salah satu cara untuk mendukung otonomi daerah. Daerah diberikan wewenang yang lebih untuk mengatur rumah tangganya sendiri.Namun otonomi daerah juga memiliki dampak negatif, yaitu munculnya raja-raja kecil di daerah yang memiliki kekuasaan baru dan menyebabkan tingkat pidana korupsi di daerah meningkat. Selain itu juga terjadi monarki kekuasaan. Banyak sekali kepala daerah yang jabatanya diberikan pada keluarganya.

Setelah pemaparan dari masing-masing kelompok, kami digiring ke dalam aula FISIP UI, kami kedatangan tamu yang sangat hebat. Yaitu mantan wakil presiden Indoneseia Bapak Jusuf Kalla. Beliau menyempatkan hadir untuk memberikan pemikiranya tentang otonomi daerah. Setelah nunggu beberapa jam akhirnya beliau datang dan duduk tepat di depan saya. Saya sempat berjabat tangan dengan beliau dan rasanya seperti mimpi. Hahahaha




Sore harinya kami jalan-jalan di perpustakaan Universitas Indonesia dan menikmati suasana sana sore hari di danau. 


Hari terakhir berkunjung ke DPR RI, berangkat dari wisma pukul 7 pagi dengan naik 2 bus kuning UI. Jalanan ibukota pun macet dan membuat saya teritdur di bus. Setelah sekitar 2 jam, kami sampai di Gedung MPR RI. Setelah itu kami masuk kedalam ruang pertemuan yang tempat tepat dibawah ruang sidang paripurna.


Sebelum masuk ruang pertemuan saya pergi ke toilet, dinding keramik kelas 1, luas, bersih, harum dan bisa buat kaca. sama kamar kost saya bagusan toilet di gedung DPR. hahaha


 Disana kami di sambut langsung oleh ketua komisi II DPR RI Bapak Agun Gunanjar Sudarsa. Maksud kedatangan kami adalah memberikan hasil dari konferensi selama 3 hari di Universitas Indonesia.

 Dengan bangga best delegation Genut Wahyu membacakan hasil dari konferensi tersebut dan di terima oleh perwakilan dari DPR RI.


 Setelah itu pun kami diberi wawasan luas tentang dunia politik khususnya birokrasi Indonesia yang harus segera diperbaiki. Bapak Agun pun juga memaparkan bagaimana sulit dan rumitnya dalam membuat sebuah kebijakan. Karena mereka juga meminta bantuan para ahli dibidang tersebut, namaun sesama para ahli itu pun memiliki pemikiran yang berbeda. Akhirnya sulit sekali untuk merumuskan sebuah kebijakan jika para ahlinya saja tidak bisa sepakat. Kami juga dikasih bocoran jika komisi II DPR RI sedang membahas rancangan undang-undang tentang peraturan desa yang akan kembali diadakan. Berdasarkan konsep desentralisasi yang diimplementasikan kedalam otonomi daerah, seharusnya uang yang beredar itu lebih banyak di daerah bukan di pusat. Maka dari itu rencananya 10% dari APBN akan dibuat untuk seluruh desa di Indonesia. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah pemerintah desa mampu menggunakan uang tersebut. Dalam pikiran saya akan banyak kepala desa yang memiliki rumah baru yang penuh jeruji besi. Karena dalam tingkat pemerintah kota saja banyak yang korupsi.Oleh sebab itu rancangan undang-undang ini masih sulit di selesaikan. Dari situ saya mulai sadar betapa sulitnya menjadi wakil rakyat yang mewakili aspirasi seluruh masyarakat Indonesia yang memiliki pemikiran berbeda. Kita sebagai mahasiswa berperan aktif untuk membantu memecahkan berbagai permasalahan dengan memberikan solusi yang matang dan tidak hanya mengkritik saja. 

Setelah pertemuan itu kami menuju ruang paripurna I, kami hanya diperbolehkan mengambil foto 15 menit. Saya merasa belum percaya bisa sampai gedung ini. 


Saksi bisu kekuatan mahasiwa pada era reformasi.



Matahari sudah condong ke barat tanda kita harus berpisah untuk sementara. Berawal dari berbagai daerah, suku, bahasa, dan pemikiran yang berbeda tetapi satu tujuan yang sama untuk Indonesia yang bersih. Kami dapat tiket hari jumat, maka kami memutuskan untuk tinggal 1 malam dirumahnya cindy. Panitia pun mengantar kami ke stasiun. Setelah itu kami naik KRL ekonomi menuju Kemayoran. Setelah itu kami naik bemo, pengalaman yang mengasyikan. Keesokan harinya kami memutuskan untuk jalan-jalan ke Monas. 

Kereta mobil yang merupakan kendaraan untuk mengamgkut pengunjung dari parkir area ke tugu monas

Pintu masuk tugu monas

Tugu yang dilapisi emas yang hanya bisa dinikamati dari TV saja, kini saya sudah bisa naik ke atas dan melihat wajah ibukota yang dipenuhi gedung pencakar langit.

 Terlihat pemandangan yang menurut saya sedikit aneh dan mengganggu pikiran saya. Terdapat masjid megah dan berdampingan dengan gereja yang anggun. Sebuah pluralisme dan saling menghargai perbedaan dengan satu tujuan untuk persatuan Indonesia. Saya dapat melihat istana negara dan gedung pemerintahan lainya. 

Tidak terasa hari sudah siang dan waktunya saya haru bergegas ke stasiun untuk meninggalan kota metropolitas yang perlu dipecahkan beberapa permaslahan. Senang, bahagia dan tentunya bangga. Pengalaman yang tidak dapat dilupakan.



Terimakasih kakak panitia dari Universitas Indonesia,
Senin 11 maret 2013 tepatnya pukul 13.00 pembagian kamar oleh panitia, satu kamar diisi oleh 4 perwakilan mahasiswa yang berbeda universitas. Saya masuk kamar 302 bersama Miftah perwakilan dari Univeritas Gajah Mada , Aditya perwakilan dari Univeristas Negeri Jember dan Irfan dari Unversitas Mulawarman. 

Saya mendapatkan teman baru dari berbagai universitas yang berbeda, tapi kami sepakat dalam satu tujuan untuk menjadikan birokrasi negara ini lebih baik, khususnya bebas dari koruptor. Agenda pertama adalah welcome party yang akan diselenggarakn pukul 18.00, saya pun meyiapkan diri untuk menghadiri acara tersebut. Acara di buka dengan penampilan akustik dari mahasiwa UI, kemudiam penampilan beatbox dari kak Jafar salah satu panitia. Penampilanya memukai seluruh peserta. Kemudian acara selanjutnya adalah perkenalan seluruh peserta. Terdapat 16 TIM yang terdiri dari berbagai univerisitas yang berbeda di seluruh indonesia. Himaistra Universitas jember mengirimkan dua TIM, Himanega Universitas Mulawarman mengirimkan 2 TIM, Universitas Indonesia, UNY mengirimkan 3 TIM yaitu Siagara, Bravo, Basigara, Satria Airlangga dari Universitas Airlangga, Himane Tanjung Nyaho Universitas Palangkaraya, Universitas Sumtra Utara mengirimkan 2 TIM USU TIM B dan USU TIM C, Gamapi I dan Gamapi II dari Universitas Gajah Mada, Universitas Bengkulu mengirimkan 2 delegasi Unib 1 dan Unib 2, Himara dari Universitas Sriwijaya dan terakhir Citizen Charter dari Universitas Udayana Bali.





Hari kedaua dari Konnas UI kami kedatangan tamu istimewa, mereka adalah Walikota Surabaya Ibu Risma dan Gubernur Jawa Barat Bpk Ahmad Heryaman. kami diberi wawasan yang luas tentang peran penting otonomi daerah yang sudah beliau laksanakan di masing-masing daerahnya. Banyak sekali kekurangan dan kelebihan dari otonomi daerah. Saya duduk di tepat belakang kursi Ibu Risma dan Bpk A. Heryawan. Saya sangat terkejut ketika Ibu Risma menyapa kami dan menanyakan kapan pulang ke Surabaya. Sosok yang sederhana dan ramah seorang pemimpin yang membuat saya kagum sampai saat ini. Setelah acara dialog selesei kami melakukan foto bersama. Saya berdiri tepat di samping Bapak Ahmad Heryawan. Kesemptan tersebut tidak saya lewatkan begitu saja. Beliau saya ajak berdiskusi tentang progam pendidikan gratis siswa SMA, SMP, dan SD. Saya menilai progam tersebut sangat bagus, tapi dilaksanakan dengan asal-asalan dan kurang serius. SPP grati tapi kualitas sekolah tersebut jadi menurun, karena dana bantuan dari pemerintah daerah tidak bisa menutupi akomodasi fasilitas sekolah, akhirnya sekolah-sekolah tersebut tidak bisa bersaing. Saya melihat progam tersebut hanya untuk pencitraan saja. Spontanitas Bapak Ahmad Heryawan menyanggah pernyataan saya, beliau bilang semua sudah diperhitungkan. Yang menjadi permasalahan adalah mengenai komunikasi pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten atau kota. Beliau sangat sulit sekali memanggil kepala daerah untuk rapat bersama dan membahas berbagai pokok permasalahn di daerah. Hanya sekitar 25 % saja yang dapat hadir dalam setiap rapat. Banyak sekali para walikota dan bupati yang hanya mengirimkan perwakilan saja, padahal pemberitahuannya sudah berjauh hari. Selain itu juga sering lepas tanggung jawab ketika ada permasalahan dan saling berebut jika terdapat daerah yang memiliki potensi menghasilkan uang.



 Setelah berfoto bersama para narasumber langsung bergegas meninggalkan tempat. Kami secara spontanitas berlari mengejar Ibu Risma dan akhirnya dapat berfoto bersama hanya 1 tim saja. Namun ada beberapa kejadian yang sedikit lucu, dalam pemaparan Bu Risma tentang perkembangan Kota Surabaya, Bu Risma menyatakan bahwa Surabaya sudah tidak Banjir lagi dan menantang para peserta datang untuk mengecek keadaam di sana. Namun sore harinya, ketika acara hari ke dua sudah selesei dan kembali ke wisma. Saya mendapatkan telephon dari temen kost, dia bilang kostnya lagi kebanjiran. Untung saja peristiwa tersebut tidak sampai masuk media dan temen-temen Konnas tidak ada yang tau.hahahaha,

Malam hari nya saya di ajak teman sekamar untuk nongkrong di kantin wisma UI, di sana teman-teman lainya sudah menunggu. Kami semua membanggakan prestasi dari masing-masing Universitas. Anak UGM yang bangga dengan Jakowi, Anak UI yang sudah menelurkan politisi-politisi hebat. Sedangkan saya membanggakan seorang politisi berasal dari kota dan univeritas yang sama dan baru saja naik daun dan langsung tenggelam karena kasus korupsinya. Anas Urbaningrum. Kawan-kawan dari UGM dan UI membuat gurauan tentang kasus Anas yang akan di gantung di Monas, mereka bilang baru saja ada politisi naik daun dari timur, sudah tenggelam lagi dan unair memang pencipta koruptor (dengan nada bercanda) Kemudian saya menjawab, Anas itu memang lulusan Unair, Dia S1 mengambil ilmu politik. Pada saat itu dia masih bersih dalam urusan politik. Kemudian S2 nya Anas mengambil di UI, di sini dia mulai terpengaruh politik kotor, dan terakhir dia S3 mengambil di UGM, ini yang paling mengotori. Jadi universitas mana yang melahirkan dan menciptakan para koruptor? Hahahaha, ini semua hanya guraun untuk saling mengakrabkan persaudaraan. Kami tidak ada yang tersinggung dan tidak ada dendam. Semakin malam obrolan pun semakin seru, kami membahas isu-isu capres 2014 dan kasus-kasus yang sedang dihadapi oleh pemerintah. Namun saya harus segera kembali ke Wisma untuk mempersiapkan presentasi paper kami esok hari. Di sana saya sudah ditunggu Genut, Wahyu, dan Angga. 

Diskusi tersebut sangat alot dan tidak menemukan titik temu topik yang akan dipaparkan. Karena paper yang kami angkat sangat luas dan kurang spesifik, akhirnya setelah beberapa jam kami berdiskusi mulai dapat menemukan benang merah yang lebih spesifik dari paper kami.

Ketika di kereta api perjalanan pulang ke kota blitar, telpon berdering tanda  sms masuk dari seorang teman. Isi massage tesebut ajakan untuk mengikuti konfrensi mahasiswa di Universitas Indonesia. Konferensi ini bernama Konferensi Nasional Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara III dengan tema “Hitam Putih Otonomi Daerah dengan tema pokok “Menyibak Perjalanan Implementasi Otonomi Daerah Negara Indonesia”. Adapun subtema dari acara ini adalah:
a. Kesuksesan Otonomi Daerah: Refleksi atas Semangat Kepemimpinan
b. Pemekaran Wilayah, Langkah Awal Integrasi atau Disintegrasi Indonesia?
c.     Partisipasi Masyarakat: Kunci di balik Kesuksesan Pemerintah Daerah
Dari tema tersebut tim kami yang beranggotakan 4 orang (Prisca Cindy,Genut Wahyu, I.G.A Angga, dan Wildan Taufika Raharja) mengambil sub tema yang pertama bahwa kesuksesan otonomi daerah tersebut  merupakan refleksi atas semangat kepemipinan . Alhamdulillah paper kami diterima dan berhak mewakili Universitas airlangga dalam konfrensi mahasiswa Ilmu Administras Negara di Universitas Indonesia.  Namun dalam konfrensi tersebut setiap mahasiswa diharuskan membayar akomodasi yang telah ditentukan dan kami berterimkasih kepada pihak fakultas yang sudah memberikan sumbangan dana. Karena tidak pesan tiket kereta api jauh hari, kami kehabisan tiket kelas ekonomi dan mau tidak mau harus membeli tiket kelas bisnis yang harga nya tiga kali lipat dari harga ekonomi. Harga tersebut  kurang sesuai dengan kantong mahasiwa. hahaha.
Petualangan pun dimulai dari Stasiun Gubeng Kota Surabaya, Pukul 1 siang kami sudah berkumpul di stasiun dan kurang lebih 3 jam kami menunggu, kereta api pun berangkat  mulai meninggalkan kota pahlawan dan menuju ibukota. Dalam perjalanan pun kami terlibat diskusi sampai satu persatu dari kawan kami tertidur. Ketika kami semua terbius dinginnya malam dan suara kereta api yang bising. Handphone dari salah satu teman kami berdiring, Genut mendapatkan sebuah massage dari teman SMAnya di Trenggalek. Sebut saja Jumrotul,dia ternyata juga mengikuti konnas AN di UI perwakilan dari Universitas Negeri Yogjakarta. Kawan kami pun semakin semangat dan ingin segera sampai di kampus kuning.  Setelah lebih dari 14 jam di dalam kereta, kami pun sampai di Stasiun Kota. Dari stasiun kota kami harus naik KRL menuju depok tepatnya stasiun UI.


 Minggu sekitar Pukul 10 pagi kami sampai di stasiun UI dan sudah ada panitia yang  siap menjemput kami untuk mengantarkan ke wisama UI. Karena acara dan jadwal check in dari panitia hari senin, maka kita harus merogoh uang saku sendiri untuk menginap semalam. Tim kami terdiri dari 3 cowok dan 1 cewek dan tidak mungkin booking 1 kamar. Jumrotul teman SMA genut ternyata juga mengalami permasalahan yang sama. Akhirnya kami bergabung dengan perwakilan UNY dan memasan 1 kamar untuk cowok dan 1 kamar lagi untuk cewek. Kami memiliki keluarga baru.

Karena acaranya dimulai esok hari,  kami jalan-jalan ke kota tua. Sayangnya genut tidak ikut dan lebih memilih untuk mempersiapkan diri di konfresi nanti. Bersama teman-teman dari UNY kami naik KRL kelas Ekonomi menuju Stasiun Kota. Dalam kereta tersbut saya melihat betapa banyaknya permaslahan transportasi umum yang harus di perbaiki. Kami duduk di gerbong yang paling belakang, karena penumpangnya tidak terlalu rame. Ketika kereta berjalan 15 menit, terdapat segrombolan pemuda datang dari gerbong depan, mereka berjalan sempoyongan dan ngomong yang gak jelas. Penumpang sebelah saya berbisik,”Mas, kamu baru nymapek sini ya? Tolong temen-temnya di ajak ke gerbong depan yang rame. Di sini bahaya, banyak pemalak”. KRL klas ekonomi dengan harga tiket Rp 2.000, murah tapi tidak aman dan perlu penambahan personel keamanan yang lebih banyak demi terciptanya transportasi umum yang murah, efisen dan aman. Setelah beberapa menitpun kami sampai di Stasiun Kota. Kami menikmati udara malam hari di kota metropolitan, lensa kamera pun tak berhenti bekerja demi mengabadikan perjalanan kami.


  Dari Stasiun Kota, kami bergegas melanjutakan perjalan kami untuk melihat peninggaln sejarah yang lainya. Setelah berjalan beberapa menit, terlihat bangunan tua yang berarsitektur gaya eropa. Kami menyebutnya museum fatahilah. Kami hanya bisa menikati keindahan taman fatahilah saja, karena museumnya tutup pada malam hari. Terdapat sepasang ondel-ondel untuk berfoto bersama, tentunya juga memberikan ongkos pada yang punya. Hahaha. Setelah puas berfoto di taman fatahila, saya berjalan-jalan di sekiling museum, banyak sekali pedagang kaki lima dan para pemuda-pemudi yang sedang memadu kasih. Adapun pemuda atau pemudi yang sedang mencari pasanganya. Tidak lupa saya mencoba masakan khas betawi, kerak telur. Tidak terasa jam pun sudah menunjukan pukul 10 malam, kami harus bergegas ke stasiun kereta api. Sampai disana kami memutuskan untuk naik KRL klas AC dengan harga Rp 8.000,- karena kami anggap lebih aman setelah kejadian di KRL klas Ekonomi. KRL terakhir menuju depok pun berangkat dengan penumpang yang tidak terlalu ramai. KRL tersbut sangat nyaman, kursi yang lembut, ruangan bersih dan harum.

 Setelah beberapa menit di kereta, masuk seorang yang terlihat sudah tua, berpakain kemeja putih yang kotor, memakai tongkat dan beberpa barang bawaan.  Kemudian orang tua tersebut dihampiri oleh petugas kereta api dan menanyakan tiket. Ternyata pak tua tersebut tidak  membili tiket dan petugas meminta untuk membayar di kereta  saja. Namun pak tua mengaku tidak punya uang sedangkan di sakunya terlihat selembar uang Rp 50.000,- .  Petugas tersebut sangat dilematis. Hati nuraninya ingin membantu dengan membiarkan pak tua tersebut, namun di sisi lain petugas tersebut harus menjalakan tugas dan bertanggung jawab dengan seragamnya. Akhirnya petugas tersebut dengan perasaan terpaksa mengusir orang tua itu. Namun di sebalah saya ada wanita setengah tua yang membela orang tua, wanita itu ingin orang tua tersebut dibiyarkan saja. Akhirnya terjadi keributan di dalam kereta. Kemudian muncul seorang pria, beramput cepak, memakai kaos putih polos. Dia mengaku berasal dari pegawai kereta pusat namun sedang tidak bertugas, kemudian memberikan arahan. Bahwa yang dilakukan petugas tersebut benar, karena dia memiliki tanggung jawab pada atasanya. Jika tidak melakukan pekerjaanya, maka petugas tersebut bisa mendapatkan hukuman. Dari situ kita dapat pelajaran berharga, bahwa kadang peraturan itu tidak sesuai dengan hati nurani, teori tidak selalu bisa diterapkan di lapangan. Perlu pengkajian lebih dalam untuk membuat suatu peraturan yang lebih sempurna.

Jumat, 16 Agustus 2013

Disfungsional Pegawai Negeri Sipil

Posted by Unknown On 22.58 | No comments



Menurut Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, Azwar Abubakar. Terdapat 95%  dari 4,7 juta pegawai negeri sipil tidak berkompeten dalam pekerjaanya. Pendapatan negara dan hibah disepakati Rp 1.529,7 triliun yang terdiri dari penerimaan dalam negeri sebesar Rp 1.525,2 triliun dan penerimaan hibah Rp 4,5 triliun. Sementara belanja negara disepakati Rp 1.683 triliun, yang terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp 1.154,4 triliun dan transfer ke daerah Rp 528,6 Triliun

Pemerintah menganggarkan Rp 112,2 triliun atau 46,5 persen dari total belanja pegawai yang sebesar Rp 241,1 triliun untuk membayarkan gaji dan tunjangan PNS, TNI, dan Polri. Berdasarkan Nota Keuangan RAPBN 2013, jumlah tersebut menunjukkan peningkatan sebesar Rp 10,9 triliun atau 10,7 persen dari pagu dalam APBN-P 2012 yang sebesar Rp 101,3triliun.

Peningkatan tersebut terutama disebabkan kebijakan kenaikan gaji pokok sebesar rata-rata 7 persen serta penyediaan cadangan anggaran untuk mengantisipasi kebutuhan gaji bagi tambahan pegawai baru di instansi pemerintah pusat dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik dan menggantikan pegawai yang memasuki usia pensiun. Selanjutnya, untuk pembayaran honorarium, vakasi, lembur, dan sebagainya, pemerintah dalam RAPBN 2013 mengalokasikan Rp 51,6 triliun atau 21,4 persen dari total belanja pegawai. Jumlah ini menunjukkan peningkatan sebesar Rp 9,9 triliun atau 23,7 persen dibandingkan dengan alokasi dalam APBN-P 2012 sebesar Rp 41,7 triliun. Peningkatan tersebut terutama bersumber dari alokasi anggaran untuk pemberian remunerasi pada beberapa kementerian negara/ lembaga sebagai implikasi dari sasaran pelaksanaan reformasi birokrasi tuntas pada tahun 2013.Sementara itu, alokasi anggaran pada pos kontribusi sosial, yaitu untuk membayar pensiun dan asuransi kesehatan, dalam RAPBN tahun 2013 direncanakan sebesar Rp 77,3 triliun atau 32,1 persen dari totak belanja pegawai. Jumlah ini secara nominal menunjukkan peningkatan sebesar Rp 8,1 triliun atau 11,7 persen dibandingkan dengan alokasinya dalam APBNP 2012. Peningkatan tersebut terutama disebabkan ditempuhnya kebijakan kenaikan pensiun pokok sebesar rata-rata 7 persen.
Data tersebut membuktikan bahwa anggaran untuk belanja pegawai terlalu besar dan tidak sepadan dengan kinerja pegawai. Menurut Guru Besar Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, Prof jusuf irianto. Lebih dari 50% pegawai negeri sipil di Indonesia disfungsional dan hanya membebani APBN saja. Maka dari itu MenPAN akan melakukan reformasi birokrasi dengan memotong jumlah pegawai negeri sipil yang mencapai 4,7 juta di tahun 2012 akan dipangkas menjadi 3,5 juta  saja. Itu berarti akan ada pengurangan sampai 1,2 juta pegawai negeri sipil. Pertambahan PNS tidak hanya zero growth  tetapi minus growth. Dengan melihat jumlah lapangan pekerjaan dalam sektor lembaga publik untuk saat ini, maka jumlah pegawai yang ideal sekitar 3-3,5 juta pegawai negeri sipil. Selain itu untul menghindari kecurangan dalam perekrutan PNS, maka kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara bekerja sama dengan 10 PTN diseluruh Indonesia agar tercapai transparansi dan mendapatkan pegawai yang tepat.
Dari berbagai permasalahan yang menjadikan pegawai negeri sipil tersebut, ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya disfungsional dan tidak berkompeten. Salah satunya tidak tepatnya dalam mengelola manajemen sumber daya manusia dalam sektor publik yang meliputi sebagai berikut :
1.      Perenacanaan
Dalam suatu organinsasi apapun dan dimanapun, proses perencanaan merupakan proses yang pertama dan harus dilakukan. Karena akan menetukan arah dari organisasi tersebut. Begitu juga dalam hal sumberdaya manusia khususnya dalam sektor publik. Melakukan sebuah perencanaan untuk menetukan jumlah pegawai yang disesuaikan dengan jumlah lapangan pekerjaan dalam lembaga pemerintah. Sehigga tidak asal dalam melakukan proses perekrutan pegawai yang pada akhirnya akan menimbulkan disfungsi PNS di Indonesia. Wakil Ketua Tim Independen Komite Reformasi Birokrasi Sofian Effendi menjelakankewenangan pejabat politik dalam pola perekrutan pegawai negeri juga karena alasan pegawai yang dipilih kebanyakan berdasar pertimbangan politik dan bukan diukur dari kompetensi agar mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat. Ini merupakan kekeliruan yang diakibatkan oleh penyalah wewenang dari salah satu aparatur negara yang akan mengakibatkan permasalalahan baru dalam dunia birokrasi.
2.      Job analysis
Melakukan diskripsi dan memecah jenis pekerjaan sehingga dihasilkan berbagai jenis pekerjaan yang terspesifik agar tidak ada tumpang tindih pekerjaan untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Sehingga tidak ada satu fungsi pekerjaan yang dilakukan oleh banyak orang yang menjadikan tidak efisien. Jika sudah memiliki berbagai jenis pekerjaan, kita bisa melakukan proses rekrutmen dan seleksi untuk mengisi jenis pekerjaan tersebut dengan profesional dan sesuai dengan keahliannya. Sedangkan dalam lembaga pemerintahan banyaknya jumlah PNS mengakibatkan tumpang tindih pekerjaan dan menimbulkan tidak efisien.
3.      Rekrutmen dan Seleksi
Proses rekrutmen dan seleksi memiliki fungsi yang sangat berbeda, tetapi saling memiliki keterkaitan satu sama lain. Proses rekrutmen sangat mempengaruhi hasil dari seleksi. Karena proses rekrutmen dapat diasumsikan sebagai input dan seleksi sebgai proses. Jika inputnya salah maka akan menghasilkan output yang jelas. Proses rekrutmen lebih didasarkan pada pencarian calon pelamar kerja. Agar proses rekrutmen tersebut tepat sasaran, maka iklan atau pemberitahuan harus tepat sasaran juga. Contohnya dengan memasang pengumuman diberbagai media.
Beberapa permasalahan sumber daya manusia aparatur Indonesia antara lain rekrutmen yang tidak objektif dan kompetitif, promosi jabatan yang masih tertutup. Masih belum terbangunnya sistem dan budaya kinerja serta level remunerasi yang rendah dan tidak terkait dengan kinerja. “Berbicara dalam proses pengisian jabatan dan rekrutmen pegawai masih terkait dengan kedekatan perseorangan dan korupsi, Demikian dikemukakan Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Prof. Dr. Eko Prasojo
Proses seleksi merupakan lanjutan dari proses rekrutmen. Menurut Prof Jurus Irianto, tidak ada metode seleksi yang terbaik untuk melakukan proses seleksi. Ada cara dengan menyewa psikolog, dan ada juga dengan metode kalender yang dianut oleh para pedagang bangsa china.
Untuk meminimalisir kecurangan proses seleksi calon pegawai negeri sipil, Pemerintah pusat mewacanakan untuk menghapus kewenangan kepala daerah sebagai pejabat yang bertanggung jawab dalam penerimaan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Wakil Ketua Tim Independen Komite Reformasi Birokrasi Sofian Effendi menjelaskan, dicabutnya kewenangan penerimaan PNS dari pejabat tertinggi di suatu daerah ini karena maraknya praktek jual beli kursi PNS yang hingga saat ini tidak terhindarkan. Dia mencontohkan, dalam satu kabupaten kepala daerah meminta tambahan 2.000 pegawai. Berdasarkan data yang dimilikinya, rata-rata pejabat daerah mematok suap Rp150 juta per orang agar diterima menjadi PNS. Pemerintah juga akan bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Negeri untuk melakukan proses seleksi agar transparan dan mendapatkan pegawai yang tepat dan menciptakan good goverment.
4.      Job place
Menempatkan pegawai yang tepat dan sesuai dengan kemampuannya dalam suatu bidang pekerjaan dalam suatu lembaga pemerintahan saat ini memang masih menjadi problem bagi birokrasi. Hal ini lah yang menyebabkan terjadinya disfungsional dan tidak kompeten dalam aparatur negara. Contohnya salah satu kepala dinas kabupaten blitar yang mempunyai latar belakang pendidikan sebagai ilmu pemerintahan ditempatkan dalam dinas BKKBN yang merupakan bukan latar belakan  disiplin ilmu yang beliau kuasai. Dengan azas ‘the right man on the right place’ kita dapat dengan tepat menempatkan pegawai sesuai dengan kehalianya berdasarkan job discribtion tertentu. Namun dalam prakteknya di birokrasi negara indonesia, penempatan jabatan bukan didasarkan pada profesionalisme. Melainkan berdasarkan tarik ulur keperntingan politik. Sehingga disfungsional dan tidak efektifnya aparatur negara tidak dapat dihindari dan menghasilkan kebijakan-kebijakan yang mentah. Sehingga public service menurun dan masyarakat tidak percaya dengan adanya pemerintah.
 
5.      Penilaian kinerja
Dalam suatu organisasi proses penilaian kinerja merupakan proses yang sangat penting. Karena dapat dimaksukan dalam suatu indikator untuk mengukur faktor keberhasilan. Dengan membandingkan sebelum dan sesudah dari hasil kinerja, maka dapat diketahui organisasi itu berhasil atau tidak. Salah satunya menilai suatu kinerja pegawainya. Banyak metode untuk menilai kinerja pegawai. Namun dalam lembaga pemeritah mempunyai indikator-indikator dan standart tertentu dalam melakukan penilain para aparatur negara serta memiliki badan atau lembaga tertentu untuk mengawasi dan menilai para kinerja aparatur negara
6.      Penggajian
Pemberian intensif atau gaji pegawai negeri sipil sudah diatur dalam undang. Jika kita melihat secara umum, penggajian pokok pegawai negeri sipil berdasarkan atas sineoritas pengalaman bekerja dan diberikan setiap bulan. Di dalam organisasi swasta pemberian kinerja juga daoat dilakukan berdasarkan hasil kinerjanya, oleh sebab itu semangat bekerja dalam perusahaan itu tinggi dan persaingan secara sehat pun mudah kita temui. Sedangkan dalam organisasi birokrasi kita sering kita temui para pejabat sering tertangkap tangan sedang berkeliaran di warung saat jam kerja. Karena mereka merasa bekerja keras seperti  apa pun gaji yang dia dapat tetap tidak berubah.
7.      Pelatihan dan pengembangan
Dari informasi proses penilain kinerja, maka dapat diketahui pegawai yang bekerja dibawah standart dan di atas standart. Jika di bawah standart maka perlu diberikan pelatihan agar kinerjanya meningkat meningkat sesuai yang sudah ditentukan. Sedangkan pegawai yang bekerja di atas standart perlu dikembangankan sebagai investasi untuk individu sendiri dan organisasi. Banyak metode pelatihan dan pengembangan, yaitu dengan seminar, kursus, study perpustakaan, dll. Dengan metode dan prosedur yang tepat, maka pelatihan dan pengembangan PNS dapat menghasilkan pegawai yang berkompeten. Menurut Prof Jusuf Irianto, metode yang digunakan untuk pelatihan dan pengembangan aparatur negara kurang efektif. Sehingga hanya menghabiskan uang negara saja. Karena mereka tidak tahu pegawai yang akan diberikan pelatihan dan materi apa yang akan diberikan. Sehingga menghabiskan APBN dan tidak ada hasil.
Manajemen sumber daya manusia di sektor swasta beda dibandingkan dalam sektor publik. Tetapi pada dasarnya memiliki fungsi yang sama dan MSDM dalam sektor publik sudah diatur dalam undang-undang oleh pemerintah pusat. Adapun salah satu faktor eksternal yang sangat mempengaruhi pengelolaan sumber daya manusia, yaitu tekanan politik. Negara Indonesia merupakan negara demokrasi yang kemudian diimplementasikan dalam pemilihan umum. Sehingga pimpinan aparatur negara merupakan hasil proses politik dan akan selalu mendapatkan tekanan politik dari beberapa kepentingan. Karena oranag tersebut tidak akan bisa maju dalam pemilu jika tidak mempunyai kendaraan politik. Dengan logika sederhana saja, jika kita menyewa kendaraan untuk mengantarkan ke suatu tempat, kita harus membayar ongkos. Begitu juga dengan kendaraan politik, mereka harus membayar ongkos yang berwujud suatu kepentingan. Hal ini membuat delimatis para pemimpin yang akan membuat suatu kebijakan. Karena dia harus memikirkan kepentingan golongannya dan sebagai pejabat administrasi negara yang harus mensejahterakan masyarakatnya. Dia harus dapat bernegosiasi politik dengan legeslatif agar kebijakannya disetujui. Dengan adanya negoisasi tersebut lah menyebabkan korupsi. Menurut salah satu situs media KabarNet, Korupsi di Indonesia memang telah merajalela bagai gurita. Korupsi telah ‘biasa’ dilakukan dari tingkat aparat paling redah, Ketua RT, hingga pejabat tinggi negara. Pada 2011 terdapat 436 kasus korupsi dengan jumlah tersangka 1.053 orang. Potensi kerugian negara akibat korupsi ini adalah Rp2,169 triliun. Yang menarik, kebanyakan pelaku korupsi ini memiliki latar belakang pegawai negeri sipil (PNS). Tersangka berlatar belakang pegawai negeri menempati urutan teratas dengan jumlah 239 orang. Diikuti oleh direktur atau pimpinan perusahaan swasta dengan 190 orang, serta anggota DPR/DPRD berjumlah 99 orang. Ada tiga kategori kepala dae­rah melakukan korupsi. Pertama penggunaan APBD untuk kepen­tingan pribadi kepala daerah, Ke­dua adalah penyalahgunaan ke­wenangan yang terkait penga­daan barang dan jasa di daerah.Yang ketiga perselingkuhan antara legislatif dengan eksekutif di daerah. Kepala daerah harus memberikan upeti kepada ang­gota DPRD. Perselingkuhan ini sepertinya menjadi tren baru. Modus korupsi melalui penga­daan barang dan jasa adalah yang paling lumrah dan mudah. Ko­rup­si tipe ini masih konvensional. Tapi jumlahnya banyak. Setidak­nya lebih dari 60 persen kasus ko­rupsi yang ditangani KPK penga­daan barang dan jasa. Penyim­pangannya terjadi pada pengge­lem­bungan harga dan penyalah­gunaan kewenangan.
 
Teori trias politika montesque dengan pemisahan kekuasaan menjadi 3 fungsi, eksekutif, legeslatif dan yudikatif. Diharapakan untuk minimalisir penyalah gunaan wewenang. Namun dalam prakteknya malah menjadi lubung uang tambahan para pejabat negara. Dengan memanfaatkan delimatis eksekutif dan wewenang dari legislaif, timbulah negoisasi politik yang mengantarkanya ke jeruji besi. Selain itu juga dengan semangat otonomi daerah yang baru dan ketidak siapan mental para aparatur negara di daerah. Banyak terjadi kasus korupsi di daerah. Otonomi daerah yang diharapakan dapat mensejahterakan masayarakat daerah malah mensejahterakan pejabat daerah. Otonomi daerah mengalihkan korupsi dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Suatu kebijakan dibuat untuk mensejahterakan masyarakat, namun dalam prakteknya selalu disalah gunakan.  Jika berfikir mendalam, apakah yang salah di birokrasi kita. Apakah mental dan sifat aparaur negara itu? Apakah institusi yang menciptakan suatu peraturan yang membuat para aparatur negara tersebut mengharuskan korupsi?. Problematika ini sangat menarik dikaji dan dapat memberikan masukan untuk pemerintah dalam mengatasi disfungsionalis dan tidak kompeten para aparatur negara.
 
 
 
 
 
 Daftar Pustaka :
http://www.pengumuman-cpns.com/2013/maraknya-praktek-jual-beli-kursi-cpns/#axzz2OvFElSpC
http://www.pengumuman-cpns.com/2013/netralitas-birokrasi-di-indonesia-perlu-diperbaiki/#axzz2OvFElSpC
http://finance.detik.com/read/2012/08/23/150230/1997203/4/ini-2-alasan-pemerintah-naikkan-anggaran-belanja-pegawai
http://cpnsindonesia.com/kurangi-beban-anggaran-pemerintah-harus-berani-pangkas-jumlah-pns.html
http://www.rmol.co/read/2013/02/14/98335/Ssttt,-300-Kepala-Daerah-Terjerat-Kasus-Korupsi-

 

Kamis, 15 Agustus 2013

BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang MasalahUniversitas merupakan sarana pendidikan yang didalamnya terdiri dari berbagai elemen dan  dapat dikatakan sebagai sarana umum yang semua orang dapat mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan dan fasilitas pendidikan dengan berbagai syarat tertentu. Untuk mencapai  pembelajaran yang maksimal, maka harus didukung sarana dan prasarana yang baik dan lingkungan yang kondusif. Di dalam Universitas Airlangga sudah terdapat cukup fasilitas dan prasana untuk menunjang pendidikan, seperti perpustakan dan tempat belajar. Namun belum memiliki lingkungan yang kondusif, karena masih banyak ditemukan sivitas akademik Universitas Airlangga yang masih merokok di dalam lingkungan kampus. Hal itu dapat menimbulkan lingkungan yang baik untuk menunjang pembelajaran yang maksimal. Karena banyak mahasiswa yang tidak merokok terganggu dengan aktifitas warga kampus lainya yang merokok.
Menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia nomer 19 tahun 2003 tentang pengamanan merokok, dijelaskan bahwa bahayanya kandungan rokok yang dapat mengancam kesehatan manusia. Perokok pasif lebih besar resikonya daripada perokok pasif. Secara tidak sadar para perokok tersebut menciptakan penyakit kepada orang disekitarnya. Universitas yang seharusnya untuk mencari pengetahuan, akan menjadi sarang penyakit jika masalah kebiasaan merokok tersebut tidak segera di selesaikan.


Merokok juga dianggap sebagai lambang atau simbol kejantanan bagi berbagai orang. Persepsi gak  gaul kalau tanpa rokok masih mendokterinisasi sebagian besar kaum remaja yang pada akhirnya menjadi kebiasaan karena ketagihan. Di dalam rekok terdapat Nikotin yang merupakan  zat atau bahan senyawa pirrolidin yang terdapat dalam Nikotiana Tabacum, Nicotiana Rustica danspesies lainnya atau sintetisnya yang bersifat adiktif dapat mengakibatkan ketergantungan.Untuk mencapai hight class university, Universitas Airlangga harus sadar tentang permaslahan tersebut. Kampus dengan bebas asap rokok menjadi salah satu kriteria untuk mencapai tersebut. Sadar akan kesehatan manusia dan bahaya merokok dalam lingkungan kampus harus segera dilembagakan, karena kampus merupakan tempat orang menempuh pendidikan pemuda yang merupakan tulang punggung bangsaIndonesia. Jika lingkungan kampus tidak kondusif, maka akan menghasilkan output yang tidak maksimal. Maka dari itu sudah seharusnya semua sivitas akamdemika Universitas Airlangga sadar akan bahaya merokok dan mau menjaga lingkungan kondusif.

1.2 Jenis-jenis rokokRokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan atas bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok.
1.2.1   Rokok berdasarkan bahan pembungkus

.a.     Klobot

Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung

.b.     Kawung

Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren

.c.     Sigaret

Rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.

d.     Cerutu

Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.

1.2.2   Rokok berdasarkan bahan baku atau isi.
a.    Rokok Putih    

 Rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yangdiberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
b.    Rokok Kretek    

 Rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

c.    Rokok Klembak
     Rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

1.2.3   Rokok berdasarkan proses pembuatannya.a.    Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana.b.    Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin. Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam mesin pembuat rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa rokok batangan. Saat ini mesin pembuat rokok telah mampu menghasilkan keluaran sekitar enam ribu sampai delapan ribu batang rokok per menit. Mesin pembuat rokok, biasanya, dihubungkan dengan mesin pembungkus rokok sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa rokok batangan namun telah dalam bentuk pak. Ada pula mesin pembungkus rokok yang mampu menghasilkan keluaran berupa rokok dalam pres, satu pres berisi 10 pak. Sayangnya, belum ditemukan mesin yang mampu menghasilkan SKT karena terdapat perbedaan diameter pangkal dengan diameter ujung SKT. Pada SKM, lingkar pangkal rokok dan lingkar ujung rokok sama besar.Sigaret Kretek Mesin sendiri dapat dikategorikan kedalam 2 bagian :          1.   1. Sigaret Kretek Mesin Full Flavor (SKM FF): rokok yang dalam proses pembuatannya ditambahkan aroma rasa yang khas. Contoh: Gudang Garam International, Djarum Super dan lain-lain.

2.  Sigaret Kretek Mesin Light Mild (SKM LM): rokok mesin yang menggunakan kandungan tar dan nikotin yang rendah. Rokok jenis ini jarang menggunakan aroma yang khas. Contoh: A Mild, Clas Mild, Star Mild, U Mild, L.A. Lights, Surya Slims dan lain-lain.


1.2.4   Rokok berdasarkan penggunaan filtera.   Rokok Filter (RF)R rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabusb.   Rokok Non Filter (RNF)Rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.

1.2.5   Dilihat dari komposisinya :

a.    Bidis
Tembakau yang digulung dengan daun temburni kering dan diikat dengan benang.Tar dan karbon monoksidanya lebih tinggi daripada rokok buatan pabrik. Biasaditemukan di Asia Tenggara dan India.

b.   Cigar
Dari fermentasi tembakau yang diasapi, digulung dengan daun tembakau. Adaberbagai jenis yang berbeda di tiap negara. Yang terkenal dari Havana, Kuba.

c.    Kretek
Campuran tembakau dengan cengkeh atau aroma cengkeh berefek mati rasa dan sakit saluran pernapasan. Jenis ini paling berkembang dan banyak di Indonesia

.d.   Tembakau
langsung ke mulut atau tembakau kunyah juga biasa digunakan di AsiaTenggara dan India. Bahkan 56 persen perempuan India menggunakan jenis kunyah. Adalagi jenis yang diletakkan antara pipi dan gusi, dan tembakau kering yang diisap denganhidung atau mulut.

e.    Shisha atau hubbly bubbly
 Jenis tembakau dari buah-buahan atau rasa buah-buahanyang disedot dengan pipa dari tabung. Biasanya digunakan di Afrika Utara, TimurTengah, dan beberapa tempat di Asia. Di Indonesia, shisha sedang menjamur seperti dikafe-kafe

1.3 Kandungan zat di dalam rokok

Rokok mengandung kurang lebih 4000 lebih elemen-elemen dan setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida. Selain itu, dalam sebatang rokok juga mengandung bahan-bahan kimia lain yang tak kalah beracunnya. Zat-zat beracun yang terdapat dalam rokok antara lain adalah sebagai berikut 

:a.       Karbon monoksida (CO).

Gas CO adalah sejenis gas yang tidak memiliki bau. Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon. Gas CO yang dihasilkan sebatang rokok dapat mencapai 3 – 6%, gas ini dapat di hisap oleh siapa saja. Oleh orang yang merokok atau orang yang terdekat dengan si perokok, atau orang yang berada dalam satu ruangan. Seorang yang merokok hanya akan menghisap 1/3 bagian saja, yaitu arus yang tengah atau mid-stream, sedangkan arus pinggir (side – stream) akan tetap berada diluar. Sesudah itu perokok tidak akan menelan semua asap tetapi ia semburkan lagi keluar. Gas CO mempunyai kemampuan mengikat hemoglobin (Hb) yang terdapat dalam sel darah merah (eritrosit) lebih kuat dibanding oksigen, sehingga setiap ada asap rokok disamping kadar oksigen udara yang sudah berkurang, ditambah lagi sel darah merah akan semakin kekurangan oksigen, oleh karena yang diangkut adalah CO dan bukan O2 (oksigen). Sel tubuh yang menderita kekurangan oksigen akan berusaha meningkatkan yaitu melalui kompensasi pembuluh darah dengan jalan menciut atau spasme. Bila proses spasme berlangsung lama dan terus menerus maka pembuluh darah akan mudah rusak dengan terjadinya proses aterosklerosis (penyempitan). Penyempitan pembuluh darah akan terjadi dimana-mana. Di otak, di jantung, di paru, di ginjal, di kaki, di saluran peranakan, di ari-ari pada wanita hamil

.b.      Nikotin.
Nikotin yang terkandung di dalam asap rokok antara 0.5 – 3 ng, dan semuanya diserap, sehingga di dalam cairan darah atau plasma antara 40 – 50 ng/ml. Nikotin bukan merupakan komponen karsinogenik. Hasil pembusukan panas dari nikotin seperti dibensakridin, dibensokarbasol, dan nitrosamin-lah yang bersifat karsinogenik. Pada paru, nikotin dapat menghambat aktivitas silia. Seperti halnya heroin dan kokain, nikotin juga memiliki karakteristik efek adiktif dan psikoaktif. Perokok akan merasakan kenikmatan, kecemasan berkurang, toleransi dan keterikatan fisik. Hal itulah yang menyebabkan mengapa sekali merokok susah untuk berhenti. Efek nikotin menyebabkan perangsangan terhadap hormon kathekolamin (adrenalin) yang bersifat memacu jantung dan tekanan darah. Jantung tidak diberikan kesempatan istirahat dan tekanan darah akan semakin meninggi, berakibat timbulnya hipertensi. Efek lain merangsang berkelompoknya trombosit (sel pembekuan darah), trombosit akan menggumpal dan akhirnya akan menyumbat pembuluh darah yang sudah sempit akibat asap yang mengandung CO yang berasal dari rokok

.c.       Tar
Tar adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Kadar tar pada rokok antara 0,5-35 mg per batang. Tar merupakan suatu zat karsinogen yang dapat menimbulkan kanker pada jalan nafas dan paru-paru

.d.      Kadmium.
Kadmium adalah zat yang dapat meracuni jaringan tubuh terutama ginjal.e.       Akrolein.
Akrolein merupakan zat cair yang tidak berwarna seperti aldehid. Zat ini sedikit banyak mengandung kadar alcohol. Artinya, akrolein ini adalah alcohol yang cairannya telah diambil. Cairan ini sangat mengganggu kesehatan

.f.       Amoniak.
Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hydrogen. Zat ini tajam baunya dan sangat merangsang. Begitu kerasnya racun yang ada pada ammonia sehingga jika masuk sedikit pun ke dalam peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma.

g.      Asam Format.
Asam format merupakan sejenis cairan tidak berwarna yang bergerak bebas dan dapat membuat lepuh. Cairan ini sangat tajam dan menusuk baunya. Zat ini dapat menyebabkan seseorang seperti merasa digigit semut.

h.      Hidrogen Sianida/HCN.
Hidrogen sianida merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar dan sangat efisien untuk menghalangi pernapasan dan merusak saluran pernapasan. Sianida adalah salah satu zat yang mengandung racun yang sangat berbahaya. Sedikit saja sianida dimasukkan langsung ke dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian

.i.        Nitrous Oxid.
Nitrous oxide merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terhisap dapat menyebabkan hilangnya pertimbangan dan menyebabkan rasa sakit. Nitrous oxide ini adalah sejenis zat yang pada mulanya dapat digunakan sebagai pembius waktu melakukan operasi oleh dokter

.j.        Formaldehid.
Formaldehid adalah sejenis gas tidak berwarna dengan bau tajam. Gas ini tergolong sebagai pengawet dan pembasmi hama. Gas ini juga sangat beracun keras terhadap semua organisme hidup.

k.      Fenol
Fenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat organic seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun dan membahayakan karena fenol ini terikat ke protein dan menghalangi aktivitas enzim

.l.        Asetol
Asetanol adalah hasil pemanasan aldehid (sejenis zat yang tidak berwarna yang bebas bergerak) dan mudah menguap dengan alcohol.

m.    Hidrogen sulfida.
Hidrogen sulfida adalah sejenis gas yang beracun yang gampang terbakar dengan bau yang keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim (zat besi yang berisi pigmen).

n.      Piridin.
Piridin adalah sejenis cairan tidak berwarna dengan bau tajam. Zat ini dapat digunakan mengubah sifat alcohol sebagai pelarut dan pembunuh hama.

o.      Metil Klorida.
Metil klorida adalah campuran dari zat-zat bervalensi satu antara hydrogen dan karbon merupakan unsurnya yang utama. Zat ini adalah senyawa organic yang beracun.p.      Metanol.
Metanol adalah sejenis cairan ringan yang mudah menguap dan mudah terbakar. Meminum atau menghisap methanol mengakibatkan kebutaan dan bahkan kematian.

1.4  Dampak Merokok Bagi TubuhBahaya merokok sering tidak kita sadari, karena damapak atau efek negatif rokok akan nampak dikemudian hari. Banyak orang yang lebih mementingkan gengsi dan kenikmatan sendiri daripada harus menjaga kesehatan diri sendiri atau pun orang lain. Para peneliti menemukan bahwa ada 42.000 perokok pasif yang meninggal setiap tahunnya, dan 900 bayi termasuk di antaranya. Selain itu, ada 600.000 orang yang berpotensi meninggal dunia setiap tahunnya, dan akibatnya ada 6,6 miliar USD kerugian diderita akibat berkurangnya produktifitas.
a.       . Kanker
Kanker merupakan penyakit yang banyak menyebabkan kematian, tetapi sering kita tidak sadari penyebab kanker salah satunya adalah dengan merokok. Merokok bisa menyebabkan kanker paru bagi pria dan wanita. Risiko kematian karena kanker paru 23 kali lebih tinggi pada pria perokok dan 13 kali lebih tinggi pada wanita perokok dibandingkan dengan mereka yang bukan perokok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bukan perokok yang tinggal bersama orang yang merokok memiliki risiko 24% lebih tinggi untuk mengidap kanker paru. Selain itu, orang yang merokok juga bisa menyebabkan Anda mengidap kanker kantung kencing, rongga mulut, pita suaara, serviks, ginjal, pankreas, dan perut.

b.      Jantung
Jantung merupakan organ yang sangat vital bagi tubuh  manusia.  Jantung berfungsi untuk memompa darah keseluruh tubuh. Coba bayangkan saja jika jantung kita rusak akibat dari kebiasaan merokok, atau kita merusak jantung orang yang kita sayangi karena ketidak sadaran akan  bahaya merokok dan lebih mementingkan gengsi atau kenikmatan pribadi. Seseorang yang merokok bisa mengidap penyakit jantung koroner. Penyakit itu merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Ketahuilah bahwa perokok memiliki peluang 2-4 kali lebih tinggi untuk mengidap penyakit jantung dibandingkan dengan orang yang bukan perokok. Semakin banyak rokok yang Anda isap, semakin besar pula kesempatan mengembangkan penyakit jantung atau menderita serangan jantung atau stroke.

c.       Diabetes
Merokok juga bisa meningkatkan risiko terjadinya diabetes. Menurut Cleveland Clinic, merokok bisa menyebabkan komplikasi dari diabetes, seperti penyakit mata, penyakit jantung, stroke, penyakit pembuluh darah, penyakit ginjal, dan masalah pada kaki

.d.      Menimbulkan Kebutaan
Seseorang yang merokok bisa meningkatkan risiko degenerasi makula yaitu penyebab kebutaan yang dialami orangtua. Hasil riset yang dipublikasikan dalam ‘Archives of Ophthalmology’ pada tahun 2007 menunjukkan bahwa orang perokok 4 kali lebih mungkin mengalami degenerasi makula yang merusak makula, pusat retina, dan menghancurkan penglihatan sentral tajam.
e.       Penyakit Mulut
Penyakit mulut juga bisa diderita oleh perokok. Penyakit mulut tersebut, diantaranya kanker mulut, kanker leher, penyakit gigi, dan penyakit pada gigi dan napas.
f.       Gangguan Janin
 Bagi para wanita yang merokok, ketahuilah bahwa merokok bisa berakibat buruk pada kesehatan reproduksi dan janin dalam kandungan dan kehamilan. Selain itu, merokok juga bisa membuat Anda mengalami kemadulan, keguguran, kematian janin, bayi lahir dengan berat badan rendah, dan sindrom kematian mendadak bayi.
g.      Gangguan Pernapasan
 Merokok bisa meningkatkan risiko kematian karena penyakit paru kronis hingga 10 kali lipat. Sekitar 90% kematian karena npenyakit paru kronis yang disebabkan oleh rokok.
h.       Kerontokan Rambut
Perokok berat berisiko tinggi mengalami kerontokan rambut dan berujung pada kebotakan prematur. Kasus ini kebanyakan dialami oleh pria yang terbiasa merokok dalam waktu lama.
i.         Merusak Indra Pengecap
Jika Anda termasuk dalam perokok berat, maka ada kemungkinan akan kehilangan rasa dalam mengecap makanan. Biasanya, para perokok cenderung suka makanan pedas tanpa mengeluh tentang rasanya. Hal tersebut disebabkan karena indra mereka sudah mati.

j.        Dehidrasi
Merokok juga mempengaruhi keseimbangan cairan dalam tubuh. Jadi, perokok berat akan lebih sering merasa haus daripada orang yang tidak merokok. Dampak jangka panjang dehidrasi sendiri yaitu bibir kering, kulit kering, dan gangguan saluran kencing. Itulah bahaya merokok bagi kesehatan yang wajib Anda ketahui. Begitu banyak penyakit yang bisa Anda alami jika terus-menerus membiasakan merokok. Untuk itu, mulailah berhenti merokok secara perlahan demi kesehatan tubuh Anda.

1.5 Dampak  Merokok Bagi Mahasiswaa. 

1. Mengganggu Konsentrasi Belajar

Tugas seorang mahasiswa adalah belajar. Merka harus terus menerus mengasah otaknya agar mampu berproduksi dan berkontribusi bagi dunia pendidikan yang nantinya akan bermanfaat bagi masyrakat lainya. Namun kebiasaan merokok yang tidak bisa dihindari menjadi salah satu problem bagi mahasiswa saat ini. Bukti efek negatif dari kebiasaan merokok kembali diungkap oleh sebuah penelitian.

Para ahli di Inggris menunjukkan bahwa merokok dapat mempercepat penurunan kualitas memori, cara berpikir, dan belajar khususnya di kalangan pria. Temuan ini menambah daftar panjang alasan bagi para perokok untuk segera berhenti. Dalam riset terbaru yang dipublikasikan pada 6 Februari 2012 dalam jurnal Archives of General Psychiatry, Severine Sabia dari University College London beserta rekan-rekannya menganalisis data sekitar 5.100 pria dan lebih dari 2.100 wanita. Penelitian dilakukan dengan cara menilai serta menganalisis responden terkait fungsi mental, seperti memori, pembelajaran, dan pengolahan pikiran.Peneliti menemukan bahwa di kalangan kaum pria, merokok berhubungan dengan merosotnya kemampuan otak yang lebih cepat. Selain itu, penurunan yang lebih masif terjadi pada pria yang terus merokok selama masa penelitian.Selai itu juga penelitian lain Menurut temuan para ahli di Northumbria University, AS, para perokok bisa kehilangan sepertiga dari memorinya.Dalam penelitian ini, sekitar 70 orang berusia 18 hingga 25 tahun dilibatkan dalam tes memori. Peserta diikutsertakan dalam kunjungan ke sebuah museum dan diminta untuk mengingat beberapa hal secara detail.Hasilnya menunjukkan, para perokok mencatat hasil yang buruk, yakni hanya mampu mengingat sekira 59 persen dari total tugas yang diberikan. Mereka yang sudah berhenti merokok mampu mencapai 74 persen, sedangkan peserta yang tidak pernah merokok mampu menyelesaikan hingga 81 persen.

2. Menurukan Performa TubuhBagi mahasiswa yang khususnya belajar tentang pendidikan olah raga, performa tubuh merupakan modal yang paling penting. Karena kesehatan tubuh sangat menunjang dan mendukung untuk  dapat belajar maksimal. Tetapi akibat rokok, tubuh tersebut dapat menurun sehingga akan menyulitkan atau menghambat prestasi belajar. Seorang perokok akan mengalami penurunan fungsi paru-paru yang dapat berimbas pada nafas yang semakin pendek. Bagi mahasiswa olahraga hal itu dapat merugikan mereka sendiri, karena tidak akan bisa maksimal dalam menjalankan praktik langsung.

3. Mengurangi Uang Sakujika membahas masalah kantong mahasiswa tentu saja setiap individu memiliki kemampuan yang bermacam-macam. Tetapi setiap mahasiswa dalam sehari rata-rata mengeluarkan uang 10.000 rupiah untuk membili rokok. Jadi satu bulan mereka akan mengeluarkan uang 300.000 rupiah. Uang tersebut secara tidak sadar kita bakar sendiri untuk menyakiti diri sendiri dan orang laind. Lebih Sulit Sembuh Jika sakitRokok dapat menimbulkan penurunan sistem imun atau kekebalan tubuh. Kandungan dalam rokok meyebabkan rusaknya sel-sel dalam imun. Sehingga jika seseorang sakit, sel-sel tersebut akan mengalmi penuruan untuk melakukan regenerasi. Sehingga tubuh sangat lama untuk sembuh.e. Kecanduandalam rokok terkandung zat nikotin. Nikotin adalah zat kimia yang terkandung secara alami dalam tanaman tembakau. Apabila tembakau dibakar, nikotin berpindah ke dalam asap. Nikotin dikenal oleh otoritas kesehatan masyarakat sebagai zat yang menimbulkan kecanduan dalam asap tembakau. Mahasiswa yang merokok dapat mengalami kecanduan. Sehingga akan sulit meninggalkan rokok. Jika tidak merokok, biasanya akan merasa gelisah dan perasaan yang tidak nyaman.

1.6       Dampak merokok bagi pegawai atau dosen
            a. Mengurangi produktifitasketika kita merokok, para pegawai tersebut membutuhkan waktu luang untuk sekedar menikmati rokok. Karena efek kecanduan dan ruangan yang ber AC, maka biasanya para pegawai tersebut mencuri-curi waktu untuk merokok dalam jam kerja produktif. Hal itu merugikan konsumen yang tudak lain mahasiswa            b. Pelayanan yang menurunPegawai yang kecanduan rokok akan mengalami produktifitas yang menurun, yang berakibatkan turunya pelayanan kepada mahasiswa. Contohnya dalam melakukan pelayanan kepada mahasiswa pada saat jam produtif, ada beberapa pegawai yang karena kecanduanya terhadapa rokok tetap melakukan aktifitas merokok. Ini sangat merugikan para mahasiswa, khususnya mahasiswa yang tidak merokok yang pada akhirnya menjadi perokok pasif dan berisiko lebih tinggi daipada perokok tersebut. Selain itu, perokok akan mengalami bau mulu, bayangkan saja para dosen yang harus berbicara diberbagai forum.



BAB II
    PEMBAHASAN
2.1    Analisis unsur-unsur Pelembagaan berdasarkan model Universum Pelembagaan Easman.
2.1.1   Unsur-unsur Variabel lembaga
a.       Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan kelompok orang yang secara aktif terlibat dalam merumuskan doktrin dan program lembaga,  mengarahkan aktifitas-aktifitas lembaga serta menetapkan dan  membina hubungan-hubungan dengan lingkungannya. Yang dimaksud bagian dari kepemimpinan disini adalah para pegawai atau staf administratif kampus Airlangga yang memiliki kewenangan untuk membuat, menetapkan, dan menjalakan peraturan tersebut.
b.      Doktrin
Merupakan nilai-nilai, tujuan-tujuan, atau metode-metode operasional yang mendasari tindakan sosial, yang menggambarkan citra dan harapan-harapan yang dituju. Doktrin mungkin bisa berwujud sebagai ‘missi dan visi’ organisasi atau lembaga. Dalam inovasi ini kami mendoktrin nilai-nilai tentang sadar akan bahaya merokok dapat merugikan diri sendiri, orang lain dan lingkunga. Dengan inovasi sehat bebas rokok dari universitas airlangga untuk Indonesia. Kampus sebagai tempat kaum intelektual diharapkan dapat menjadi contoh bagi masyarakat Indonesia. Oleh sebab itu seluruh pihak sivitas akademika Universitas Airlangga sadar bahwa mereka adalah panutan bagi masyarakat luar.
c.       Program
Progam adalah aktifitas-aktifitas pelaksanaan dari fungsi yang diemban, atau yang merupakan output dari lembaga tersebut. Progam tersebuat meliputi kebijakan, penerapan kebijakan, sosialisai akan kebijakan dan bahaya merokok, seminar tentang bahaya merokok dan ruangan khusus merokok.
d.      Sumber daya
Sumber daya merupakan input berupa sdm, dana, sarana fisik dan teknologi yang dibutuhkan oleh lembaga dalam menjalankan aktifitasnya. Input dari inovasi ini adalah para simpatisan gerakan anti merokok dari seluruh sivitas akademika universitas airlangga, yaitu dosen, staf, dan mahasiswa yang dapat duduk bersama untuk merumuskan progam tersebut.
e.       Struktur Intern
Struktur organisasi/lembaga berupa wewenang formal dan informal, pembagian kerja, saluran komunikasi dan proses-proses yang dibuat baru atau disusun kembali dari lembaga tersebut dapat berfungsi dan terpelihara keberlangsungannya. Strutur dari program inovasi ini adalah Rektor Universitas Airlangga sebagai penanggung jawab, yang kemudian didelegasikan kepada panitia TIM dari inovasi progam tersebut. TIM tersebut berasal dari dosen, staff, organisasi-organisasi intern kampus dan simpatisan mahasiswa yang peduli terhadap kesehatan lingkungan kampus tanpa rokok. Sedangkan untuk kontrolingnya diserahkan kepada dekan masing-masing fakultas, karena sasaran ini bukan hanya kelompok mahasiswa saja, tetapi dosen dan para staf kampus.


2.1.2   Unsur-unsur (kaitan-kaitan) lingkungan
a.       Enabling linkages
Kaitan yang menghubungkan lembaga tersebut dengan organisasi-organisasi, kelompok-kelompok, individu-individu yang berwenang, kaitan yang memungkinkan lembaga tersebut untuk beroperasi dan berlanjut (kelompok sasaran/beneficiaries), termasuk juga aturan-aturan hukum yang memungkinkan perubahan tersebut berlangsung. Lembaga atau institusi yang dapat sebagai jembatan untuk tercapainya progam tersbut adalah institusi kampus sebagai pembuat regulasi (regulator) dan badan-badan oraganisasi sebagai penghubung kepada mahasiswa sebagai fokus utama. Contoh organisasi ini adalah badan eksekutif mahasiswa universitas airlangga.
b.      Functional linkages
Adalah kaitan-kaitan yang menghubungkan lembaga dengan sumber input dan pemanfaat output (programnya)nya. Insitusi kampus sebagai penghubung lembaga dianggap sangat penting untuk mencapai tujuan tersebut. Karena merupakan insitusi resmi yang memiliki legitimasi dan kewenangan untuk membuat regulasi. Dengan adanya regulasi tersebut maka kita dapat memudahkan inovasi tersebut, karena pada dasarnya inovasi baru itu sulit masuk dalam sebuah kehidupan individu, oleh sebab itu harus dipaksakan yang kemudian akan menjadi kebiasaan individu
c.       Normativ lingkages
kaitan-kaitan yang menghubungkan nilai-nilai lembaga dengan nilai-nilai/norma-norma lingkungannya. Normative linkages ini diperlukan terutama bagi lembaga-lembaga yang membawa nilai-nilai/norma-norma baru, karena dari kaitan-kaitan ini dapat diperoleh dukungan ataupun tentangan (misalnya pesantren). Nilai-nilai dari inovasi ini tentang kesadaran akan bahaya merokok. Individu merokok sebagai kepentingan dan kesanangan individu mengkalim bahwa itu hak mereka, namun dalam inovasi ini kami berpandangan lain. Merokok memang hak setiap individu. Tetapi merokok di tempat pribadi dan tidak mengganggu individu lainya. Lingkungan kampus merupakan tempat umum untuk belajar. Banyak orang yang juga memiliki hak untuk bebas dari asap rokok di lingkungan kampus. Nilai-nilai itu lah yang akandapat berbenturan. Selain itu bagi perokok pasif tentu saja akan menyambut baik inovasi itu.
d.      Diffusional linkages
Kaitan-kaitan yang menghubungkan dengan orang-orang atau kelompok-kelompok  yang tidak terkumpul dalam kelektifitas formal tapi mampu mempengaruhi kedudukan lembaga. Yaitu para produsen rokok yang ada di dalam kampus. Secara tidak langsung akan dapat mempengaruhi penghasilan mereka. Karena jika dilarang merokok dilingkungan kampus, maka penjualanya akan menurun.

2.2    Analisis kondisi awal dengan SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat)Sebelum memulai menjalankan suatu inovasi ke masyarakat, penting kiranya kita menguasai kondisi sekitar kita. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah kita juga harus tahu modal apa yang kita miliki, apa saja ancaman yang kiranya akan kita hadapi selama pengimplementasian, serta kita juga perlu mengeliminir segala kelemahan yang kita miliki demi suksesnya social marketing. Biasanya kegagalan sebuah social marketing disebabkan karena kurangnya penguasaan lapangan, tidak memanfaatkan jaringan (network), serta kurangnya pengelolaan isu. Untuk itu pertama-tama baiknya kita melakukan analisis kondisi awal sebelum kita melakukan social marketing. Kita terlebih dahulu menganalisis empat macam hal, yakni : kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang(opportunity), dan ancaman (threat). Keempat hal tersebut biasa dinamakan sebagai analisis SWOT.Dari empat macam hal diatas kita dapat membaginya  dalam dua kategori, yakni : ekstern dan intern. Strength dan weakness termasuk ke dalam kategori intern karena strength adalah kekuatan, modal, kelebihan yang berasal dari diri yang kita atau organisasi kita miliki begitu juga dengan weakness (kelemahan) yang berasal dari dalam diri kita. Sedangkan opportunity dan threat termasuk ke dalam kategori ekstern karena kedua hal tersebut datangya dari luar. Opportunity merupakan peluang-peluang yang bisa menyukseskan inovasi yang akan kita terapkan, dan opportunity itu diciptakan oleh keadaan atau kondisi di luar kita. Lalu threat merupakan ancaman yang bisa menggagalkan inovasi kita, ancaman tersebut tentunya berasal dari lingkungan luar.Jika dikaitkan dengan inovasi atau program yang akan kami jalankan yaitu mengarahkan atau menghimbau perokok di tempat umum khususnya dilingkungan kampus universitas airlangga agar merokok di tempat yang telah disediakan, maka strength yang kita miliki adalah tentu adanya dukungan besar dari seluruh sivitas akademika Universitas Airlangga dan pemerintah. Masyarakat kampus khususnya mahasiswa memberikan dukungan karena merasa dirugikan kesehatannya bisa terganggu setiap kali mereka berada di dekat perokok pasif. Sedangkan pemerintah berkepentingan dengan upayanya menjadikan rakyat Indonesia bebas dari asap rokok dan apabila jumlah perokok berkurang, itu secara otomatis akan membantu menurunkan jumlah kematian di Indonesia yang disebabkan oleh efek negatif rokok.Kelemahan (Weakness) kita adalah masalah klasik yaitu dana. Untuk inisiasi program ini tentu saja menghabiskan dana yang tidak sedikit. Kekurangan kita adalah masalah dana. Selain dana, kelemahan terbesar kita adalah masih belum kompaknya tim yang akan terjun nanti bertugas menjalankan program tersebut. disamping kedua hal tersebut, kelemahan selanjutnya adalah perihal Sumber Daya Manusia (SDM) yang belum begitu banyak. Kesulitan mendapatkan SDM dikarenakan masih banyak mahasiswa yang menganggap merokok merupakan salah satu lifestyle masa kini.Selanjutnya mengenai opportunity atau peluang dan kesempatan dari pihak luar yang bisa kita manfaatkan untuk kesuksesan program ini. Kami menganalisa dari pengamatan melalui media baik itu media cetak maupun media elektronik, meskipun banyak sivitas akademika Universitas Airlangga yang menjadi perokok aktif, tetapi kami melihat ada secercah harapan karena mulai timbul kesadaran (awarness) di mahasiswa akan bahaya rokok. Meskipun kesadaran itu masih sedikit tetapi dapat kita manfaatkan secara maksimal agar jumlah perokok di lingkungan kampus bisa berkurang dan itu artinya semakin sedikit akan kita jumpai perokok di tempat umum. Selain itu pemerintah juga sempat berencana menaikkan bea cukai rokok. Hal ini bisa dikatakan sebuah peluang karena dengan naiknya cukai rokok maka harga rokok akan jauh berlipat ganda dan daya beli masyarakat terhadap rokok akan menurun. Secara tidak langsung hal tersebut akan membantu mengurangi jumlah perokok secara perlahan-lahan. Adapun berbagai organisasi-organisasi yang terdapat dalam kampus yang juga mengkampanyekan bahaya merokok. Itu dapat menjadi pendukung untuk mensukseskan tujuan tersebutLalu yang terakhir adalah ancaman (threat), ancaman terbesar dari program ini adalah inovasi akan sulit diterima pada fase-fase awal. Hal ini sudah umum sering dirasakan apabila kita sedang berusaha mengubah perilaku (behaviour) dari berbagai sivitas akademika Universitas Airlangga. Jadi tidak heran apabila pada fase awal peluang penolakan atas inisisasi yang kita lakukan sangatlah besar. Selain itu juga perihal infrastruktur dalam artian belum banyak pihak universitas yang menyediakan ruangan khusus merokok di tempat-tempat umum atau lingkungan kampus, bahkan pihak kampus belum memiliki peraturan yang memprioritaskan kesehatan perokok pasif. Hal tersebut sangatlah memprihatinkan. Selain itu ada anggapan dari beberapa kalangan yang berpandangan bahwa merokok pun merupakan salah satu hak asasi manusia, jadi inisiasi ini dianggap melanggar hak asasi manusia. dosen yang mempunyai figur yang kuat untuk diteladani juga mempunyai andil yang besar untuk menyukseskan progam tersbut, namun banyak sekali dosen yang menjadi perokok aktif, ini akan lebih menyulitkan untuk melakukan sosialisasi.

2.3    Memilih Kelompok Sosial yang Perilakunya Hendak Dirubah
  Sebelum kita telaah lebih lanjut mengenai kelompok sosial yang menjadi target dari program atau inovasi ini alangkah baiknya kita mengetahui apa itu kelompok sosial dan apa yang bisa dikatakan sebagai kelompok sosial. Menurut Soerjono Soekanto (1990), kelompok sosial (social group) adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama dan terdapat hubungan-hubungan di dalamnya. Syarat terjadinya kelompok sosial adalah adanya,
(1)          kesadaran para anggota bahwa mereka adalah bagian dari kelompok itu
(2)           ada hubungan timbal balik antar anggota-anggotanya,
(3)          ada faktor pemersatu, misalnya tujuan yang sama, kepentingan yang sama, ideologi yang sama, dll,
(4)          memiliki struktur tertentu
Setelah mengetahui apa itu kelompok sosial, maka sekarang saatnya menentukan siapa saja yang menjadi target sasaran dari program kita ini. Karena program ini mengajak atau menghimbau perokok aktif agar merokok di tempat yang telah disediakan maka dapat kita pastikan bahwa kelompok sosial yang menjadi target program kita ini ada 3 sasaran kelompok-kelompok individu, yaitu dosen, staf atau karyawan dan mahasiswa yang menjadi target utama. Karena sebagian besar elemen dari seluruh sivitas akademik Universitas Airlangga adalah mahasiswa. Mahasiswa juga menjadi perokok aktif terbesar dalam kampus.

2.3 Perubahan Perilaku yang DiharapkanSetelah menentukan kelompok sosial yang menjadi target dari program atau inovasi ini maka perlu kita tetapkan juga target perilaku yang kita harapkan setelah kita melaksanakan inovasi ini. Misi awal yang program ini bawa adalah menuju masyarakat Indonesia yang sehat berawal dari kampus yang sehat. Inovasi ini sekaligus membantu pemerintah dalam menekan angka kematian akibat penyakit kanker, serangan jantung, dan lain-lain di Indonesia. Selain itu juga kampus sebagai tempatnya kaum intelektual sudah selayaknya menjadi contoh bagi masyarakat luas.Perubahan perilaku pertama yang diharapkan adalah munculnya kesadaran publik bahwa merokok itu sama sekali tidak ada manfaatnya dan hanya akan merusak kesehatan diri sendiri serta orang lain. Memang ada anggapan dari beberapa kalangan bahwa merokok itu merupakan hak asasi manusia dan adalah suatu kekeliruan apabila melarang seseorang untuk merokok. Namun yang menjadi pertanyaan dalam pernyataan itu adalah apakah merokok di tempat umum juga melanggar hak asasi manusia orang disekitar kita yang ikut menghirup asap rokok yang perokok keluarkan. Jelas hal tersebut juga melanggar hak perokok pasif untuk mendapatkan udara bersih. Dalam pelaksanaannya, fokus perubahan mesti dipusatkan pada tataran kelompok dan selayaknya berkonsentrasi untuk mempengaruhi norma, peran dan nilai kelompok (French dan Bell, 1994).Perubahan perilaku kedua yang diharapkan adalah apabila harapan perubahan perilaku pertama yang sudah dijelaskan sebelumnya tidak tercapai, maka setidaknya perokok yang sebelumnya sering kita saksikan merokok di tempat-lingkungan kampus yang seharusnya bebas dari asap rokok memiliki kesadaran untuk merokok di tempat yang telah disediakan agar tidak mengganggu orang disekitarnya dengan asap rokok mereka. perokok aktif dan perokok pasif sama-sama memiliki resiko untuk menderita penyakit yang disebabkan oleh rokok. Jadi tidak heran banyak masyarakat yang kesal apabila ada orang yang merokok di tempat umum. Perokok di tempat umum merasakan nikmatnya rokok sendiri namun sakitnya dibagi-bagi kepada perokok pasif.2.4 Manfaat dan Hambatan dalam Mengubah PerilakuSebetulnya sudah jelas bagi kita semua bahwa merokok itu lebih banyak membawa dampak yang negatif dan sama sekali tidak ada dampak positifnya bagi kesehatan tubuh kita, kalaupun ada itu mungkin hanya sedikit manfaatnya. Mungkin sebagian dari kita tidak peduli dengan para perokok (aktif) yang merokok ditempat umum, tapi sebetulnya hal itu sangat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh kita yang berada disekitarnya. Selain dapat mengganggu kesehatan tubuh kita, merokok di tempat umum dapat mengganggu kenyamanan orang lain. Padahal perokok pasif lebih berbahaya daripada perokok aktif. Sehingga perokok aktif secara tidak langsung akan mencemari udara  disekitar dan mengganggu kenyamanan orang lain. Oleh sebab itu alangkah baiknya jika perokok aktif mau untuk tidak merokok di lingkungas kampus atau mau untuk merokok ditempat yang sudah disediakan khusus untuk merokok (smoking area) agar orang lain tidak merasa terganggu dengan keberadaan para perokok.
Dengan adanya program/inovasi seperti ini, maka diharapkan bisa meminimalisir dampak-dampak negatif dari bahaya merokok tersebut. Manfaat lain dari program atau inovasi ini antara lain para perokok yang sering terlihat merokok di fasilitas lingkungan kampus menjadi berkurang karena mereka telah merokok di ruang atau tempat yang disediakan, sehingga dapat mengurangi polusi udara dan udara menjadi lebih bersih dan segar. Selain itu program ini juga bisa menyadarkan masyarakat Indonesia untuk lebih memperhatikan kesehatan baik kesehatan diri sendiri maupun kesehatan orang lain disekitarnya, serta mampu menjaga kelestarian lingkungan.Kebiasaan merokok bagi kebanyakan sivitas akademika Universitas Airlangga sudah menjadi hal yang biasa baik dikalangan tua-muda, pria-wanita. Mengubah pola perilaku individu yang sudah menjamur ini adalah hal yang sangat sulit. Memang tidak mudah untuk  mengubah kebiasaan yang bahkan sudah popular dikalangan  anak-anak. Dibutuhkan waktu yang sangat lama untuk mengubahnya serta yang paling penting adalah kesadaran individu akan bahaya dari merokok. Karena itu dibutuhkan komitmen yang kuat dari para perokok.
Oleh karena itulah program/inovasi ini akan sangat membantu seluruh warga Universitas Arilangga untuk lebih mengetahui bahwa merokok di tempat-tempat umum akan merugikan orang lain juga. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya tentang bahaya dari rokok dan juga  manfaat dari program ini. Namun untuk mewujudkan program ini, banyak sekali hambatan-hambatan yang muncul. Hambatan-hambatan tersebut ada yang disebabkan oleh factor dari dalam (internal) dan ada yang disebabkan oleh factor dari luar (ekstern).
Hambatan yang datang dari dalam yaitu hambatan yang muncul dari dalam diri perokok tersebut, seperti: kurangnya kesadaran individu akan pentingnya hidup sehat; adanya anggapan dari kebanyakan mahasiswa yang masih  pemuda bahwa merokok itu “keren” sehingga bagi orang yang tidak merokok dianggap “cupu”; rasa malas perokok untuk merokok ditempat yang seharusnya (smoking area).
Sedangkan hambatan yang datang dari luar yaitu masalah yang berkaitan dengan pemerintah, aturan/hukum, dan lingkungan sekitar. Antara lain yaitu: kurangnya tenaga Sumber Daya Manusia untuk mewujudkan program ini; masalah yang sebetulnya ada dimana-mana yaitu masalah dana atau financial; tidak ada/lemahnya hukum yang melarang untuk merokok ditempat-tempat umum; produsen rokok tidak senang dengan program ini karena dianggap akan merugikan usahanya; serta ketidaktegasan pemerintah dalam upaya mengurangi jumlah perokok di Indonesia (belum ada semangat untuk itu). Pada dasarnya kesadaran dan komitmen dari para perokok adalah hal yang paling utama yang akan menyukseskan program/inovsi ini. Namun dukungan dari pihak-pihak lain baik pemerintah maupun swasta juga mempengaruhi sukses tidaknya program ini.Masih banyaknya dosen yang merokok juga menjadi hambatan dala inovasi ini. Kecanduan rokok yang dialami dosen membuat semakin sulitnya untuk membuat tentang peraturan bebas merokok. Karena mereka secara tidak langsung akan mengintervensi dala pembuatan peraturan tersebut demi kepentingan pribadi. Selain itu dosen sebagai panutan bagi mahasiswanya juga harus ikut andil dalam kamapanye anti rokok.2.5 Strategi Social MarketingMenurut Sjahfrizal strategi adalah cara untuk mencapai tujuan berdasarkan analisa terhadap faktor internal dan eksternal. Pada bahasan kali ini akan dipaparkan secara singkat bagaimana strategi-strategi yang sudah dirancang untuk melaksanakan proses social marketing dari program mengubah perilaku perokok yang kerap merokok di tempat umum. Berikut ini adalah strategi kongkrit untuk menyukseskan progam kawasan publik bebas asap rokok:
2.5.1   Membuat atau menyusun peraturan tetang bebas asap rokok
a.    Bekerja sama dengan pihak kampus untuk membentuk peraturan bebas merokok.
b.    Peraturan tersebut meliputi seluruh tata cara dan penggunaan fasilitas dalam lingkungan kampus bebas merokok.
c.    Peraturan tersebut terdapat sanksi bagi warga kampus jika melanggar.
d.   Peraturan tersebut  berlaku pada seluruh sivitas akademika universitas Airlangga.
2.5.2   Sosialisasi tentang peraturan bebas merokok
a.   Sosialisasi tersebut dilakukan selama 3 bulan.
b.  Jika ada yang melanggar selama sosialisasi, perokok tersebut diberi teguran secara lisan.
c.   Memasang poster dan iklan  di tempat-tepat strategis di dalam lingkungan kampus.
d.  Memberikan selebaran-selebaran tetang bahaya merokok.
e.   Gambar contoh poster
2.5.3   Memberikan ruang bebas rokok.
Tempat ini diberikan kepada pengguna fasilitas kampus dan seluruh sivitas akademika Universitas Airlangga untuk merokok bersama. Ruangan ini di deseign khusus untuk para perokok agar asapnya tidak mengganggu orang lain
2.5.4   Menegakan peraturan
Ini dilikakukan setelah 3 bulan sosialisasi, yaitu dengan memberikan sanksi kepada pengunjung yang merokok dengan membayar retribusi yang sudah ditentukan. Penegakan pertama dilakukan kepada para dosen dan staf univeristas airlangga. Hal ini sangat penting, karena mereka sebagai pelayan dan petugas kampus, sehingga dapat dijadikan sebagai panutan bagi mahasiswa. Jika dosenya merokok, maka mahasiswa juga sulit untuk dikendalikan. Dosen manjadi salah steak holder yang sangat berperan penting dala suksesnya progam ini.
2.5.5 Membentuk sebuah perkumpulan atau organisasi yang memiliki tujuan yang sama tentang bebas merokok. Hal ini sangat diperlukan untuk membantu mengkampanyekan kampus bebas merokok. Dengan adanya komunitas tersebut, maka dapat mengadakan seminar-seminar tentang bebas merokok.


2.6 Evaluasi ProgramSelanjutnya setelah menetapkan beberapa strategi social marketing, penting kiranya untuk kita melakukan evaluasi secara berkala dan kontinyu atas inovasi yang sudah kita jalankan karena untuk mengubah kebiasaan atau perilaku masyarakat itu tidaklah mudah. Melainkan memerlukan waktu yang cukup lama sampai pada akhirnya gagasan atau inovasi itu diterima oleh masyarakat. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi social marketing secara tetap dan kontinyu untuk memastikan bahwa inovasi yang kita tanamkan ke masyarakat berjalan dengan baik.
Untuk program atau inovasi kami ini evaluasi yang kami lakukan adalah terjun langsung ke lapangan untuk memastikan langkah-langkah atau strategi yang kita terapkan sudah berjalan. Selanjutnya kita bisa mengamati perilaku atau kebiasaan masyarakat apakah sudah berbeda dengan sebelum kita melaksanakan inovasi. Hal yang penting lainnya adalah kita harus selalu siap sedia menerima kritik atau saran dari seluruh sivitas akademika Universitas Airlangga tentang inovasi yang kita terapkan ini. Kritik, saran, dan masukan akan sangat berguna untuk penyempurnaan inovasi yang sudah berjalan.




BAB III
Penutup
3.1 KesimpulanMerokok merupakan hak bagi setiap individu, tetapi bebas dari bahaya merokok juga hak individu. Merokok dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Maka dari itu seharunya tidak merokok di lingkungan umum. Karena mengganggu individu-individu lain. Inovasi atau gagasan perlu diimplementasikan secara nyata dan secara umum sebuah nilai-nilai baru akan sulit diterima oleh masyarakat sehingga memerlukan sebuah strategi bagi suatu inovasi atau perubahan yang hendak ditanamkan ke masyarakat, social marketing bisa menjadi cara untuk mengubah perilaku dan kebiasaan yang sudah lama terdapat di masyarakat. Belajar dari kesuksesan beberapa pihak swasta dalam memasarkan produk mereka melalui mekanisme social marketing.Berdasarkan beberapa kisah sukses dari swasta tersebut maka sektor publik pun tidak haram untuk mengadopsi cara-cara yang dilakukan pihak swasta tersebut untuk masuk ke ranah publik yang kesannya jauh lebih formalitas. Cara pemasaran program tersebut sama dengan cara pihak swasta memasarkan produknya. Diperlukan pola komunikasi dan interaksi yang baik dengan masyarakat agar social marketing bisa berjalan dengan baik. Selama ini social marketing tidak selalu mulus atau berhasil dalam fungsinya mengubah perilaku atau kebiasaan individu. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan serta tidak mantapnya penguasaan lapangan serta pengelolaan isu menjadi kendala yang berarti selama proses social marketing.
Inovasi yang kami akan jalankan juga menggunakan prinsip-prinsip yang pada lazimnya dipakai dalam social marketing seperti analisis SWOT, memilih kelompok sosial yang perilakunya hendak diubah, menetapkan perubahan yang diharapkan, mengidentifikasi hambatan dan manfaat dalam mengubah perilaku,  menerapkan strategi social marketing, dan terakhir mengevaluasi berjalannya program secara berkala karena seperti yang telah dikatakan pada bab sebelumnya bahwa untuk mengubah perilaku dan kebiasaan yang sudah hidup di masyarakat selama bertahun-tahun tentu bukan suatu pekerjaan yang mudah, karena itu perlu melakukan evaluasi secara terus menerus untuk memastikan bahwa social marketing berjalan sesuai dengan yang diharapkan.Dengan menggunakan tekhnik social marketing di atas, kami memiliki inovasi untuk merubah perilaku perokok kampus agar sadar tentang bahaya merokok. Sasaran kami adalah seluruh warga kampus yang meliputi dosen, staf atau karyawan, petugas, dan khususnya mahasiswa yang  aktif merokok. Dengan seluruh peran dan dukukungan dari steak holder Universitas Airlangga, diharapkan dapat menyukseskan inovasi hidup sehat bebas rokok dari Univeritas Airlangga untuk Indonesia.
Input dari inovasi ini adalah para pembuat regulasi resmi atau lembaga yang mempunyai wewenang untuk membuat peraturan dilingkungan kampus sebagai input dari sumber daya manusia. Dana sebagai faktor penunjang dapat berasal dari sponsor dan intitusi Univeritas Airlangga. Sedangkan untuk prosenya adalah rancangan peraturan dan rancangan kerja yang dikaitkan dengan sumber daya manusia dan dana. Sehingga akan menghasilkan output sebuah kebijakan atau peraturan dan progam kerja dari inovasi tersebut. Dengan adanya regulasi yang bersifat memaksa, maka diharapkan dapat mengurngai penggunaan rokok dikalangan kampus dan pada akhirnya akan menimbulkan kesadaran akan bahaya merokok. Sehingga akan tercipta lingkungan univeritas Airlangga yang sehat tanpa merokok serta dapat memaksimalkan belajar mengajar dan menjadi contoh bagi seluruh masyarkat Indonesia








Daftar Pustaka
Dari Buku :

                Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.Wendell L French; Cecil Bell. 1994. Organization development: behavioral science interventions for organization improvement. NJ: Prentice-Hal

Dari Web :
          http://www.deherba.com/tujuh-hal-yang-perlu-anda-ketahui-tentang-bahaya-rokok.html#ixzz2X62Xk (diakses pada tanggal 15 juni 2013)http://ciricara.com/2013/01/25/10-bahaya-merokok-yang-wajib-anda-ketahui/.(diakses pada tanggal 15 juni 2013)

               http://health.kompas.com/read/2011/09/22/11521763/Rokok.Curi.Sepertiga.Daya.Ingat. (diakses pada tanggal 15 juni 2013)http://pedulikesehatan.hostei.com/index.php?p=1_10. (diakses pada tanggal 15 juni 2013)http://id.wikipedia.org/wiki/Rokok. (diakses pada tanggal 15 juni 2013)