Menurut Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, Azwar
Abubakar. Terdapat 95% dari 4,7 juta
pegawai negeri sipil tidak berkompeten dalam pekerjaanya. Pendapatan negara dan
hibah disepakati Rp 1.529,7 triliun yang terdiri dari penerimaan dalam negeri
sebesar Rp 1.525,2 triliun dan penerimaan hibah Rp 4,5 triliun. Sementara
belanja negara disepakati Rp 1.683 triliun, yang terdiri dari belanja
pemerintah pusat sebesar Rp 1.154,4 triliun dan transfer ke daerah Rp 528,6 Triliun
Pemerintah menganggarkan Rp 112,2 triliun atau 46,5 persen
dari total belanja pegawai yang sebesar Rp 241,1 triliun untuk membayarkan gaji
dan tunjangan PNS, TNI, dan Polri. Berdasarkan Nota Keuangan RAPBN 2013, jumlah tersebut
menunjukkan peningkatan sebesar Rp 10,9 triliun atau 10,7 persen dari pagu
dalam APBN-P 2012 yang sebesar Rp 101,3triliun.
Peningkatan tersebut terutama disebabkan
kebijakan kenaikan gaji pokok sebesar rata-rata 7 persen serta penyediaan
cadangan anggaran untuk mengantisipasi kebutuhan gaji bagi tambahan pegawai
baru di instansi pemerintah pusat dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan
publik dan menggantikan pegawai yang memasuki usia pensiun. Selanjutnya, untuk pembayaran honorarium, vakasi,
lembur, dan sebagainya, pemerintah dalam RAPBN 2013 mengalokasikan Rp 51,6
triliun atau 21,4 persen dari total belanja pegawai. Jumlah ini menunjukkan
peningkatan sebesar Rp 9,9 triliun atau 23,7 persen dibandingkan dengan alokasi
dalam APBN-P 2012 sebesar Rp 41,7 triliun. Peningkatan
tersebut terutama bersumber dari alokasi anggaran untuk pemberian remunerasi
pada beberapa kementerian negara/ lembaga sebagai implikasi dari sasaran
pelaksanaan reformasi birokrasi tuntas pada tahun 2013.Sementara itu, alokasi
anggaran pada pos kontribusi sosial, yaitu untuk membayar pensiun dan asuransi
kesehatan, dalam RAPBN tahun 2013 direncanakan sebesar Rp 77,3 triliun atau
32,1 persen dari totak belanja pegawai. Jumlah
ini secara nominal menunjukkan peningkatan sebesar Rp 8,1 triliun atau 11,7 persen
dibandingkan dengan alokasinya dalam APBNP 2012. Peningkatan tersebut terutama
disebabkan ditempuhnya kebijakan kenaikan pensiun pokok sebesar rata-rata 7
persen.
Data
tersebut membuktikan bahwa anggaran untuk belanja pegawai terlalu besar dan
tidak sepadan dengan kinerja pegawai. Menurut Guru Besar Fakultas Ilmu sosial
dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, Prof jusuf irianto. Lebih dari 50%
pegawai negeri sipil di Indonesia disfungsional dan hanya membebani APBN saja.
Maka dari itu MenPAN akan melakukan reformasi birokrasi dengan memotong jumlah
pegawai negeri sipil yang mencapai 4,7 juta di tahun 2012 akan dipangkas
menjadi 3,5 juta saja. Itu berarti akan
ada pengurangan sampai 1,2 juta pegawai negeri sipil. Pertambahan PNS tidak
hanya zero growth tetapi minus growth.
Dengan melihat jumlah lapangan pekerjaan dalam sektor lembaga publik untuk saat
ini, maka jumlah pegawai yang ideal sekitar 3-3,5 juta pegawai negeri sipil.
Selain itu untul menghindari kecurangan dalam perekrutan PNS, maka kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara bekerja sama dengan 10 PTN diseluruh Indonesia
agar tercapai transparansi dan mendapatkan pegawai yang tepat.
Dari
berbagai permasalahan yang menjadikan pegawai negeri sipil tersebut, ada
beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya disfungsional dan tidak
berkompeten. Salah satunya tidak tepatnya dalam mengelola manajemen sumber daya
manusia dalam sektor publik yang meliputi sebagai berikut :
1. Perenacanaan
Dalam suatu organinsasi apapun dan
dimanapun, proses perencanaan merupakan proses yang pertama dan harus
dilakukan. Karena akan menetukan arah dari organisasi tersebut. Begitu juga
dalam hal sumberdaya manusia khususnya dalam sektor publik. Melakukan sebuah
perencanaan untuk menetukan jumlah pegawai yang disesuaikan dengan jumlah
lapangan pekerjaan dalam lembaga pemerintah. Sehigga tidak asal dalam melakukan
proses perekrutan pegawai yang pada akhirnya akan menimbulkan disfungsi PNS di
Indonesia. Wakil Ketua Tim Independen Komite
Reformasi Birokrasi Sofian Effendi menjelakankewenangan pejabat politik
dalam pola perekrutan pegawai negeri juga karena alasan pegawai yang dipilih
kebanyakan berdasar pertimbangan politik dan bukan diukur dari kompetensi agar
mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat. Ini merupakan kekeliruan yang
diakibatkan oleh penyalah wewenang dari salah satu aparatur negara yang akan
mengakibatkan permasalalahan baru dalam dunia birokrasi.
2.
Job analysis
Melakukan diskripsi dan memecah
jenis pekerjaan sehingga dihasilkan berbagai jenis pekerjaan yang terspesifik
agar tidak ada tumpang tindih pekerjaan untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
Sehingga tidak ada satu fungsi pekerjaan yang dilakukan oleh banyak orang yang
menjadikan tidak efisien. Jika sudah memiliki berbagai jenis pekerjaan, kita
bisa melakukan proses rekrutmen dan seleksi untuk mengisi jenis pekerjaan
tersebut dengan profesional dan sesuai dengan keahliannya. Sedangkan dalam
lembaga pemerintahan banyaknya jumlah PNS mengakibatkan tumpang tindih pekerjaan
dan menimbulkan tidak efisien.
3.
Rekrutmen dan Seleksi
Proses rekrutmen dan seleksi
memiliki fungsi yang sangat berbeda, tetapi saling memiliki keterkaitan satu
sama lain. Proses rekrutmen sangat mempengaruhi hasil dari seleksi. Karena
proses rekrutmen dapat diasumsikan sebagai input dan seleksi sebgai proses.
Jika inputnya salah maka akan menghasilkan output yang jelas. Proses rekrutmen
lebih didasarkan pada pencarian calon pelamar kerja. Agar proses rekrutmen
tersebut tepat sasaran, maka iklan atau pemberitahuan harus tepat sasaran juga.
Contohnya dengan memasang pengumuman diberbagai media.
Beberapa
permasalahan sumber daya manusia aparatur Indonesia
antara lain rekrutmen yang tidak objektif dan kompetitif, promosi jabatan yang
masih tertutup. Masih belum terbangunnya sistem dan budaya kinerja serta level
remunerasi yang rendah dan tidak terkait dengan kinerja. “Berbicara dalam
proses pengisian jabatan dan rekrutmen pegawai masih terkait dengan kedekatan
perseorangan dan korupsi, Demikian dikemukakan Wakil Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Prof. Dr. Eko Prasojo
Proses seleksi merupakan lanjutan
dari proses rekrutmen. Menurut Prof Jurus Irianto, tidak ada metode seleksi
yang terbaik untuk melakukan proses seleksi. Ada cara dengan menyewa psikolog,
dan ada juga dengan metode kalender yang dianut oleh para pedagang bangsa
china.
Untuk meminimalisir kecurangan
proses seleksi calon pegawai negeri sipil, Pemerintah
pusat mewacanakan untuk menghapus kewenangan kepala daerah sebagai pejabat yang
bertanggung jawab dalam penerimaan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Wakil Ketua Tim Independen Komite Reformasi Birokrasi Sofian Effendi
menjelaskan, dicabutnya kewenangan penerimaan PNS dari pejabat tertinggi di suatu daerah ini karena
maraknya praktek jual beli kursi PNS yang hingga saat ini tidak terhindarkan. Dia mencontohkan, dalam satu kabupaten kepala daerah
meminta tambahan 2.000 pegawai. Berdasarkan data yang dimilikinya, rata-rata
pejabat daerah mematok suap Rp150 juta per orang agar diterima menjadi PNS. Pemerintah juga akan
bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Negeri untuk melakukan proses seleksi agar
transparan dan mendapatkan pegawai yang tepat dan menciptakan good goverment.
4.
Job place
Menempatkan pegawai yang tepat dan
sesuai dengan kemampuannya dalam suatu bidang pekerjaan dalam suatu lembaga
pemerintahan saat ini memang masih menjadi problem bagi birokrasi. Hal ini lah
yang menyebabkan terjadinya disfungsional dan tidak kompeten dalam aparatur
negara. Contohnya salah satu kepala dinas kabupaten blitar yang mempunyai latar
belakang pendidikan sebagai ilmu pemerintahan ditempatkan dalam dinas BKKBN
yang merupakan bukan latar belakan
disiplin ilmu yang beliau kuasai. Dengan azas ‘the right man on the
right place’ kita dapat dengan tepat menempatkan pegawai sesuai dengan
kehalianya berdasarkan job discribtion tertentu. Namun dalam prakteknya di
birokrasi negara indonesia, penempatan jabatan bukan didasarkan pada
profesionalisme. Melainkan berdasarkan tarik ulur keperntingan politik.
Sehingga disfungsional dan tidak efektifnya aparatur negara tidak dapat
dihindari dan menghasilkan kebijakan-kebijakan yang mentah. Sehingga public
service menurun dan masyarakat tidak percaya dengan adanya pemerintah.
5.
Penilaian kinerja
Dalam suatu organisasi proses
penilaian kinerja merupakan proses yang sangat penting. Karena dapat dimaksukan
dalam suatu indikator untuk mengukur faktor keberhasilan. Dengan membandingkan
sebelum dan sesudah dari hasil kinerja, maka dapat diketahui organisasi itu
berhasil atau tidak. Salah satunya menilai suatu kinerja pegawainya. Banyak
metode untuk menilai kinerja pegawai. Namun dalam lembaga pemeritah mempunyai indikator-indikator
dan standart tertentu dalam melakukan penilain para aparatur negara serta
memiliki badan atau lembaga tertentu untuk mengawasi dan menilai para kinerja
aparatur negara
6.
Penggajian
Pemberian intensif atau gaji
pegawai negeri sipil sudah diatur dalam undang. Jika kita melihat secara umum,
penggajian pokok pegawai negeri sipil berdasarkan atas sineoritas pengalaman
bekerja dan diberikan setiap bulan. Di dalam organisasi swasta pemberian
kinerja juga daoat dilakukan berdasarkan hasil kinerjanya, oleh sebab itu
semangat bekerja dalam perusahaan itu tinggi dan persaingan secara sehat pun
mudah kita temui. Sedangkan dalam organisasi birokrasi kita sering kita temui
para pejabat sering tertangkap tangan sedang berkeliaran di warung saat jam
kerja. Karena mereka merasa bekerja keras seperti apa pun gaji yang dia dapat tetap tidak
berubah.
7.
Pelatihan dan pengembangan
Dari informasi proses penilain
kinerja, maka dapat diketahui pegawai yang bekerja dibawah standart dan di atas
standart. Jika di bawah standart maka perlu diberikan pelatihan agar kinerjanya
meningkat meningkat sesuai yang sudah ditentukan. Sedangkan pegawai yang
bekerja di atas standart perlu dikembangankan sebagai investasi untuk individu
sendiri dan organisasi. Banyak metode pelatihan dan pengembangan, yaitu dengan
seminar, kursus, study perpustakaan, dll. Dengan metode dan prosedur yang
tepat, maka pelatihan dan pengembangan PNS dapat menghasilkan pegawai yang
berkompeten. Menurut Prof Jusuf Irianto, metode yang digunakan untuk pelatihan
dan pengembangan aparatur negara kurang efektif. Sehingga hanya menghabiskan
uang negara saja. Karena mereka tidak tahu pegawai yang akan diberikan
pelatihan dan materi apa yang akan diberikan. Sehingga menghabiskan APBN dan
tidak ada hasil.
Manajemen sumber daya manusia di
sektor swasta beda dibandingkan dalam sektor publik. Tetapi pada dasarnya
memiliki fungsi yang sama dan MSDM dalam sektor publik sudah diatur dalam
undang-undang oleh pemerintah pusat. Adapun salah satu faktor eksternal yang
sangat mempengaruhi pengelolaan sumber daya manusia, yaitu tekanan politik.
Negara Indonesia merupakan negara demokrasi yang kemudian diimplementasikan
dalam pemilihan umum. Sehingga pimpinan aparatur negara merupakan hasil proses
politik dan akan selalu mendapatkan tekanan politik dari beberapa kepentingan.
Karena oranag tersebut tidak akan bisa maju dalam pemilu jika tidak mempunyai
kendaraan politik. Dengan logika sederhana saja, jika kita menyewa kendaraan
untuk mengantarkan ke suatu tempat, kita harus membayar ongkos. Begitu juga
dengan kendaraan politik, mereka harus membayar ongkos yang berwujud suatu
kepentingan. Hal ini membuat delimatis para pemimpin yang akan membuat suatu
kebijakan. Karena dia harus memikirkan kepentingan golongannya dan sebagai
pejabat administrasi negara yang harus mensejahterakan masyarakatnya. Dia harus
dapat bernegosiasi politik dengan legeslatif agar kebijakannya disetujui.
Dengan adanya negoisasi tersebut lah menyebabkan korupsi. Menurut salah satu
situs media KabarNet, Korupsi di Indonesia memang telah merajalela bagai
gurita. Korupsi telah ‘biasa’ dilakukan dari tingkat aparat paling redah, Ketua
RT, hingga pejabat tinggi negara. Pada 2011 terdapat 436 kasus
korupsi dengan jumlah tersangka 1.053 orang. Potensi
kerugian negara akibat
korupsi ini adalah Rp2,169 triliun. Yang menarik, kebanyakan pelaku
korupsi ini memiliki latar belakang pegawai negeri sipil (PNS). Tersangka
berlatar belakang pegawai negeri menempati urutan teratas dengan jumlah 239
orang. Diikuti oleh direktur atau pimpinan perusahaan swasta dengan 190 orang,
serta anggota
DPR/DPRD berjumlah 99 orang. Ada
tiga kategori kepala daerah melakukan korupsi. Pertama penggunaan APBD untuk
kepentingan pribadi kepala daerah, Kedua adalah penyalahgunaan kewenangan
yang terkait pengadaan barang dan jasa di daerah.Yang ketiga perselingkuhan
antara legislatif dengan eksekutif di daerah. Kepala daerah harus memberikan
upeti kepada anggota DPRD. Perselingkuhan ini sepertinya menjadi tren baru. Modus
korupsi melalui pengadaan barang dan jasa adalah yang paling lumrah dan mudah.
Korupsi tipe ini masih konvensional. Tapi jumlahnya banyak. Setidaknya lebih
dari 60 persen kasus korupsi yang ditangani KPK pengadaan barang dan jasa. Penyimpangannya
terjadi pada penggelembungan harga dan penyalahgunaan kewenangan.
Teori trias politika montesque dengan
pemisahan kekuasaan menjadi 3 fungsi, eksekutif, legeslatif dan yudikatif.
Diharapakan untuk minimalisir penyalah gunaan wewenang. Namun dalam prakteknya
malah menjadi lubung uang tambahan para pejabat negara. Dengan memanfaatkan
delimatis eksekutif dan wewenang dari legislaif, timbulah negoisasi politik
yang mengantarkanya ke jeruji besi. Selain itu juga dengan semangat otonomi
daerah yang baru dan ketidak siapan mental para aparatur negara di daerah.
Banyak terjadi kasus korupsi di daerah. Otonomi daerah yang diharapakan dapat
mensejahterakan masayarakat daerah malah mensejahterakan pejabat daerah.
Otonomi daerah mengalihkan korupsi dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.
Suatu kebijakan dibuat untuk mensejahterakan masyarakat, namun dalam prakteknya
selalu disalah gunakan. Jika berfikir
mendalam, apakah yang salah di birokrasi kita. Apakah mental dan sifat aparaur
negara itu? Apakah institusi yang menciptakan suatu peraturan yang membuat para
aparatur negara tersebut mengharuskan korupsi?. Problematika ini sangat menarik
dikaji dan dapat memberikan masukan untuk pemerintah dalam mengatasi
disfungsionalis dan tidak kompeten para aparatur negara.
Daftar Pustaka :
http://www.pengumuman-cpns.com/2013/maraknya-praktek-jual-beli-kursi-cpns/#axzz2OvFElSpC
http://www.pengumuman-cpns.com/2013/netralitas-birokrasi-di-indonesia-perlu-diperbaiki/#axzz2OvFElSpC
http://finance.detik.com/read/2012/08/23/150230/1997203/4/ini-2-alasan-pemerintah-naikkan-anggaran-belanja-pegawai
http://cpnsindonesia.com/kurangi-beban-anggaran-pemerintah-harus-berani-pangkas-jumlah-pns.html
http://www.rmol.co/read/2013/02/14/98335/Ssttt,-300-Kepala-Daerah-Terjerat-Kasus-Korupsi-
BAB
I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang MasalahUniversitas
merupakan sarana pendidikan yang didalamnya terdiri dari berbagai elemen
dan dapat dikatakan sebagai sarana umum
yang semua orang dapat mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan dan fasilitas
pendidikan dengan berbagai syarat tertentu. Untuk mencapai pembelajaran yang maksimal, maka harus
didukung sarana dan prasarana yang baik dan lingkungan yang kondusif. Di dalam
Universitas Airlangga sudah terdapat cukup fasilitas dan prasana untuk
menunjang pendidikan, seperti perpustakan dan tempat belajar. Namun belum
memiliki lingkungan yang kondusif, karena masih banyak ditemukan sivitas
akademik Universitas Airlangga yang masih merokok di dalam lingkungan kampus.
Hal itu dapat menimbulkan lingkungan yang baik untuk menunjang pembelajaran
yang maksimal. Karena banyak mahasiswa yang tidak merokok terganggu dengan
aktifitas warga kampus lainya yang merokok.
Menurut
peraturan pemerintah Republik Indonesia nomer 19 tahun 2003 tentang pengamanan
merokok, dijelaskan bahwa bahayanya kandungan rokok yang dapat mengancam
kesehatan manusia. Perokok pasif lebih besar resikonya daripada perokok pasif.
Secara tidak sadar para perokok tersebut menciptakan penyakit kepada orang
disekitarnya. Universitas yang seharusnya untuk mencari pengetahuan, akan
menjadi sarang penyakit jika masalah kebiasaan merokok tersebut tidak segera di
selesaikan.
Merokok
juga dianggap sebagai lambang atau simbol kejantanan bagi berbagai orang.
Persepsi gak gaul kalau tanpa rokok
masih mendokterinisasi sebagian besar kaum remaja yang pada akhirnya menjadi
kebiasaan karena ketagihan. Di dalam rekok terdapat Nikotin yang merupakan zat atau bahan senyawa pirrolidin yang
terdapat dalam Nikotiana Tabacum, Nicotiana Rustica danspesies lainnya atau
sintetisnya yang bersifat adiktif dapat mengakibatkan ketergantungan.Untuk
mencapai hight class university, Universitas Airlangga harus sadar tentang
permaslahan tersebut. Kampus dengan bebas asap rokok menjadi salah satu
kriteria untuk mencapai tersebut. Sadar akan kesehatan manusia dan bahaya
merokok dalam lingkungan kampus harus segera dilembagakan, karena kampus
merupakan tempat orang menempuh pendidikan pemuda yang merupakan tulang
punggung bangsaIndonesia. Jika lingkungan kampus tidak kondusif, maka akan
menghasilkan output yang tidak maksimal. Maka dari itu sudah seharusnya semua
sivitas akamdemika Universitas Airlangga sadar akan bahaya merokok dan mau
menjaga lingkungan kondusif.
1.2 Jenis-jenis rokokRokok dibedakan menjadi beberapa jenis.
Pembedaan ini didasarkan atas bahan pembungkus rokok, bahan baku
atau isi rokok, proses pembuatan rokok,
dan penggunaan
filter pada rokok.
1.2.1
Rokok berdasarkan bahan pembungkus
.a.
Klobot
Rokok yang bahan
pembungkusnya berupa daun jagung
.b.
Kawung
Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren
.c. Sigaret
Rokok yang bahan
pembungkusnya berupa kertas.
d. Cerutu
Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.
1.2.2
Rokok berdasarkan bahan baku atau isi.
a. Rokok Putih
Rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yangdiberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
tertentu.
b. Rokok Kretek
Rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan
efek rasa dan aroma tertentu.
c. Rokok
Klembak
Rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh,
dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan
efek rasa dan aroma tertentu.
1.2.3
Rokok berdasarkan proses pembuatannya.a. Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya
dengan cara digiling atau
dilinting dengan menggunakan
tangan dan atau alat bantu sederhana.b. Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya
menggunakan mesin. Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam mesin pembuat rokok.
Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa rokok batangan. Saat ini
mesin pembuat rokok telah mampu menghasilkan keluaran sekitar enam ribu sampai
delapan ribu batang rokok per menit. Mesin pembuat rokok, biasanya, dihubungkan
dengan mesin pembungkus rokok sehingga keluaran yang dihasilkan
bukan lagi berupa rokok batangan namun telah dalam bentuk pak. Ada pula mesin pembungkus rokok yang
mampu menghasilkan keluaran berupa rokok dalam pres, satu pres berisi
10 pak. Sayangnya, belum ditemukan mesin yang mampu menghasilkan SKT karena
terdapat perbedaan diameter pangkal dengan diameter ujung SKT. Pada SKM,
lingkar pangkal rokok dan lingkar ujung rokok sama besar.Sigaret Kretek
Mesin sendiri dapat dikategorikan kedalam 2 bagian : 1. 1. Sigaret
Kretek Mesin Full Flavor (SKM FF): rokok yang dalam proses pembuatannya
ditambahkan aroma rasa yang khas. Contoh: Gudang Garam International, Djarum
Super dan lain-lain.
2. Sigaret
Kretek Mesin Light Mild (SKM LM): rokok mesin yang menggunakan kandungan tar
dan nikotin yang rendah. Rokok jenis ini jarang menggunakan aroma yang khas.
Contoh: A Mild, Clas Mild, Star Mild, U Mild, L.A. Lights, Surya Slims dan
lain-lain.
1.2.4
Rokok berdasarkan penggunaan filtera. Rokok Filter (RF)R rokok yang pada
bagian pangkalnya terdapat gabusb. Rokok Non Filter (RNF)Rokok yang pada
bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.
1.2.5
Dilihat dari komposisinya :
a. Bidis
Tembakau yang digulung dengan daun
temburni kering dan diikat dengan benang.Tar dan karbon monoksidanya lebih
tinggi daripada rokok buatan pabrik. Biasaditemukan di Asia Tenggara dan India.
b. Cigar
Dari fermentasi tembakau yang diasapi,
digulung dengan daun tembakau. Adaberbagai jenis yang berbeda di tiap negara.
Yang terkenal dari Havana, Kuba.
c. Kretek
Campuran tembakau dengan cengkeh atau
aroma cengkeh berefek mati rasa dan sakit saluran pernapasan. Jenis ini paling
berkembang dan banyak di Indonesia
.d. Tembakau
langsung ke mulut atau tembakau kunyah
juga biasa digunakan di AsiaTenggara dan India. Bahkan 56 persen perempuan
India menggunakan jenis kunyah. Adalagi jenis yang diletakkan antara pipi dan
gusi, dan tembakau kering yang diisap denganhidung atau mulut.
e. Shisha
atau hubbly bubbly
Jenis tembakau dari buah-buahan atau rasa
buah-buahanyang disedot dengan pipa dari tabung. Biasanya digunakan di Afrika
Utara, TimurTengah, dan beberapa tempat di Asia. Di Indonesia, shisha sedang
menjamur seperti dikafe-kafe
1.3
Kandungan zat di dalam rokok
Rokok mengandung kurang lebih 4000 lebih
elemen-elemen dan setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun
utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida. Selain itu, dalam
sebatang rokok juga mengandung bahan-bahan kimia lain yang tak kalah
beracunnya. Zat-zat beracun yang terdapat dalam rokok antara lain adalah
sebagai berikut
:a. Karbon
monoksida (CO).
Gas CO adalah sejenis
gas yang tidak memiliki bau. Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran yang tidak
sempurna dari unsur zat arang atau karbon. Gas CO yang dihasilkan sebatang
rokok dapat mencapai 3 – 6%, gas ini dapat di hisap oleh siapa saja. Oleh orang
yang merokok atau orang yang terdekat dengan si perokok, atau orang yang berada
dalam satu ruangan. Seorang yang merokok hanya akan menghisap 1/3 bagian saja,
yaitu arus yang tengah atau mid-stream, sedangkan arus pinggir (side – stream)
akan tetap berada diluar. Sesudah itu perokok tidak akan menelan semua asap
tetapi ia semburkan lagi keluar. Gas CO mempunyai kemampuan mengikat
hemoglobin (Hb) yang terdapat dalam sel darah merah (eritrosit) lebih kuat
dibanding oksigen, sehingga setiap ada asap rokok disamping kadar oksigen udara
yang sudah berkurang, ditambah lagi sel darah merah akan semakin kekurangan
oksigen, oleh karena yang diangkut adalah CO dan bukan O2 (oksigen). Sel tubuh
yang menderita kekurangan oksigen akan berusaha meningkatkan yaitu melalui kompensasi
pembuluh darah dengan jalan menciut atau spasme. Bila proses spasme berlangsung
lama dan terus menerus maka pembuluh darah akan mudah rusak dengan terjadinya
proses aterosklerosis (penyempitan). Penyempitan pembuluh darah akan terjadi
dimana-mana. Di otak, di jantung, di paru, di ginjal, di kaki, di saluran
peranakan, di ari-ari pada wanita hamil
.b. Nikotin.
Nikotin yang terkandung
di dalam asap rokok antara 0.5 – 3 ng, dan semuanya diserap, sehingga di dalam
cairan darah atau plasma antara 40 – 50 ng/ml. Nikotin bukan merupakan
komponen karsinogenik. Hasil pembusukan panas dari nikotin seperti
dibensakridin, dibensokarbasol, dan nitrosamin-lah yang bersifat karsinogenik.
Pada paru, nikotin dapat menghambat aktivitas silia. Seperti halnya heroin dan kokain,
nikotin juga memiliki karakteristik efek adiktif dan psikoaktif. Perokok akan
merasakan kenikmatan, kecemasan berkurang, toleransi dan keterikatan fisik. Hal
itulah yang menyebabkan mengapa sekali merokok susah untuk berhenti. Efek
nikotin menyebabkan perangsangan terhadap hormon kathekolamin (adrenalin) yang
bersifat memacu jantung dan tekanan darah. Jantung tidak diberikan kesempatan
istirahat dan tekanan darah akan semakin meninggi, berakibat timbulnya
hipertensi. Efek lain merangsang berkelompoknya trombosit (sel pembekuan
darah), trombosit akan menggumpal dan akhirnya akan menyumbat pembuluh darah
yang sudah sempit akibat asap yang mengandung CO yang berasal dari rokok
.c. Tar
Tar adalah sejenis
cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan
menempel pada paru-paru. Kadar tar pada rokok antara 0,5-35 mg per batang. Tar
merupakan suatu zat karsinogen yang dapat menimbulkan kanker pada jalan nafas
dan paru-paru
.d. Kadmium.
Kadmium adalah zat yang dapat meracuni jaringan
tubuh terutama ginjal.e. Akrolein.
Akrolein merupakan zat
cair yang tidak berwarna seperti aldehid. Zat ini sedikit banyak mengandung
kadar alcohol. Artinya, akrolein ini adalah alcohol yang cairannya telah
diambil. Cairan ini sangat mengganggu kesehatan
.f. Amoniak.
Amoniak merupakan gas
yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hydrogen. Zat ini tajam
baunya dan sangat merangsang. Begitu kerasnya racun yang ada pada ammonia
sehingga jika masuk sedikit pun ke dalam peredaran darah akan mengakibatkan
seseorang pingsan atau koma.
g. Asam
Format.
Asam format merupakan
sejenis cairan tidak berwarna yang bergerak bebas dan dapat membuat lepuh. Cairan ini sangat tajam dan menusuk baunya. Zat
ini dapat menyebabkan seseorang seperti merasa digigit semut.
h. Hidrogen
Sianida/HCN.
Hidrogen sianida
merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak memiliki
rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar dan sangat
efisien untuk menghalangi pernapasan dan merusak saluran pernapasan. Sianida
adalah salah satu zat yang mengandung racun yang sangat berbahaya. Sedikit saja
sianida dimasukkan langsung ke dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian
.i.
Nitrous Oxid.
Nitrous oxide merupakan
sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terhisap dapat menyebabkan hilangnya
pertimbangan dan menyebabkan rasa sakit. Nitrous oxide ini adalah sejenis zat
yang pada mulanya dapat digunakan sebagai pembius waktu melakukan operasi oleh
dokter
.j.
Formaldehid.
Formaldehid adalah
sejenis gas tidak berwarna dengan bau tajam. Gas ini tergolong sebagai pengawet
dan pembasmi hama. Gas ini juga sangat beracun keras terhadap semua organisme
hidup.
k. Fenol
Fenol adalah campuran
dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat organic seperti kayu
dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun dan membahayakan
karena fenol ini terikat ke protein dan menghalangi aktivitas enzim
.l.
Asetol
Asetanol adalah hasil
pemanasan aldehid (sejenis zat yang tidak berwarna yang bebas bergerak) dan
mudah menguap dengan alcohol.
m. Hidrogen
sulfida.
Hidrogen sulfida adalah
sejenis gas yang beracun yang gampang terbakar dengan bau yang keras. Zat ini
menghalangi oksidasi enzim (zat besi yang berisi pigmen).
n. Piridin.
Piridin adalah sejenis
cairan tidak berwarna dengan bau tajam. Zat ini dapat digunakan mengubah sifat
alcohol sebagai pelarut dan pembunuh hama.
o. Metil
Klorida.
Metil klorida adalah
campuran dari zat-zat bervalensi satu antara hydrogen dan karbon merupakan
unsurnya yang utama. Zat ini adalah senyawa organic yang beracun.p. Metanol.
Metanol adalah sejenis
cairan ringan yang mudah menguap dan mudah terbakar. Meminum atau menghisap
methanol mengakibatkan kebutaan dan bahkan kematian.
1.4 Dampak Merokok Bagi TubuhBahaya
merokok sering tidak kita sadari, karena damapak atau efek negatif rokok akan
nampak dikemudian hari. Banyak orang yang lebih mementingkan gengsi dan
kenikmatan sendiri daripada harus menjaga kesehatan diri sendiri atau pun orang
lain. Para peneliti menemukan bahwa ada 42.000 perokok pasif yang meninggal
setiap tahunnya, dan 900 bayi termasuk di antaranya. Selain itu, ada 600.000
orang yang berpotensi meninggal dunia setiap tahunnya, dan akibatnya ada 6,6
miliar USD kerugian diderita akibat berkurangnya produktifitas.
a. .
Kanker
Kanker
merupakan penyakit yang banyak menyebabkan kematian, tetapi sering kita tidak
sadari penyebab kanker salah satunya adalah dengan merokok. Merokok bisa
menyebabkan kanker paru bagi pria dan wanita. Risiko kematian karena kanker
paru 23 kali lebih tinggi pada pria perokok dan 13 kali lebih tinggi pada
wanita perokok dibandingkan dengan mereka yang bukan perokok. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa bukan perokok yang tinggal bersama orang yang merokok
memiliki risiko 24% lebih tinggi untuk mengidap kanker paru. Selain itu, orang
yang merokok juga bisa menyebabkan Anda mengidap kanker kantung kencing, rongga
mulut, pita suaara, serviks, ginjal, pankreas, dan perut.
b. Jantung
Jantung
merupakan organ yang sangat vital bagi tubuh
manusia. Jantung berfungsi untuk
memompa darah keseluruh tubuh. Coba bayangkan saja jika jantung kita rusak
akibat dari kebiasaan merokok, atau kita merusak jantung orang yang kita
sayangi karena ketidak sadaran akan
bahaya merokok dan lebih mementingkan gengsi atau kenikmatan pribadi.
Seseorang yang merokok bisa mengidap penyakit jantung koroner. Penyakit itu
merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Ketahuilah bahwa
perokok memiliki peluang 2-4 kali lebih tinggi untuk mengidap penyakit jantung
dibandingkan dengan orang yang bukan perokok. Semakin banyak rokok yang Anda
isap, semakin besar pula kesempatan mengembangkan penyakit jantung atau
menderita serangan jantung atau stroke.
c. Diabetes
Merokok
juga bisa meningkatkan risiko terjadinya diabetes. Menurut Cleveland Clinic,
merokok bisa menyebabkan komplikasi dari diabetes, seperti penyakit mata,
penyakit jantung, stroke, penyakit pembuluh darah, penyakit ginjal, dan masalah
pada kaki
.d. Menimbulkan
Kebutaan
Seseorang yang merokok bisa meningkatkan
risiko degenerasi makula yaitu penyebab kebutaan yang dialami orangtua. Hasil
riset yang dipublikasikan dalam ‘Archives of Ophthalmology’ pada tahun 2007
menunjukkan bahwa orang perokok 4 kali lebih mungkin mengalami degenerasi
makula yang merusak makula, pusat retina, dan menghancurkan penglihatan sentral
tajam.
e. Penyakit
Mulut
Penyakit
mulut juga bisa diderita oleh perokok. Penyakit mulut tersebut, diantaranya
kanker mulut, kanker leher, penyakit gigi, dan penyakit pada gigi dan napas.
f. Gangguan
Janin
Bagi para wanita yang merokok, ketahuilah
bahwa merokok bisa berakibat buruk pada kesehatan reproduksi dan janin dalam
kandungan dan kehamilan. Selain itu, merokok juga bisa membuat Anda mengalami
kemadulan, keguguran, kematian janin, bayi lahir dengan berat badan rendah, dan
sindrom kematian mendadak bayi.
g. Gangguan
Pernapasan
Merokok bisa meningkatkan risiko kematian
karena penyakit paru kronis hingga 10 kali lipat. Sekitar 90% kematian karena
npenyakit paru kronis yang disebabkan oleh rokok.
h. Kerontokan Rambut
Perokok
berat berisiko tinggi mengalami kerontokan rambut dan berujung pada kebotakan
prematur. Kasus ini kebanyakan dialami oleh pria yang terbiasa merokok dalam
waktu lama.
i.
Merusak Indra Pengecap
Jika
Anda termasuk dalam perokok berat, maka ada kemungkinan akan kehilangan rasa
dalam mengecap makanan. Biasanya, para perokok cenderung suka makanan pedas
tanpa mengeluh tentang rasanya. Hal tersebut disebabkan karena indra mereka sudah
mati.
j.
Dehidrasi
Merokok
juga mempengaruhi keseimbangan cairan dalam tubuh. Jadi, perokok berat akan
lebih sering merasa haus daripada orang yang tidak merokok. Dampak jangka
panjang dehidrasi sendiri yaitu bibir kering, kulit kering, dan gangguan saluran
kencing. Itulah bahaya merokok bagi kesehatan yang wajib Anda ketahui. Begitu
banyak penyakit yang bisa Anda alami jika terus-menerus membiasakan merokok.
Untuk itu, mulailah berhenti merokok secara perlahan demi kesehatan tubuh Anda.
1.5 Dampak Merokok Bagi Mahasiswaa.
1. Mengganggu Konsentrasi Belajar
Tugas
seorang mahasiswa adalah belajar. Merka harus terus menerus mengasah otaknya
agar mampu berproduksi dan berkontribusi bagi dunia pendidikan yang nantinya
akan bermanfaat bagi masyrakat lainya. Namun kebiasaan merokok yang tidak bisa
dihindari menjadi salah satu problem bagi mahasiswa saat ini. Bukti efek
negatif dari kebiasaan merokok kembali diungkap oleh sebuah penelitian.
Para
ahli di Inggris menunjukkan bahwa merokok dapat mempercepat penurunan kualitas
memori, cara berpikir, dan belajar khususnya di kalangan pria. Temuan ini
menambah daftar panjang alasan bagi para perokok untuk segera berhenti. Dalam
riset terbaru yang dipublikasikan pada 6 Februari 2012 dalam
jurnal Archives of General Psychiatry, Severine Sabia dari University
College London beserta rekan-rekannya menganalisis data sekitar 5.100 pria dan
lebih dari 2.100 wanita. Penelitian dilakukan dengan cara menilai serta
menganalisis responden terkait fungsi mental, seperti memori, pembelajaran, dan
pengolahan pikiran.Peneliti
menemukan bahwa di kalangan kaum pria, merokok berhubungan dengan merosotnya
kemampuan otak yang lebih cepat. Selain itu, penurunan yang lebih masif terjadi
pada pria yang terus merokok selama masa penelitian.Selai
itu juga penelitian lain Menurut temuan para ahli di Northumbria University,
AS, para perokok bisa kehilangan sepertiga dari memorinya.Dalam
penelitian ini, sekitar 70 orang berusia 18 hingga 25 tahun dilibatkan dalam
tes memori. Peserta diikutsertakan dalam kunjungan ke sebuah museum dan diminta
untuk mengingat beberapa hal secara detail.Hasilnya
menunjukkan, para perokok mencatat hasil yang buruk, yakni hanya mampu
mengingat sekira 59 persen dari total tugas yang diberikan. Mereka yang sudah
berhenti merokok mampu mencapai 74 persen, sedangkan peserta yang tidak pernah
merokok mampu menyelesaikan hingga 81 persen.
2. Menurukan Performa TubuhBagi
mahasiswa yang khususnya belajar tentang pendidikan olah raga, performa tubuh
merupakan modal yang paling penting. Karena kesehatan tubuh sangat menunjang
dan mendukung untuk dapat belajar
maksimal. Tetapi akibat rokok, tubuh tersebut dapat menurun sehingga akan
menyulitkan atau menghambat prestasi belajar. Seorang perokok akan mengalami
penurunan fungsi paru-paru yang dapat berimbas pada nafas yang semakin pendek.
Bagi mahasiswa olahraga hal itu dapat merugikan mereka sendiri, karena tidak
akan bisa maksimal dalam menjalankan praktik langsung.
3. Mengurangi Uang Sakujika
membahas masalah kantong mahasiswa tentu saja setiap individu memiliki
kemampuan yang bermacam-macam. Tetapi setiap mahasiswa dalam sehari rata-rata
mengeluarkan uang 10.000 rupiah untuk membili rokok. Jadi satu bulan mereka
akan mengeluarkan uang 300.000 rupiah. Uang tersebut secara tidak sadar kita
bakar sendiri untuk menyakiti diri sendiri dan orang laind.
Lebih Sulit Sembuh Jika sakitRokok
dapat menimbulkan penurunan sistem imun atau kekebalan tubuh. Kandungan dalam
rokok meyebabkan rusaknya sel-sel dalam imun. Sehingga jika seseorang sakit,
sel-sel tersebut akan mengalmi penuruan untuk melakukan regenerasi. Sehingga
tubuh sangat lama untuk sembuh.e.
Kecanduandalam rokok terkandung zat nikotin. Nikotin adalah zat kimia
yang terkandung secara alami dalam tanaman tembakau. Apabila tembakau dibakar,
nikotin berpindah ke dalam asap. Nikotin dikenal oleh otoritas kesehatan
masyarakat sebagai zat yang menimbulkan kecanduan dalam asap tembakau.
Mahasiswa yang merokok dapat mengalami kecanduan. Sehingga akan sulit
meninggalkan rokok. Jika tidak merokok, biasanya akan merasa gelisah dan
perasaan yang tidak nyaman.
1.6
Dampak merokok bagi pegawai atau
dosen
a. Mengurangi produktifitasketika
kita merokok, para pegawai tersebut membutuhkan waktu luang untuk sekedar
menikmati rokok. Karena efek kecanduan dan ruangan yang ber AC, maka biasanya
para pegawai tersebut mencuri-curi waktu untuk merokok dalam jam kerja
produktif. Hal itu merugikan konsumen yang tudak lain mahasiswa b.
Pelayanan yang menurunPegawai
yang kecanduan rokok akan mengalami produktifitas yang menurun, yang
berakibatkan turunya pelayanan kepada mahasiswa. Contohnya dalam melakukan
pelayanan kepada mahasiswa pada saat jam produtif, ada beberapa pegawai yang
karena kecanduanya terhadapa rokok tetap melakukan aktifitas merokok. Ini
sangat merugikan para mahasiswa, khususnya mahasiswa yang tidak merokok yang
pada akhirnya menjadi perokok pasif dan berisiko lebih tinggi daipada perokok
tersebut. Selain itu, perokok akan mengalami bau mulu, bayangkan saja para
dosen yang harus berbicara diberbagai forum.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Analisis unsur-unsur Pelembagaan
berdasarkan model Universum Pelembagaan Easman.
2.1.1
Unsur-unsur Variabel lembaga
a.
Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan kelompok orang yang secara aktif terlibat dalam
merumuskan doktrin dan program lembaga,
mengarahkan aktifitas-aktifitas lembaga serta menetapkan dan membina hubungan-hubungan dengan
lingkungannya. Yang dimaksud
bagian dari kepemimpinan disini adalah para pegawai atau staf administratif
kampus Airlangga yang memiliki kewenangan untuk membuat, menetapkan, dan
menjalakan peraturan tersebut.
b.
Doktrin
Merupakan nilai-nilai, tujuan-tujuan, atau metode-metode operasional yang mendasari tindakan sosial, yang menggambarkan
citra dan harapan-harapan yang dituju. Doktrin mungkin bisa berwujud sebagai
‘missi dan visi’ organisasi
atau lembaga. Dalam inovasi ini kami mendoktrin nilai-nilai tentang
sadar akan bahaya merokok dapat merugikan diri sendiri, orang lain dan lingkunga.
Dengan inovasi sehat bebas rokok dari universitas airlangga untuk Indonesia.
Kampus sebagai tempat kaum intelektual diharapkan dapat menjadi contoh bagi
masyarakat Indonesia. Oleh sebab itu seluruh pihak sivitas akademika
Universitas Airlangga sadar bahwa mereka adalah panutan bagi masyarakat luar.
c.
Program
Progam
adalah aktifitas-aktifitas
pelaksanaan dari fungsi yang diemban, atau yang merupakan output dari lembaga tersebut. Progam tersebuat
meliputi kebijakan, penerapan kebijakan, sosialisai akan kebijakan dan bahaya
merokok, seminar tentang bahaya merokok dan ruangan khusus merokok.
d.
Sumber daya
Sumber
daya merupakan input berupa sdm,
dana, sarana fisik dan teknologi yang dibutuhkan oleh lembaga dalam menjalankan
aktifitasnya. Input dari inovasi ini adalah para simpatisan
gerakan anti merokok dari seluruh sivitas akademika universitas airlangga,
yaitu dosen, staf, dan mahasiswa yang dapat duduk bersama untuk merumuskan
progam tersebut.
e.
Struktur Intern
Struktur
organisasi/lembaga berupa wewenang formal dan informal, pembagian kerja,
saluran komunikasi dan proses-proses yang dibuat baru atau disusun kembali dari
lembaga tersebut dapat berfungsi dan terpelihara keberlangsungannya. Strutur dari
program inovasi ini adalah Rektor Universitas Airlangga sebagai penanggung
jawab, yang kemudian didelegasikan kepada panitia TIM dari inovasi progam
tersebut. TIM tersebut berasal dari dosen, staff, organisasi-organisasi intern
kampus dan simpatisan mahasiswa yang peduli terhadap kesehatan lingkungan kampus
tanpa rokok. Sedangkan untuk kontrolingnya diserahkan kepada dekan
masing-masing fakultas, karena sasaran ini bukan hanya kelompok mahasiswa saja,
tetapi dosen dan para staf kampus.
2.1.2
Unsur-unsur (kaitan-kaitan) lingkungan
a.
Enabling linkages
Kaitan yang
menghubungkan lembaga tersebut dengan organisasi-organisasi, kelompok-kelompok,
individu-individu yang berwenang, kaitan yang memungkinkan lembaga tersebut
untuk beroperasi dan berlanjut (kelompok sasaran/beneficiaries), termasuk juga
aturan-aturan hukum yang memungkinkan perubahan tersebut berlangsung. Lembaga atau institusi yang dapat sebagai jembatan untuk
tercapainya progam tersbut adalah institusi kampus sebagai pembuat regulasi
(regulator) dan badan-badan oraganisasi sebagai penghubung kepada mahasiswa
sebagai fokus utama. Contoh organisasi ini adalah badan eksekutif mahasiswa
universitas airlangga.
b.
Functional linkages
Adalah
kaitan-kaitan yang menghubungkan lembaga dengan sumber input dan pemanfaat
output (programnya)nya. Insitusi
kampus sebagai penghubung lembaga dianggap sangat penting untuk mencapai tujuan
tersebut. Karena merupakan insitusi resmi yang memiliki legitimasi dan
kewenangan untuk membuat regulasi. Dengan adanya regulasi tersebut maka kita
dapat memudahkan inovasi tersebut, karena pada dasarnya inovasi baru itu sulit
masuk dalam sebuah kehidupan individu, oleh sebab itu harus dipaksakan yang
kemudian akan menjadi kebiasaan individu
c.
Normativ lingkages
kaitan-kaitan yang menghubungkan nilai-nilai lembaga
dengan nilai-nilai/norma-norma lingkungannya. Normative linkages ini diperlukan
terutama bagi lembaga-lembaga yang membawa nilai-nilai/norma-norma baru, karena
dari kaitan-kaitan ini dapat diperoleh dukungan ataupun tentangan (misalnya
pesantren). Nilai-nilai dari
inovasi ini tentang kesadaran akan bahaya merokok. Individu merokok sebagai
kepentingan dan kesanangan individu mengkalim bahwa itu hak mereka, namun dalam
inovasi ini kami berpandangan lain. Merokok memang hak setiap individu. Tetapi
merokok di tempat pribadi dan tidak mengganggu individu lainya. Lingkungan
kampus merupakan tempat umum untuk belajar. Banyak orang yang juga memiliki hak
untuk bebas dari asap rokok di lingkungan kampus. Nilai-nilai itu lah yang
akandapat berbenturan. Selain itu bagi perokok pasif tentu saja akan menyambut
baik inovasi itu.
d.
Diffusional linkages
Kaitan-kaitan yang
menghubungkan dengan orang-orang atau kelompok-kelompok yang tidak terkumpul dalam kelektifitas
formal tapi mampu mempengaruhi kedudukan lembaga. Yaitu para produsen rokok yang ada di dalam kampus. Secara tidak langsung
akan dapat mempengaruhi penghasilan mereka. Karena jika dilarang merokok dilingkungan
kampus, maka penjualanya akan menurun.
2.2
Analisis
kondisi awal dengan SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat)Sebelum
memulai menjalankan suatu inovasi ke masyarakat, penting kiranya kita menguasai
kondisi sekitar kita. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah kita juga harus
tahu modal apa yang kita miliki, apa saja ancaman yang kiranya akan kita hadapi
selama pengimplementasian, serta kita juga perlu mengeliminir segala kelemahan
yang kita miliki demi suksesnya social
marketing. Biasanya kegagalan sebuah social
marketing disebabkan karena kurangnya penguasaan lapangan, tidak
memanfaatkan jaringan (network),
serta kurangnya pengelolaan isu. Untuk itu pertama-tama baiknya kita melakukan
analisis kondisi awal sebelum kita melakukan social marketing. Kita terlebih dahulu menganalisis empat macam
hal, yakni : kekuatan (strength),
kelemahan (weakness), peluang(opportunity), dan ancaman (threat). Keempat hal tersebut biasa
dinamakan sebagai analisis SWOT.Dari
empat macam hal diatas kita dapat membaginya
dalam dua kategori, yakni : ekstern dan intern. Strength dan weakness
termasuk ke dalam kategori intern karena strength
adalah kekuatan, modal, kelebihan yang berasal dari diri yang kita atau
organisasi kita miliki begitu juga dengan weakness
(kelemahan) yang berasal dari dalam diri kita. Sedangkan opportunity dan threat termasuk ke dalam kategori ekstern karena kedua hal tersebut
datangya dari luar. Opportunity
merupakan peluang-peluang yang bisa menyukseskan inovasi yang akan kita
terapkan, dan opportunity itu
diciptakan oleh keadaan atau kondisi di luar kita. Lalu threat merupakan ancaman yang bisa menggagalkan inovasi kita,
ancaman tersebut tentunya berasal dari lingkungan luar.Jika
dikaitkan dengan inovasi atau program yang akan kami jalankan yaitu mengarahkan
atau menghimbau perokok di tempat umum khususnya dilingkungan kampus
universitas airlangga agar merokok di tempat yang telah disediakan, maka strength yang kita miliki adalah tentu
adanya dukungan besar dari seluruh sivitas akademika Universitas Airlangga dan
pemerintah. Masyarakat kampus khususnya mahasiswa memberikan dukungan karena
merasa dirugikan kesehatannya bisa terganggu setiap kali mereka berada di dekat
perokok pasif. Sedangkan pemerintah berkepentingan dengan upayanya menjadikan
rakyat Indonesia bebas dari asap rokok dan apabila jumlah perokok berkurang,
itu secara otomatis akan membantu menurunkan jumlah kematian di Indonesia yang
disebabkan oleh efek negatif rokok.Kelemahan
(Weakness) kita adalah masalah klasik
yaitu dana. Untuk inisiasi program ini tentu saja menghabiskan dana yang tidak
sedikit. Kekurangan kita adalah masalah dana. Selain dana, kelemahan terbesar
kita adalah masih belum kompaknya tim yang akan terjun nanti bertugas
menjalankan program tersebut. disamping kedua hal tersebut, kelemahan
selanjutnya adalah perihal Sumber Daya Manusia (SDM) yang belum begitu banyak.
Kesulitan mendapatkan SDM dikarenakan masih banyak mahasiswa yang menganggap
merokok merupakan salah satu lifestyle
masa kini.Selanjutnya
mengenai opportunity atau peluang dan
kesempatan dari pihak luar yang bisa kita manfaatkan untuk kesuksesan program
ini. Kami menganalisa dari pengamatan melalui media baik itu media cetak maupun
media elektronik, meskipun banyak sivitas akademika Universitas Airlangga yang
menjadi perokok aktif, tetapi kami melihat ada secercah harapan karena mulai
timbul kesadaran (awarness) di mahasiswa
akan bahaya rokok. Meskipun kesadaran itu masih sedikit tetapi dapat kita
manfaatkan secara maksimal agar jumlah perokok di lingkungan kampus bisa
berkurang dan itu artinya semakin sedikit akan kita jumpai perokok di tempat
umum. Selain itu pemerintah juga sempat berencana menaikkan bea cukai rokok.
Hal ini bisa dikatakan sebuah peluang karena dengan naiknya cukai rokok maka
harga rokok akan jauh berlipat ganda dan daya beli masyarakat terhadap rokok
akan menurun. Secara tidak langsung hal tersebut akan membantu mengurangi
jumlah perokok secara perlahan-lahan. Adapun berbagai organisasi-organisasi
yang terdapat dalam kampus yang juga mengkampanyekan bahaya merokok. Itu dapat
menjadi pendukung untuk mensukseskan tujuan tersebutLalu
yang terakhir adalah ancaman (threat),
ancaman terbesar dari program ini adalah inovasi akan sulit diterima pada
fase-fase awal. Hal ini sudah umum sering dirasakan apabila kita sedang
berusaha mengubah perilaku (behaviour)
dari berbagai sivitas akademika Universitas Airlangga. Jadi tidak heran apabila
pada fase awal peluang penolakan atas inisisasi yang kita lakukan sangatlah
besar. Selain itu juga perihal infrastruktur dalam artian belum banyak pihak
universitas yang menyediakan ruangan khusus merokok di tempat-tempat umum atau
lingkungan kampus, bahkan pihak kampus belum memiliki peraturan yang
memprioritaskan kesehatan perokok pasif. Hal tersebut sangatlah memprihatinkan.
Selain itu ada anggapan dari beberapa kalangan yang berpandangan bahwa merokok
pun merupakan salah satu hak asasi manusia, jadi inisiasi ini dianggap
melanggar hak asasi manusia. dosen yang mempunyai figur yang kuat untuk
diteladani juga mempunyai andil yang besar untuk menyukseskan progam tersbut,
namun banyak sekali dosen yang menjadi perokok aktif, ini akan lebih menyulitkan
untuk melakukan sosialisasi.
2.3
Memilih Kelompok Sosial yang Perilakunya
Hendak Dirubah
Sebelum kita telaah lebih lanjut mengenai kelompok sosial yang
menjadi target dari program atau inovasi ini alangkah baiknya kita mengetahui
apa itu kelompok sosial dan apa yang bisa dikatakan sebagai kelompok sosial. Menurut Soerjono Soekanto (1990), kelompok sosial (social
group) adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama
dan terdapat hubungan-hubungan di dalamnya. Syarat terjadinya kelompok sosial
adalah adanya,
(1)
kesadaran para anggota
bahwa mereka adalah bagian dari kelompok itu
(2)
ada hubungan timbal balik antar
anggota-anggotanya,
(3)
ada faktor pemersatu,
misalnya tujuan yang sama, kepentingan yang sama, ideologi yang sama, dll,
(4)
memiliki struktur
tertentu
Setelah mengetahui apa itu kelompok sosial, maka sekarang
saatnya menentukan siapa saja yang menjadi target sasaran dari program kita
ini. Karena program ini mengajak atau menghimbau perokok aktif agar merokok di
tempat yang telah disediakan maka dapat kita pastikan bahwa kelompok sosial
yang menjadi target program kita ini ada 3 sasaran kelompok-kelompok individu,
yaitu dosen, staf atau karyawan dan mahasiswa yang menjadi target utama. Karena
sebagian besar elemen dari seluruh sivitas akademik Universitas Airlangga
adalah mahasiswa. Mahasiswa juga menjadi perokok aktif terbesar dalam kampus.
2.3
Perubahan Perilaku yang DiharapkanSetelah menentukan kelompok sosial yang menjadi target dari program atau
inovasi ini maka perlu kita tetapkan juga target perilaku yang kita harapkan
setelah kita melaksanakan inovasi ini. Misi awal yang program ini bawa adalah
menuju masyarakat Indonesia yang sehat berawal dari kampus yang sehat. Inovasi
ini sekaligus membantu pemerintah dalam menekan angka kematian akibat penyakit
kanker, serangan jantung, dan lain-lain di Indonesia. Selain itu juga kampus
sebagai tempatnya kaum intelektual sudah selayaknya menjadi contoh bagi
masyarakat luas.Perubahan perilaku pertama yang diharapkan adalah munculnya kesadaran
publik bahwa merokok itu sama sekali tidak ada manfaatnya dan hanya akan
merusak kesehatan diri sendiri serta orang lain. Memang ada anggapan dari
beberapa kalangan bahwa merokok itu merupakan hak asasi manusia dan adalah
suatu kekeliruan apabila melarang seseorang untuk merokok. Namun yang menjadi
pertanyaan dalam pernyataan itu adalah apakah merokok di tempat umum juga
melanggar hak asasi manusia orang disekitar kita yang ikut menghirup asap rokok
yang perokok keluarkan. Jelas hal tersebut juga melanggar hak perokok pasif
untuk mendapatkan udara bersih. Dalam pelaksanaannya, fokus perubahan mesti dipusatkan pada tataran kelompok
dan selayaknya berkonsentrasi untuk mempengaruhi norma, peran dan nilai
kelompok (French dan Bell, 1994).Perubahan perilaku kedua yang diharapkan adalah apabila harapan
perubahan perilaku pertama yang sudah dijelaskan sebelumnya tidak tercapai,
maka setidaknya perokok yang sebelumnya sering kita saksikan merokok di tempat-lingkungan
kampus yang seharusnya bebas dari asap rokok memiliki kesadaran untuk merokok
di tempat yang telah disediakan agar tidak mengganggu orang disekitarnya dengan
asap rokok mereka. perokok aktif dan perokok pasif sama-sama memiliki resiko
untuk menderita penyakit yang disebabkan oleh rokok. Jadi tidak heran banyak
masyarakat yang kesal apabila ada orang yang merokok di tempat umum. Perokok di
tempat umum merasakan nikmatnya rokok sendiri namun sakitnya dibagi-bagi kepada
perokok pasif.2.4
Manfaat dan Hambatan dalam Mengubah PerilakuSebetulnya sudah jelas bagi
kita semua bahwa merokok itu lebih banyak membawa dampak yang negatif dan sama
sekali tidak ada dampak positifnya bagi kesehatan tubuh kita, kalaupun ada itu
mungkin hanya sedikit manfaatnya. Mungkin sebagian dari kita tidak peduli
dengan para perokok (aktif) yang merokok ditempat umum, tapi sebetulnya hal itu
sangat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh kita yang berada disekitarnya.
Selain dapat mengganggu kesehatan tubuh kita, merokok di tempat umum dapat
mengganggu kenyamanan orang lain. Padahal perokok pasif lebih berbahaya
daripada perokok aktif. Sehingga perokok aktif secara tidak langsung akan
mencemari udara disekitar dan mengganggu
kenyamanan orang lain. Oleh sebab itu alangkah baiknya jika perokok aktif mau
untuk tidak merokok di lingkungas kampus atau mau untuk merokok ditempat yang sudah disediakan
khusus untuk merokok (smoking area) agar
orang lain tidak merasa terganggu dengan keberadaan para perokok.
Dengan adanya
program/inovasi seperti ini, maka diharapkan bisa meminimalisir dampak-dampak
negatif dari bahaya merokok tersebut. Manfaat lain dari
program atau inovasi ini antara lain para perokok yang
sering terlihat merokok di fasilitas lingkungan kampus menjadi berkurang karena
mereka telah merokok di ruang atau tempat yang disediakan, sehingga dapat mengurangi polusi udara dan udara
menjadi lebih bersih dan segar. Selain itu program ini juga bisa menyadarkan
masyarakat Indonesia untuk lebih memperhatikan kesehatan baik kesehatan diri
sendiri maupun kesehatan orang lain disekitarnya, serta mampu menjaga
kelestarian lingkungan.Kebiasaan merokok bagi
kebanyakan sivitas akademika Universitas Airlangga sudah menjadi hal yang biasa baik dikalangan
tua-muda, pria-wanita. Mengubah pola perilaku individu yang sudah menjamur ini adalah hal yang sangat sulit. Memang tidak mudah untuk mengubah kebiasaan yang bahkan sudah popular
dikalangan anak-anak. Dibutuhkan waktu
yang sangat lama untuk mengubahnya serta yang paling penting adalah kesadaran individu akan bahaya dari merokok. Karena itu dibutuhkan
komitmen yang kuat dari para perokok.
Oleh karena itulah
program/inovasi ini akan sangat membantu seluruh warga
Universitas Arilangga untuk
lebih mengetahui bahwa merokok di tempat-tempat umum akan merugikan orang lain
juga. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya tentang bahaya dari rokok dan
juga manfaat dari program ini. Namun
untuk mewujudkan program ini, banyak sekali hambatan-hambatan yang muncul.
Hambatan-hambatan tersebut ada yang disebabkan oleh factor dari dalam
(internal) dan ada yang disebabkan oleh factor dari luar (ekstern).
Hambatan yang datang dari
dalam yaitu hambatan yang muncul dari dalam diri perokok tersebut, seperti:
kurangnya kesadaran individu akan pentingnya hidup sehat; adanya anggapan dari
kebanyakan mahasiswa yang masih pemuda bahwa
merokok itu “keren” sehingga bagi orang yang tidak merokok dianggap “cupu”; rasa malas perokok untuk merokok
ditempat yang seharusnya (smoking area).
Sedangkan hambatan yang
datang dari luar yaitu masalah yang berkaitan dengan pemerintah, aturan/hukum,
dan lingkungan sekitar. Antara lain yaitu: kurangnya tenaga Sumber Daya Manusia
untuk mewujudkan program ini; masalah yang sebetulnya ada dimana-mana yaitu
masalah dana atau financial; tidak ada/lemahnya hukum yang melarang untuk
merokok ditempat-tempat umum; produsen rokok tidak senang dengan program ini
karena dianggap akan merugikan usahanya; serta ketidaktegasan
pemerintah dalam
upaya mengurangi jumlah perokok di Indonesia (belum ada semangat untuk itu). Pada dasarnya kesadaran dan komitmen dari para perokok
adalah hal yang paling utama yang akan menyukseskan program/inovsi ini. Namun
dukungan dari pihak-pihak lain baik pemerintah maupun swasta juga mempengaruhi
sukses tidaknya program ini.Masih
banyaknya dosen yang merokok juga menjadi hambatan dala inovasi ini. Kecanduan
rokok yang dialami dosen membuat semakin sulitnya untuk membuat tentang
peraturan bebas merokok. Karena mereka secara tidak langsung akan
mengintervensi dala pembuatan peraturan tersebut demi kepentingan pribadi.
Selain itu dosen sebagai panutan bagi mahasiswanya juga harus ikut andil dalam
kamapanye anti rokok.2.5
Strategi Social MarketingMenurut Sjahfrizal strategi adalah cara untuk mencapai tujuan berdasarkan
analisa terhadap faktor internal dan eksternal. Pada bahasan
kali ini akan dipaparkan secara singkat bagaimana strategi-strategi yang sudah
dirancang untuk melaksanakan proses social
marketing dari program mengubah perilaku perokok yang kerap merokok di
tempat umum. Berikut ini adalah strategi kongkrit untuk menyukseskan progam
kawasan publik bebas asap rokok:
2.5.1 Membuat
atau menyusun peraturan tetang bebas asap rokok
a.
Bekerja sama dengan pihak kampus untuk
membentuk peraturan bebas merokok.
b.
Peraturan tersebut meliputi seluruh tata
cara dan penggunaan fasilitas dalam lingkungan kampus bebas merokok.
c.
Peraturan tersebut terdapat sanksi bagi warga
kampus jika melanggar.
d.
Peraturan tersebut berlaku pada seluruh sivitas akademika
universitas Airlangga.
2.5.2 Sosialisasi
tentang peraturan bebas merokok
a. Sosialisasi
tersebut dilakukan selama 3 bulan.
b. Jika
ada yang melanggar selama sosialisasi, perokok tersebut diberi teguran secara
lisan.
c. Memasang
poster dan iklan di tempat-tepat strategis
di dalam lingkungan kampus.
d. Memberikan
selebaran-selebaran tetang bahaya merokok.
e. Gambar
contoh poster
2.5.3 Memberikan
ruang bebas rokok.
Tempat ini diberikan
kepada pengguna fasilitas kampus dan seluruh sivitas akademika Universitas
Airlangga untuk merokok bersama. Ruangan ini di deseign khusus untuk para
perokok agar asapnya tidak mengganggu orang lain
2.5.4 Menegakan
peraturan
Ini dilikakukan setelah
3 bulan sosialisasi, yaitu dengan memberikan sanksi kepada pengunjung yang
merokok dengan membayar retribusi yang sudah ditentukan. Penegakan pertama
dilakukan kepada para dosen dan staf univeristas airlangga. Hal ini sangat
penting, karena mereka sebagai pelayan dan petugas kampus, sehingga dapat
dijadikan sebagai panutan bagi mahasiswa. Jika dosenya merokok, maka mahasiswa
juga sulit untuk dikendalikan. Dosen manjadi salah steak holder yang sangat berperan penting dala suksesnya progam
ini.
2.5.5 Membentuk sebuah perkumpulan atau
organisasi yang memiliki tujuan yang sama tentang bebas merokok. Hal ini sangat
diperlukan untuk membantu mengkampanyekan kampus bebas merokok. Dengan adanya
komunitas tersebut, maka dapat mengadakan seminar-seminar tentang bebas merokok.
2.6 Evaluasi ProgramSelanjutnya setelah menetapkan
beberapa strategi social marketing,
penting kiranya untuk kita melakukan evaluasi secara berkala dan kontinyu atas
inovasi yang sudah kita jalankan karena untuk mengubah kebiasaan atau perilaku
masyarakat itu tidaklah mudah. Melainkan memerlukan waktu yang cukup lama
sampai pada akhirnya gagasan atau inovasi itu diterima oleh masyarakat. Oleh
karena itu perlu dilakukan evaluasi social
marketing secara tetap dan kontinyu untuk memastikan bahwa inovasi yang
kita tanamkan ke masyarakat berjalan dengan baik.
Untuk
program atau inovasi kami ini evaluasi yang kami lakukan adalah terjun langsung
ke lapangan untuk memastikan langkah-langkah atau strategi yang kita terapkan
sudah berjalan. Selanjutnya kita bisa mengamati perilaku atau kebiasaan
masyarakat apakah sudah berbeda dengan sebelum kita melaksanakan inovasi. Hal
yang penting lainnya adalah kita harus selalu siap sedia menerima kritik atau
saran dari seluruh sivitas akademika Universitas Airlangga tentang inovasi yang
kita terapkan ini. Kritik, saran, dan masukan akan sangat berguna untuk penyempurnaan
inovasi yang sudah berjalan.
BAB
III
Penutup
3.1
KesimpulanMerokok
merupakan hak bagi setiap individu, tetapi bebas dari bahaya merokok juga hak
individu. Merokok dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Maka dari itu
seharunya tidak merokok di lingkungan umum. Karena mengganggu individu-individu
lain. Inovasi atau gagasan perlu diimplementasikan secara nyata dan secara umum
sebuah nilai-nilai baru akan sulit diterima oleh masyarakat sehingga memerlukan
sebuah strategi bagi suatu inovasi atau perubahan yang hendak ditanamkan ke
masyarakat, social marketing bisa
menjadi cara untuk mengubah perilaku dan kebiasaan yang sudah lama terdapat di
masyarakat. Belajar dari kesuksesan beberapa pihak swasta dalam memasarkan
produk mereka melalui mekanisme social
marketing.Berdasarkan
beberapa kisah sukses dari swasta tersebut maka sektor publik pun tidak haram
untuk mengadopsi cara-cara yang dilakukan pihak swasta tersebut untuk masuk ke
ranah publik yang kesannya jauh lebih formalitas. Cara pemasaran program
tersebut sama dengan cara pihak swasta memasarkan produknya. Diperlukan pola
komunikasi dan interaksi yang baik dengan masyarakat agar social marketing bisa berjalan dengan baik. Selama ini social marketing tidak selalu mulus atau
berhasil dalam fungsinya mengubah perilaku atau kebiasaan individu. Kurangnya
pengetahuan dan keterampilan serta tidak mantapnya penguasaan lapangan serta
pengelolaan isu menjadi kendala yang berarti selama proses social marketing.
Inovasi
yang kami akan jalankan juga menggunakan prinsip-prinsip yang pada lazimnya
dipakai dalam social marketing
seperti analisis SWOT, memilih kelompok sosial yang perilakunya hendak diubah,
menetapkan perubahan yang diharapkan, mengidentifikasi hambatan dan manfaat
dalam mengubah perilaku, menerapkan
strategi social marketing, dan
terakhir mengevaluasi berjalannya program secara berkala karena seperti yang
telah dikatakan pada bab sebelumnya bahwa untuk mengubah perilaku dan kebiasaan
yang sudah hidup di masyarakat selama bertahun-tahun tentu bukan suatu
pekerjaan yang mudah, karena itu perlu melakukan evaluasi secara terus menerus
untuk memastikan bahwa social marketing
berjalan sesuai dengan yang diharapkan.Dengan
menggunakan tekhnik social marketing di atas, kami memiliki inovasi untuk
merubah perilaku perokok kampus agar sadar tentang bahaya merokok. Sasaran kami
adalah seluruh warga kampus yang meliputi dosen, staf atau karyawan, petugas,
dan khususnya mahasiswa yang aktif
merokok. Dengan seluruh peran dan dukukungan dari steak holder Universitas Airlangga, diharapkan dapat menyukseskan
inovasi hidup sehat bebas rokok dari Univeritas Airlangga untuk Indonesia.
Input
dari inovasi ini adalah para pembuat regulasi resmi atau lembaga yang mempunyai
wewenang untuk membuat peraturan dilingkungan kampus sebagai input dari sumber
daya manusia. Dana sebagai faktor penunjang dapat berasal dari sponsor dan
intitusi Univeritas Airlangga. Sedangkan untuk prosenya adalah rancangan peraturan dan rancangan kerja yang
dikaitkan dengan sumber daya manusia dan dana. Sehingga akan menghasilkan output sebuah kebijakan atau peraturan
dan progam kerja dari inovasi tersebut. Dengan adanya regulasi yang bersifat
memaksa, maka diharapkan dapat mengurngai penggunaan rokok dikalangan kampus
dan pada akhirnya akan menimbulkan kesadaran akan bahaya merokok. Sehingga akan
tercipta lingkungan univeritas Airlangga yang sehat tanpa merokok serta dapat memaksimalkan
belajar mengajar dan menjadi contoh bagi seluruh masyarkat Indonesia
Daftar
Pustaka
Dari Buku :
Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.Wendell L French; Cecil Bell. 1994. Organization development: behavioral science interventions
for organization improvement. NJ: Prentice-Hal
Dari Web :
http://www.deherba.com/tujuh-hal-yang-perlu-anda-ketahui-tentang-bahaya-rokok.html#ixzz2X62Xk (diakses pada tanggal 15 juni 2013)http://ciricara.com/2013/01/25/10-bahaya-merokok-yang-wajib-anda-ketahui/.(diakses
pada tanggal 15 juni 2013)
http://health.kompas.com/read/2011/09/22/11521763/Rokok.Curi.Sepertiga.Daya.Ingat.
(diakses pada tanggal 15 juni 2013)http://pedulikesehatan.hostei.com/index.php?p=1_10.
(diakses pada tanggal 15 juni 2013)http://id.wikipedia.org/wiki/Rokok.
(diakses pada tanggal 15 juni 2013)