Kamis, 15 Agustus 2013

BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang MasalahUniversitas merupakan sarana pendidikan yang didalamnya terdiri dari berbagai elemen dan  dapat dikatakan sebagai sarana umum yang semua orang dapat mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan dan fasilitas pendidikan dengan berbagai syarat tertentu. Untuk mencapai  pembelajaran yang maksimal, maka harus didukung sarana dan prasarana yang baik dan lingkungan yang kondusif. Di dalam Universitas Airlangga sudah terdapat cukup fasilitas dan prasana untuk menunjang pendidikan, seperti perpustakan dan tempat belajar. Namun belum memiliki lingkungan yang kondusif, karena masih banyak ditemukan sivitas akademik Universitas Airlangga yang masih merokok di dalam lingkungan kampus. Hal itu dapat menimbulkan lingkungan yang baik untuk menunjang pembelajaran yang maksimal. Karena banyak mahasiswa yang tidak merokok terganggu dengan aktifitas warga kampus lainya yang merokok.
Menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia nomer 19 tahun 2003 tentang pengamanan merokok, dijelaskan bahwa bahayanya kandungan rokok yang dapat mengancam kesehatan manusia. Perokok pasif lebih besar resikonya daripada perokok pasif. Secara tidak sadar para perokok tersebut menciptakan penyakit kepada orang disekitarnya. Universitas yang seharusnya untuk mencari pengetahuan, akan menjadi sarang penyakit jika masalah kebiasaan merokok tersebut tidak segera di selesaikan.


Merokok juga dianggap sebagai lambang atau simbol kejantanan bagi berbagai orang. Persepsi gak  gaul kalau tanpa rokok masih mendokterinisasi sebagian besar kaum remaja yang pada akhirnya menjadi kebiasaan karena ketagihan. Di dalam rekok terdapat Nikotin yang merupakan  zat atau bahan senyawa pirrolidin yang terdapat dalam Nikotiana Tabacum, Nicotiana Rustica danspesies lainnya atau sintetisnya yang bersifat adiktif dapat mengakibatkan ketergantungan.Untuk mencapai hight class university, Universitas Airlangga harus sadar tentang permaslahan tersebut. Kampus dengan bebas asap rokok menjadi salah satu kriteria untuk mencapai tersebut. Sadar akan kesehatan manusia dan bahaya merokok dalam lingkungan kampus harus segera dilembagakan, karena kampus merupakan tempat orang menempuh pendidikan pemuda yang merupakan tulang punggung bangsaIndonesia. Jika lingkungan kampus tidak kondusif, maka akan menghasilkan output yang tidak maksimal. Maka dari itu sudah seharusnya semua sivitas akamdemika Universitas Airlangga sadar akan bahaya merokok dan mau menjaga lingkungan kondusif.

1.2 Jenis-jenis rokokRokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan atas bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok.
1.2.1   Rokok berdasarkan bahan pembungkus

.a.     Klobot

Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung

.b.     Kawung

Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren

.c.     Sigaret

Rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.

d.     Cerutu

Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.

1.2.2   Rokok berdasarkan bahan baku atau isi.
a.    Rokok Putih    

 Rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yangdiberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
b.    Rokok Kretek    

 Rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

c.    Rokok Klembak
     Rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

1.2.3   Rokok berdasarkan proses pembuatannya.a.    Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana.b.    Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin. Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam mesin pembuat rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa rokok batangan. Saat ini mesin pembuat rokok telah mampu menghasilkan keluaran sekitar enam ribu sampai delapan ribu batang rokok per menit. Mesin pembuat rokok, biasanya, dihubungkan dengan mesin pembungkus rokok sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa rokok batangan namun telah dalam bentuk pak. Ada pula mesin pembungkus rokok yang mampu menghasilkan keluaran berupa rokok dalam pres, satu pres berisi 10 pak. Sayangnya, belum ditemukan mesin yang mampu menghasilkan SKT karena terdapat perbedaan diameter pangkal dengan diameter ujung SKT. Pada SKM, lingkar pangkal rokok dan lingkar ujung rokok sama besar.Sigaret Kretek Mesin sendiri dapat dikategorikan kedalam 2 bagian :          1.   1. Sigaret Kretek Mesin Full Flavor (SKM FF): rokok yang dalam proses pembuatannya ditambahkan aroma rasa yang khas. Contoh: Gudang Garam International, Djarum Super dan lain-lain.

2.  Sigaret Kretek Mesin Light Mild (SKM LM): rokok mesin yang menggunakan kandungan tar dan nikotin yang rendah. Rokok jenis ini jarang menggunakan aroma yang khas. Contoh: A Mild, Clas Mild, Star Mild, U Mild, L.A. Lights, Surya Slims dan lain-lain.


1.2.4   Rokok berdasarkan penggunaan filtera.   Rokok Filter (RF)R rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabusb.   Rokok Non Filter (RNF)Rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.

1.2.5   Dilihat dari komposisinya :

a.    Bidis
Tembakau yang digulung dengan daun temburni kering dan diikat dengan benang.Tar dan karbon monoksidanya lebih tinggi daripada rokok buatan pabrik. Biasaditemukan di Asia Tenggara dan India.

b.   Cigar
Dari fermentasi tembakau yang diasapi, digulung dengan daun tembakau. Adaberbagai jenis yang berbeda di tiap negara. Yang terkenal dari Havana, Kuba.

c.    Kretek
Campuran tembakau dengan cengkeh atau aroma cengkeh berefek mati rasa dan sakit saluran pernapasan. Jenis ini paling berkembang dan banyak di Indonesia

.d.   Tembakau
langsung ke mulut atau tembakau kunyah juga biasa digunakan di AsiaTenggara dan India. Bahkan 56 persen perempuan India menggunakan jenis kunyah. Adalagi jenis yang diletakkan antara pipi dan gusi, dan tembakau kering yang diisap denganhidung atau mulut.

e.    Shisha atau hubbly bubbly
 Jenis tembakau dari buah-buahan atau rasa buah-buahanyang disedot dengan pipa dari tabung. Biasanya digunakan di Afrika Utara, TimurTengah, dan beberapa tempat di Asia. Di Indonesia, shisha sedang menjamur seperti dikafe-kafe

1.3 Kandungan zat di dalam rokok

Rokok mengandung kurang lebih 4000 lebih elemen-elemen dan setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida. Selain itu, dalam sebatang rokok juga mengandung bahan-bahan kimia lain yang tak kalah beracunnya. Zat-zat beracun yang terdapat dalam rokok antara lain adalah sebagai berikut 

:a.       Karbon monoksida (CO).

Gas CO adalah sejenis gas yang tidak memiliki bau. Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon. Gas CO yang dihasilkan sebatang rokok dapat mencapai 3 – 6%, gas ini dapat di hisap oleh siapa saja. Oleh orang yang merokok atau orang yang terdekat dengan si perokok, atau orang yang berada dalam satu ruangan. Seorang yang merokok hanya akan menghisap 1/3 bagian saja, yaitu arus yang tengah atau mid-stream, sedangkan arus pinggir (side – stream) akan tetap berada diluar. Sesudah itu perokok tidak akan menelan semua asap tetapi ia semburkan lagi keluar. Gas CO mempunyai kemampuan mengikat hemoglobin (Hb) yang terdapat dalam sel darah merah (eritrosit) lebih kuat dibanding oksigen, sehingga setiap ada asap rokok disamping kadar oksigen udara yang sudah berkurang, ditambah lagi sel darah merah akan semakin kekurangan oksigen, oleh karena yang diangkut adalah CO dan bukan O2 (oksigen). Sel tubuh yang menderita kekurangan oksigen akan berusaha meningkatkan yaitu melalui kompensasi pembuluh darah dengan jalan menciut atau spasme. Bila proses spasme berlangsung lama dan terus menerus maka pembuluh darah akan mudah rusak dengan terjadinya proses aterosklerosis (penyempitan). Penyempitan pembuluh darah akan terjadi dimana-mana. Di otak, di jantung, di paru, di ginjal, di kaki, di saluran peranakan, di ari-ari pada wanita hamil

.b.      Nikotin.
Nikotin yang terkandung di dalam asap rokok antara 0.5 – 3 ng, dan semuanya diserap, sehingga di dalam cairan darah atau plasma antara 40 – 50 ng/ml. Nikotin bukan merupakan komponen karsinogenik. Hasil pembusukan panas dari nikotin seperti dibensakridin, dibensokarbasol, dan nitrosamin-lah yang bersifat karsinogenik. Pada paru, nikotin dapat menghambat aktivitas silia. Seperti halnya heroin dan kokain, nikotin juga memiliki karakteristik efek adiktif dan psikoaktif. Perokok akan merasakan kenikmatan, kecemasan berkurang, toleransi dan keterikatan fisik. Hal itulah yang menyebabkan mengapa sekali merokok susah untuk berhenti. Efek nikotin menyebabkan perangsangan terhadap hormon kathekolamin (adrenalin) yang bersifat memacu jantung dan tekanan darah. Jantung tidak diberikan kesempatan istirahat dan tekanan darah akan semakin meninggi, berakibat timbulnya hipertensi. Efek lain merangsang berkelompoknya trombosit (sel pembekuan darah), trombosit akan menggumpal dan akhirnya akan menyumbat pembuluh darah yang sudah sempit akibat asap yang mengandung CO yang berasal dari rokok

.c.       Tar
Tar adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Kadar tar pada rokok antara 0,5-35 mg per batang. Tar merupakan suatu zat karsinogen yang dapat menimbulkan kanker pada jalan nafas dan paru-paru

.d.      Kadmium.
Kadmium adalah zat yang dapat meracuni jaringan tubuh terutama ginjal.e.       Akrolein.
Akrolein merupakan zat cair yang tidak berwarna seperti aldehid. Zat ini sedikit banyak mengandung kadar alcohol. Artinya, akrolein ini adalah alcohol yang cairannya telah diambil. Cairan ini sangat mengganggu kesehatan

.f.       Amoniak.
Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hydrogen. Zat ini tajam baunya dan sangat merangsang. Begitu kerasnya racun yang ada pada ammonia sehingga jika masuk sedikit pun ke dalam peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma.

g.      Asam Format.
Asam format merupakan sejenis cairan tidak berwarna yang bergerak bebas dan dapat membuat lepuh. Cairan ini sangat tajam dan menusuk baunya. Zat ini dapat menyebabkan seseorang seperti merasa digigit semut.

h.      Hidrogen Sianida/HCN.
Hidrogen sianida merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar dan sangat efisien untuk menghalangi pernapasan dan merusak saluran pernapasan. Sianida adalah salah satu zat yang mengandung racun yang sangat berbahaya. Sedikit saja sianida dimasukkan langsung ke dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian

.i.        Nitrous Oxid.
Nitrous oxide merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terhisap dapat menyebabkan hilangnya pertimbangan dan menyebabkan rasa sakit. Nitrous oxide ini adalah sejenis zat yang pada mulanya dapat digunakan sebagai pembius waktu melakukan operasi oleh dokter

.j.        Formaldehid.
Formaldehid adalah sejenis gas tidak berwarna dengan bau tajam. Gas ini tergolong sebagai pengawet dan pembasmi hama. Gas ini juga sangat beracun keras terhadap semua organisme hidup.

k.      Fenol
Fenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat organic seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun dan membahayakan karena fenol ini terikat ke protein dan menghalangi aktivitas enzim

.l.        Asetol
Asetanol adalah hasil pemanasan aldehid (sejenis zat yang tidak berwarna yang bebas bergerak) dan mudah menguap dengan alcohol.

m.    Hidrogen sulfida.
Hidrogen sulfida adalah sejenis gas yang beracun yang gampang terbakar dengan bau yang keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim (zat besi yang berisi pigmen).

n.      Piridin.
Piridin adalah sejenis cairan tidak berwarna dengan bau tajam. Zat ini dapat digunakan mengubah sifat alcohol sebagai pelarut dan pembunuh hama.

o.      Metil Klorida.
Metil klorida adalah campuran dari zat-zat bervalensi satu antara hydrogen dan karbon merupakan unsurnya yang utama. Zat ini adalah senyawa organic yang beracun.p.      Metanol.
Metanol adalah sejenis cairan ringan yang mudah menguap dan mudah terbakar. Meminum atau menghisap methanol mengakibatkan kebutaan dan bahkan kematian.

1.4  Dampak Merokok Bagi TubuhBahaya merokok sering tidak kita sadari, karena damapak atau efek negatif rokok akan nampak dikemudian hari. Banyak orang yang lebih mementingkan gengsi dan kenikmatan sendiri daripada harus menjaga kesehatan diri sendiri atau pun orang lain. Para peneliti menemukan bahwa ada 42.000 perokok pasif yang meninggal setiap tahunnya, dan 900 bayi termasuk di antaranya. Selain itu, ada 600.000 orang yang berpotensi meninggal dunia setiap tahunnya, dan akibatnya ada 6,6 miliar USD kerugian diderita akibat berkurangnya produktifitas.
a.       . Kanker
Kanker merupakan penyakit yang banyak menyebabkan kematian, tetapi sering kita tidak sadari penyebab kanker salah satunya adalah dengan merokok. Merokok bisa menyebabkan kanker paru bagi pria dan wanita. Risiko kematian karena kanker paru 23 kali lebih tinggi pada pria perokok dan 13 kali lebih tinggi pada wanita perokok dibandingkan dengan mereka yang bukan perokok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bukan perokok yang tinggal bersama orang yang merokok memiliki risiko 24% lebih tinggi untuk mengidap kanker paru. Selain itu, orang yang merokok juga bisa menyebabkan Anda mengidap kanker kantung kencing, rongga mulut, pita suaara, serviks, ginjal, pankreas, dan perut.

b.      Jantung
Jantung merupakan organ yang sangat vital bagi tubuh  manusia.  Jantung berfungsi untuk memompa darah keseluruh tubuh. Coba bayangkan saja jika jantung kita rusak akibat dari kebiasaan merokok, atau kita merusak jantung orang yang kita sayangi karena ketidak sadaran akan  bahaya merokok dan lebih mementingkan gengsi atau kenikmatan pribadi. Seseorang yang merokok bisa mengidap penyakit jantung koroner. Penyakit itu merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Ketahuilah bahwa perokok memiliki peluang 2-4 kali lebih tinggi untuk mengidap penyakit jantung dibandingkan dengan orang yang bukan perokok. Semakin banyak rokok yang Anda isap, semakin besar pula kesempatan mengembangkan penyakit jantung atau menderita serangan jantung atau stroke.

c.       Diabetes
Merokok juga bisa meningkatkan risiko terjadinya diabetes. Menurut Cleveland Clinic, merokok bisa menyebabkan komplikasi dari diabetes, seperti penyakit mata, penyakit jantung, stroke, penyakit pembuluh darah, penyakit ginjal, dan masalah pada kaki

.d.      Menimbulkan Kebutaan
Seseorang yang merokok bisa meningkatkan risiko degenerasi makula yaitu penyebab kebutaan yang dialami orangtua. Hasil riset yang dipublikasikan dalam ‘Archives of Ophthalmology’ pada tahun 2007 menunjukkan bahwa orang perokok 4 kali lebih mungkin mengalami degenerasi makula yang merusak makula, pusat retina, dan menghancurkan penglihatan sentral tajam.
e.       Penyakit Mulut
Penyakit mulut juga bisa diderita oleh perokok. Penyakit mulut tersebut, diantaranya kanker mulut, kanker leher, penyakit gigi, dan penyakit pada gigi dan napas.
f.       Gangguan Janin
 Bagi para wanita yang merokok, ketahuilah bahwa merokok bisa berakibat buruk pada kesehatan reproduksi dan janin dalam kandungan dan kehamilan. Selain itu, merokok juga bisa membuat Anda mengalami kemadulan, keguguran, kematian janin, bayi lahir dengan berat badan rendah, dan sindrom kematian mendadak bayi.
g.      Gangguan Pernapasan
 Merokok bisa meningkatkan risiko kematian karena penyakit paru kronis hingga 10 kali lipat. Sekitar 90% kematian karena npenyakit paru kronis yang disebabkan oleh rokok.
h.       Kerontokan Rambut
Perokok berat berisiko tinggi mengalami kerontokan rambut dan berujung pada kebotakan prematur. Kasus ini kebanyakan dialami oleh pria yang terbiasa merokok dalam waktu lama.
i.         Merusak Indra Pengecap
Jika Anda termasuk dalam perokok berat, maka ada kemungkinan akan kehilangan rasa dalam mengecap makanan. Biasanya, para perokok cenderung suka makanan pedas tanpa mengeluh tentang rasanya. Hal tersebut disebabkan karena indra mereka sudah mati.

j.        Dehidrasi
Merokok juga mempengaruhi keseimbangan cairan dalam tubuh. Jadi, perokok berat akan lebih sering merasa haus daripada orang yang tidak merokok. Dampak jangka panjang dehidrasi sendiri yaitu bibir kering, kulit kering, dan gangguan saluran kencing. Itulah bahaya merokok bagi kesehatan yang wajib Anda ketahui. Begitu banyak penyakit yang bisa Anda alami jika terus-menerus membiasakan merokok. Untuk itu, mulailah berhenti merokok secara perlahan demi kesehatan tubuh Anda.

1.5 Dampak  Merokok Bagi Mahasiswaa. 

1. Mengganggu Konsentrasi Belajar

Tugas seorang mahasiswa adalah belajar. Merka harus terus menerus mengasah otaknya agar mampu berproduksi dan berkontribusi bagi dunia pendidikan yang nantinya akan bermanfaat bagi masyrakat lainya. Namun kebiasaan merokok yang tidak bisa dihindari menjadi salah satu problem bagi mahasiswa saat ini. Bukti efek negatif dari kebiasaan merokok kembali diungkap oleh sebuah penelitian.

Para ahli di Inggris menunjukkan bahwa merokok dapat mempercepat penurunan kualitas memori, cara berpikir, dan belajar khususnya di kalangan pria. Temuan ini menambah daftar panjang alasan bagi para perokok untuk segera berhenti. Dalam riset terbaru yang dipublikasikan pada 6 Februari 2012 dalam jurnal Archives of General Psychiatry, Severine Sabia dari University College London beserta rekan-rekannya menganalisis data sekitar 5.100 pria dan lebih dari 2.100 wanita. Penelitian dilakukan dengan cara menilai serta menganalisis responden terkait fungsi mental, seperti memori, pembelajaran, dan pengolahan pikiran.Peneliti menemukan bahwa di kalangan kaum pria, merokok berhubungan dengan merosotnya kemampuan otak yang lebih cepat. Selain itu, penurunan yang lebih masif terjadi pada pria yang terus merokok selama masa penelitian.Selai itu juga penelitian lain Menurut temuan para ahli di Northumbria University, AS, para perokok bisa kehilangan sepertiga dari memorinya.Dalam penelitian ini, sekitar 70 orang berusia 18 hingga 25 tahun dilibatkan dalam tes memori. Peserta diikutsertakan dalam kunjungan ke sebuah museum dan diminta untuk mengingat beberapa hal secara detail.Hasilnya menunjukkan, para perokok mencatat hasil yang buruk, yakni hanya mampu mengingat sekira 59 persen dari total tugas yang diberikan. Mereka yang sudah berhenti merokok mampu mencapai 74 persen, sedangkan peserta yang tidak pernah merokok mampu menyelesaikan hingga 81 persen.

2. Menurukan Performa TubuhBagi mahasiswa yang khususnya belajar tentang pendidikan olah raga, performa tubuh merupakan modal yang paling penting. Karena kesehatan tubuh sangat menunjang dan mendukung untuk  dapat belajar maksimal. Tetapi akibat rokok, tubuh tersebut dapat menurun sehingga akan menyulitkan atau menghambat prestasi belajar. Seorang perokok akan mengalami penurunan fungsi paru-paru yang dapat berimbas pada nafas yang semakin pendek. Bagi mahasiswa olahraga hal itu dapat merugikan mereka sendiri, karena tidak akan bisa maksimal dalam menjalankan praktik langsung.

3. Mengurangi Uang Sakujika membahas masalah kantong mahasiswa tentu saja setiap individu memiliki kemampuan yang bermacam-macam. Tetapi setiap mahasiswa dalam sehari rata-rata mengeluarkan uang 10.000 rupiah untuk membili rokok. Jadi satu bulan mereka akan mengeluarkan uang 300.000 rupiah. Uang tersebut secara tidak sadar kita bakar sendiri untuk menyakiti diri sendiri dan orang laind. Lebih Sulit Sembuh Jika sakitRokok dapat menimbulkan penurunan sistem imun atau kekebalan tubuh. Kandungan dalam rokok meyebabkan rusaknya sel-sel dalam imun. Sehingga jika seseorang sakit, sel-sel tersebut akan mengalmi penuruan untuk melakukan regenerasi. Sehingga tubuh sangat lama untuk sembuh.e. Kecanduandalam rokok terkandung zat nikotin. Nikotin adalah zat kimia yang terkandung secara alami dalam tanaman tembakau. Apabila tembakau dibakar, nikotin berpindah ke dalam asap. Nikotin dikenal oleh otoritas kesehatan masyarakat sebagai zat yang menimbulkan kecanduan dalam asap tembakau. Mahasiswa yang merokok dapat mengalami kecanduan. Sehingga akan sulit meninggalkan rokok. Jika tidak merokok, biasanya akan merasa gelisah dan perasaan yang tidak nyaman.

1.6       Dampak merokok bagi pegawai atau dosen
            a. Mengurangi produktifitasketika kita merokok, para pegawai tersebut membutuhkan waktu luang untuk sekedar menikmati rokok. Karena efek kecanduan dan ruangan yang ber AC, maka biasanya para pegawai tersebut mencuri-curi waktu untuk merokok dalam jam kerja produktif. Hal itu merugikan konsumen yang tudak lain mahasiswa            b. Pelayanan yang menurunPegawai yang kecanduan rokok akan mengalami produktifitas yang menurun, yang berakibatkan turunya pelayanan kepada mahasiswa. Contohnya dalam melakukan pelayanan kepada mahasiswa pada saat jam produtif, ada beberapa pegawai yang karena kecanduanya terhadapa rokok tetap melakukan aktifitas merokok. Ini sangat merugikan para mahasiswa, khususnya mahasiswa yang tidak merokok yang pada akhirnya menjadi perokok pasif dan berisiko lebih tinggi daipada perokok tersebut. Selain itu, perokok akan mengalami bau mulu, bayangkan saja para dosen yang harus berbicara diberbagai forum.



BAB II
    PEMBAHASAN
2.1    Analisis unsur-unsur Pelembagaan berdasarkan model Universum Pelembagaan Easman.
2.1.1   Unsur-unsur Variabel lembaga
a.       Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan kelompok orang yang secara aktif terlibat dalam merumuskan doktrin dan program lembaga,  mengarahkan aktifitas-aktifitas lembaga serta menetapkan dan  membina hubungan-hubungan dengan lingkungannya. Yang dimaksud bagian dari kepemimpinan disini adalah para pegawai atau staf administratif kampus Airlangga yang memiliki kewenangan untuk membuat, menetapkan, dan menjalakan peraturan tersebut.
b.      Doktrin
Merupakan nilai-nilai, tujuan-tujuan, atau metode-metode operasional yang mendasari tindakan sosial, yang menggambarkan citra dan harapan-harapan yang dituju. Doktrin mungkin bisa berwujud sebagai ‘missi dan visi’ organisasi atau lembaga. Dalam inovasi ini kami mendoktrin nilai-nilai tentang sadar akan bahaya merokok dapat merugikan diri sendiri, orang lain dan lingkunga. Dengan inovasi sehat bebas rokok dari universitas airlangga untuk Indonesia. Kampus sebagai tempat kaum intelektual diharapkan dapat menjadi contoh bagi masyarakat Indonesia. Oleh sebab itu seluruh pihak sivitas akademika Universitas Airlangga sadar bahwa mereka adalah panutan bagi masyarakat luar.
c.       Program
Progam adalah aktifitas-aktifitas pelaksanaan dari fungsi yang diemban, atau yang merupakan output dari lembaga tersebut. Progam tersebuat meliputi kebijakan, penerapan kebijakan, sosialisai akan kebijakan dan bahaya merokok, seminar tentang bahaya merokok dan ruangan khusus merokok.
d.      Sumber daya
Sumber daya merupakan input berupa sdm, dana, sarana fisik dan teknologi yang dibutuhkan oleh lembaga dalam menjalankan aktifitasnya. Input dari inovasi ini adalah para simpatisan gerakan anti merokok dari seluruh sivitas akademika universitas airlangga, yaitu dosen, staf, dan mahasiswa yang dapat duduk bersama untuk merumuskan progam tersebut.
e.       Struktur Intern
Struktur organisasi/lembaga berupa wewenang formal dan informal, pembagian kerja, saluran komunikasi dan proses-proses yang dibuat baru atau disusun kembali dari lembaga tersebut dapat berfungsi dan terpelihara keberlangsungannya. Strutur dari program inovasi ini adalah Rektor Universitas Airlangga sebagai penanggung jawab, yang kemudian didelegasikan kepada panitia TIM dari inovasi progam tersebut. TIM tersebut berasal dari dosen, staff, organisasi-organisasi intern kampus dan simpatisan mahasiswa yang peduli terhadap kesehatan lingkungan kampus tanpa rokok. Sedangkan untuk kontrolingnya diserahkan kepada dekan masing-masing fakultas, karena sasaran ini bukan hanya kelompok mahasiswa saja, tetapi dosen dan para staf kampus.


2.1.2   Unsur-unsur (kaitan-kaitan) lingkungan
a.       Enabling linkages
Kaitan yang menghubungkan lembaga tersebut dengan organisasi-organisasi, kelompok-kelompok, individu-individu yang berwenang, kaitan yang memungkinkan lembaga tersebut untuk beroperasi dan berlanjut (kelompok sasaran/beneficiaries), termasuk juga aturan-aturan hukum yang memungkinkan perubahan tersebut berlangsung. Lembaga atau institusi yang dapat sebagai jembatan untuk tercapainya progam tersbut adalah institusi kampus sebagai pembuat regulasi (regulator) dan badan-badan oraganisasi sebagai penghubung kepada mahasiswa sebagai fokus utama. Contoh organisasi ini adalah badan eksekutif mahasiswa universitas airlangga.
b.      Functional linkages
Adalah kaitan-kaitan yang menghubungkan lembaga dengan sumber input dan pemanfaat output (programnya)nya. Insitusi kampus sebagai penghubung lembaga dianggap sangat penting untuk mencapai tujuan tersebut. Karena merupakan insitusi resmi yang memiliki legitimasi dan kewenangan untuk membuat regulasi. Dengan adanya regulasi tersebut maka kita dapat memudahkan inovasi tersebut, karena pada dasarnya inovasi baru itu sulit masuk dalam sebuah kehidupan individu, oleh sebab itu harus dipaksakan yang kemudian akan menjadi kebiasaan individu
c.       Normativ lingkages
kaitan-kaitan yang menghubungkan nilai-nilai lembaga dengan nilai-nilai/norma-norma lingkungannya. Normative linkages ini diperlukan terutama bagi lembaga-lembaga yang membawa nilai-nilai/norma-norma baru, karena dari kaitan-kaitan ini dapat diperoleh dukungan ataupun tentangan (misalnya pesantren). Nilai-nilai dari inovasi ini tentang kesadaran akan bahaya merokok. Individu merokok sebagai kepentingan dan kesanangan individu mengkalim bahwa itu hak mereka, namun dalam inovasi ini kami berpandangan lain. Merokok memang hak setiap individu. Tetapi merokok di tempat pribadi dan tidak mengganggu individu lainya. Lingkungan kampus merupakan tempat umum untuk belajar. Banyak orang yang juga memiliki hak untuk bebas dari asap rokok di lingkungan kampus. Nilai-nilai itu lah yang akandapat berbenturan. Selain itu bagi perokok pasif tentu saja akan menyambut baik inovasi itu.
d.      Diffusional linkages
Kaitan-kaitan yang menghubungkan dengan orang-orang atau kelompok-kelompok  yang tidak terkumpul dalam kelektifitas formal tapi mampu mempengaruhi kedudukan lembaga. Yaitu para produsen rokok yang ada di dalam kampus. Secara tidak langsung akan dapat mempengaruhi penghasilan mereka. Karena jika dilarang merokok dilingkungan kampus, maka penjualanya akan menurun.

2.2    Analisis kondisi awal dengan SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat)Sebelum memulai menjalankan suatu inovasi ke masyarakat, penting kiranya kita menguasai kondisi sekitar kita. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah kita juga harus tahu modal apa yang kita miliki, apa saja ancaman yang kiranya akan kita hadapi selama pengimplementasian, serta kita juga perlu mengeliminir segala kelemahan yang kita miliki demi suksesnya social marketing. Biasanya kegagalan sebuah social marketing disebabkan karena kurangnya penguasaan lapangan, tidak memanfaatkan jaringan (network), serta kurangnya pengelolaan isu. Untuk itu pertama-tama baiknya kita melakukan analisis kondisi awal sebelum kita melakukan social marketing. Kita terlebih dahulu menganalisis empat macam hal, yakni : kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang(opportunity), dan ancaman (threat). Keempat hal tersebut biasa dinamakan sebagai analisis SWOT.Dari empat macam hal diatas kita dapat membaginya  dalam dua kategori, yakni : ekstern dan intern. Strength dan weakness termasuk ke dalam kategori intern karena strength adalah kekuatan, modal, kelebihan yang berasal dari diri yang kita atau organisasi kita miliki begitu juga dengan weakness (kelemahan) yang berasal dari dalam diri kita. Sedangkan opportunity dan threat termasuk ke dalam kategori ekstern karena kedua hal tersebut datangya dari luar. Opportunity merupakan peluang-peluang yang bisa menyukseskan inovasi yang akan kita terapkan, dan opportunity itu diciptakan oleh keadaan atau kondisi di luar kita. Lalu threat merupakan ancaman yang bisa menggagalkan inovasi kita, ancaman tersebut tentunya berasal dari lingkungan luar.Jika dikaitkan dengan inovasi atau program yang akan kami jalankan yaitu mengarahkan atau menghimbau perokok di tempat umum khususnya dilingkungan kampus universitas airlangga agar merokok di tempat yang telah disediakan, maka strength yang kita miliki adalah tentu adanya dukungan besar dari seluruh sivitas akademika Universitas Airlangga dan pemerintah. Masyarakat kampus khususnya mahasiswa memberikan dukungan karena merasa dirugikan kesehatannya bisa terganggu setiap kali mereka berada di dekat perokok pasif. Sedangkan pemerintah berkepentingan dengan upayanya menjadikan rakyat Indonesia bebas dari asap rokok dan apabila jumlah perokok berkurang, itu secara otomatis akan membantu menurunkan jumlah kematian di Indonesia yang disebabkan oleh efek negatif rokok.Kelemahan (Weakness) kita adalah masalah klasik yaitu dana. Untuk inisiasi program ini tentu saja menghabiskan dana yang tidak sedikit. Kekurangan kita adalah masalah dana. Selain dana, kelemahan terbesar kita adalah masih belum kompaknya tim yang akan terjun nanti bertugas menjalankan program tersebut. disamping kedua hal tersebut, kelemahan selanjutnya adalah perihal Sumber Daya Manusia (SDM) yang belum begitu banyak. Kesulitan mendapatkan SDM dikarenakan masih banyak mahasiswa yang menganggap merokok merupakan salah satu lifestyle masa kini.Selanjutnya mengenai opportunity atau peluang dan kesempatan dari pihak luar yang bisa kita manfaatkan untuk kesuksesan program ini. Kami menganalisa dari pengamatan melalui media baik itu media cetak maupun media elektronik, meskipun banyak sivitas akademika Universitas Airlangga yang menjadi perokok aktif, tetapi kami melihat ada secercah harapan karena mulai timbul kesadaran (awarness) di mahasiswa akan bahaya rokok. Meskipun kesadaran itu masih sedikit tetapi dapat kita manfaatkan secara maksimal agar jumlah perokok di lingkungan kampus bisa berkurang dan itu artinya semakin sedikit akan kita jumpai perokok di tempat umum. Selain itu pemerintah juga sempat berencana menaikkan bea cukai rokok. Hal ini bisa dikatakan sebuah peluang karena dengan naiknya cukai rokok maka harga rokok akan jauh berlipat ganda dan daya beli masyarakat terhadap rokok akan menurun. Secara tidak langsung hal tersebut akan membantu mengurangi jumlah perokok secara perlahan-lahan. Adapun berbagai organisasi-organisasi yang terdapat dalam kampus yang juga mengkampanyekan bahaya merokok. Itu dapat menjadi pendukung untuk mensukseskan tujuan tersebutLalu yang terakhir adalah ancaman (threat), ancaman terbesar dari program ini adalah inovasi akan sulit diterima pada fase-fase awal. Hal ini sudah umum sering dirasakan apabila kita sedang berusaha mengubah perilaku (behaviour) dari berbagai sivitas akademika Universitas Airlangga. Jadi tidak heran apabila pada fase awal peluang penolakan atas inisisasi yang kita lakukan sangatlah besar. Selain itu juga perihal infrastruktur dalam artian belum banyak pihak universitas yang menyediakan ruangan khusus merokok di tempat-tempat umum atau lingkungan kampus, bahkan pihak kampus belum memiliki peraturan yang memprioritaskan kesehatan perokok pasif. Hal tersebut sangatlah memprihatinkan. Selain itu ada anggapan dari beberapa kalangan yang berpandangan bahwa merokok pun merupakan salah satu hak asasi manusia, jadi inisiasi ini dianggap melanggar hak asasi manusia. dosen yang mempunyai figur yang kuat untuk diteladani juga mempunyai andil yang besar untuk menyukseskan progam tersbut, namun banyak sekali dosen yang menjadi perokok aktif, ini akan lebih menyulitkan untuk melakukan sosialisasi.

2.3    Memilih Kelompok Sosial yang Perilakunya Hendak Dirubah
  Sebelum kita telaah lebih lanjut mengenai kelompok sosial yang menjadi target dari program atau inovasi ini alangkah baiknya kita mengetahui apa itu kelompok sosial dan apa yang bisa dikatakan sebagai kelompok sosial. Menurut Soerjono Soekanto (1990), kelompok sosial (social group) adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama dan terdapat hubungan-hubungan di dalamnya. Syarat terjadinya kelompok sosial adalah adanya,
(1)          kesadaran para anggota bahwa mereka adalah bagian dari kelompok itu
(2)           ada hubungan timbal balik antar anggota-anggotanya,
(3)          ada faktor pemersatu, misalnya tujuan yang sama, kepentingan yang sama, ideologi yang sama, dll,
(4)          memiliki struktur tertentu
Setelah mengetahui apa itu kelompok sosial, maka sekarang saatnya menentukan siapa saja yang menjadi target sasaran dari program kita ini. Karena program ini mengajak atau menghimbau perokok aktif agar merokok di tempat yang telah disediakan maka dapat kita pastikan bahwa kelompok sosial yang menjadi target program kita ini ada 3 sasaran kelompok-kelompok individu, yaitu dosen, staf atau karyawan dan mahasiswa yang menjadi target utama. Karena sebagian besar elemen dari seluruh sivitas akademik Universitas Airlangga adalah mahasiswa. Mahasiswa juga menjadi perokok aktif terbesar dalam kampus.

2.3 Perubahan Perilaku yang DiharapkanSetelah menentukan kelompok sosial yang menjadi target dari program atau inovasi ini maka perlu kita tetapkan juga target perilaku yang kita harapkan setelah kita melaksanakan inovasi ini. Misi awal yang program ini bawa adalah menuju masyarakat Indonesia yang sehat berawal dari kampus yang sehat. Inovasi ini sekaligus membantu pemerintah dalam menekan angka kematian akibat penyakit kanker, serangan jantung, dan lain-lain di Indonesia. Selain itu juga kampus sebagai tempatnya kaum intelektual sudah selayaknya menjadi contoh bagi masyarakat luas.Perubahan perilaku pertama yang diharapkan adalah munculnya kesadaran publik bahwa merokok itu sama sekali tidak ada manfaatnya dan hanya akan merusak kesehatan diri sendiri serta orang lain. Memang ada anggapan dari beberapa kalangan bahwa merokok itu merupakan hak asasi manusia dan adalah suatu kekeliruan apabila melarang seseorang untuk merokok. Namun yang menjadi pertanyaan dalam pernyataan itu adalah apakah merokok di tempat umum juga melanggar hak asasi manusia orang disekitar kita yang ikut menghirup asap rokok yang perokok keluarkan. Jelas hal tersebut juga melanggar hak perokok pasif untuk mendapatkan udara bersih. Dalam pelaksanaannya, fokus perubahan mesti dipusatkan pada tataran kelompok dan selayaknya berkonsentrasi untuk mempengaruhi norma, peran dan nilai kelompok (French dan Bell, 1994).Perubahan perilaku kedua yang diharapkan adalah apabila harapan perubahan perilaku pertama yang sudah dijelaskan sebelumnya tidak tercapai, maka setidaknya perokok yang sebelumnya sering kita saksikan merokok di tempat-lingkungan kampus yang seharusnya bebas dari asap rokok memiliki kesadaran untuk merokok di tempat yang telah disediakan agar tidak mengganggu orang disekitarnya dengan asap rokok mereka. perokok aktif dan perokok pasif sama-sama memiliki resiko untuk menderita penyakit yang disebabkan oleh rokok. Jadi tidak heran banyak masyarakat yang kesal apabila ada orang yang merokok di tempat umum. Perokok di tempat umum merasakan nikmatnya rokok sendiri namun sakitnya dibagi-bagi kepada perokok pasif.2.4 Manfaat dan Hambatan dalam Mengubah PerilakuSebetulnya sudah jelas bagi kita semua bahwa merokok itu lebih banyak membawa dampak yang negatif dan sama sekali tidak ada dampak positifnya bagi kesehatan tubuh kita, kalaupun ada itu mungkin hanya sedikit manfaatnya. Mungkin sebagian dari kita tidak peduli dengan para perokok (aktif) yang merokok ditempat umum, tapi sebetulnya hal itu sangat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh kita yang berada disekitarnya. Selain dapat mengganggu kesehatan tubuh kita, merokok di tempat umum dapat mengganggu kenyamanan orang lain. Padahal perokok pasif lebih berbahaya daripada perokok aktif. Sehingga perokok aktif secara tidak langsung akan mencemari udara  disekitar dan mengganggu kenyamanan orang lain. Oleh sebab itu alangkah baiknya jika perokok aktif mau untuk tidak merokok di lingkungas kampus atau mau untuk merokok ditempat yang sudah disediakan khusus untuk merokok (smoking area) agar orang lain tidak merasa terganggu dengan keberadaan para perokok.
Dengan adanya program/inovasi seperti ini, maka diharapkan bisa meminimalisir dampak-dampak negatif dari bahaya merokok tersebut. Manfaat lain dari program atau inovasi ini antara lain para perokok yang sering terlihat merokok di fasilitas lingkungan kampus menjadi berkurang karena mereka telah merokok di ruang atau tempat yang disediakan, sehingga dapat mengurangi polusi udara dan udara menjadi lebih bersih dan segar. Selain itu program ini juga bisa menyadarkan masyarakat Indonesia untuk lebih memperhatikan kesehatan baik kesehatan diri sendiri maupun kesehatan orang lain disekitarnya, serta mampu menjaga kelestarian lingkungan.Kebiasaan merokok bagi kebanyakan sivitas akademika Universitas Airlangga sudah menjadi hal yang biasa baik dikalangan tua-muda, pria-wanita. Mengubah pola perilaku individu yang sudah menjamur ini adalah hal yang sangat sulit. Memang tidak mudah untuk  mengubah kebiasaan yang bahkan sudah popular dikalangan  anak-anak. Dibutuhkan waktu yang sangat lama untuk mengubahnya serta yang paling penting adalah kesadaran individu akan bahaya dari merokok. Karena itu dibutuhkan komitmen yang kuat dari para perokok.
Oleh karena itulah program/inovasi ini akan sangat membantu seluruh warga Universitas Arilangga untuk lebih mengetahui bahwa merokok di tempat-tempat umum akan merugikan orang lain juga. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya tentang bahaya dari rokok dan juga  manfaat dari program ini. Namun untuk mewujudkan program ini, banyak sekali hambatan-hambatan yang muncul. Hambatan-hambatan tersebut ada yang disebabkan oleh factor dari dalam (internal) dan ada yang disebabkan oleh factor dari luar (ekstern).
Hambatan yang datang dari dalam yaitu hambatan yang muncul dari dalam diri perokok tersebut, seperti: kurangnya kesadaran individu akan pentingnya hidup sehat; adanya anggapan dari kebanyakan mahasiswa yang masih  pemuda bahwa merokok itu “keren” sehingga bagi orang yang tidak merokok dianggap “cupu”; rasa malas perokok untuk merokok ditempat yang seharusnya (smoking area).
Sedangkan hambatan yang datang dari luar yaitu masalah yang berkaitan dengan pemerintah, aturan/hukum, dan lingkungan sekitar. Antara lain yaitu: kurangnya tenaga Sumber Daya Manusia untuk mewujudkan program ini; masalah yang sebetulnya ada dimana-mana yaitu masalah dana atau financial; tidak ada/lemahnya hukum yang melarang untuk merokok ditempat-tempat umum; produsen rokok tidak senang dengan program ini karena dianggap akan merugikan usahanya; serta ketidaktegasan pemerintah dalam upaya mengurangi jumlah perokok di Indonesia (belum ada semangat untuk itu). Pada dasarnya kesadaran dan komitmen dari para perokok adalah hal yang paling utama yang akan menyukseskan program/inovsi ini. Namun dukungan dari pihak-pihak lain baik pemerintah maupun swasta juga mempengaruhi sukses tidaknya program ini.Masih banyaknya dosen yang merokok juga menjadi hambatan dala inovasi ini. Kecanduan rokok yang dialami dosen membuat semakin sulitnya untuk membuat tentang peraturan bebas merokok. Karena mereka secara tidak langsung akan mengintervensi dala pembuatan peraturan tersebut demi kepentingan pribadi. Selain itu dosen sebagai panutan bagi mahasiswanya juga harus ikut andil dalam kamapanye anti rokok.2.5 Strategi Social MarketingMenurut Sjahfrizal strategi adalah cara untuk mencapai tujuan berdasarkan analisa terhadap faktor internal dan eksternal. Pada bahasan kali ini akan dipaparkan secara singkat bagaimana strategi-strategi yang sudah dirancang untuk melaksanakan proses social marketing dari program mengubah perilaku perokok yang kerap merokok di tempat umum. Berikut ini adalah strategi kongkrit untuk menyukseskan progam kawasan publik bebas asap rokok:
2.5.1   Membuat atau menyusun peraturan tetang bebas asap rokok
a.    Bekerja sama dengan pihak kampus untuk membentuk peraturan bebas merokok.
b.    Peraturan tersebut meliputi seluruh tata cara dan penggunaan fasilitas dalam lingkungan kampus bebas merokok.
c.    Peraturan tersebut terdapat sanksi bagi warga kampus jika melanggar.
d.   Peraturan tersebut  berlaku pada seluruh sivitas akademika universitas Airlangga.
2.5.2   Sosialisasi tentang peraturan bebas merokok
a.   Sosialisasi tersebut dilakukan selama 3 bulan.
b.  Jika ada yang melanggar selama sosialisasi, perokok tersebut diberi teguran secara lisan.
c.   Memasang poster dan iklan  di tempat-tepat strategis di dalam lingkungan kampus.
d.  Memberikan selebaran-selebaran tetang bahaya merokok.
e.   Gambar contoh poster
2.5.3   Memberikan ruang bebas rokok.
Tempat ini diberikan kepada pengguna fasilitas kampus dan seluruh sivitas akademika Universitas Airlangga untuk merokok bersama. Ruangan ini di deseign khusus untuk para perokok agar asapnya tidak mengganggu orang lain
2.5.4   Menegakan peraturan
Ini dilikakukan setelah 3 bulan sosialisasi, yaitu dengan memberikan sanksi kepada pengunjung yang merokok dengan membayar retribusi yang sudah ditentukan. Penegakan pertama dilakukan kepada para dosen dan staf univeristas airlangga. Hal ini sangat penting, karena mereka sebagai pelayan dan petugas kampus, sehingga dapat dijadikan sebagai panutan bagi mahasiswa. Jika dosenya merokok, maka mahasiswa juga sulit untuk dikendalikan. Dosen manjadi salah steak holder yang sangat berperan penting dala suksesnya progam ini.
2.5.5 Membentuk sebuah perkumpulan atau organisasi yang memiliki tujuan yang sama tentang bebas merokok. Hal ini sangat diperlukan untuk membantu mengkampanyekan kampus bebas merokok. Dengan adanya komunitas tersebut, maka dapat mengadakan seminar-seminar tentang bebas merokok.


2.6 Evaluasi ProgramSelanjutnya setelah menetapkan beberapa strategi social marketing, penting kiranya untuk kita melakukan evaluasi secara berkala dan kontinyu atas inovasi yang sudah kita jalankan karena untuk mengubah kebiasaan atau perilaku masyarakat itu tidaklah mudah. Melainkan memerlukan waktu yang cukup lama sampai pada akhirnya gagasan atau inovasi itu diterima oleh masyarakat. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi social marketing secara tetap dan kontinyu untuk memastikan bahwa inovasi yang kita tanamkan ke masyarakat berjalan dengan baik.
Untuk program atau inovasi kami ini evaluasi yang kami lakukan adalah terjun langsung ke lapangan untuk memastikan langkah-langkah atau strategi yang kita terapkan sudah berjalan. Selanjutnya kita bisa mengamati perilaku atau kebiasaan masyarakat apakah sudah berbeda dengan sebelum kita melaksanakan inovasi. Hal yang penting lainnya adalah kita harus selalu siap sedia menerima kritik atau saran dari seluruh sivitas akademika Universitas Airlangga tentang inovasi yang kita terapkan ini. Kritik, saran, dan masukan akan sangat berguna untuk penyempurnaan inovasi yang sudah berjalan.




BAB III
Penutup
3.1 KesimpulanMerokok merupakan hak bagi setiap individu, tetapi bebas dari bahaya merokok juga hak individu. Merokok dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Maka dari itu seharunya tidak merokok di lingkungan umum. Karena mengganggu individu-individu lain. Inovasi atau gagasan perlu diimplementasikan secara nyata dan secara umum sebuah nilai-nilai baru akan sulit diterima oleh masyarakat sehingga memerlukan sebuah strategi bagi suatu inovasi atau perubahan yang hendak ditanamkan ke masyarakat, social marketing bisa menjadi cara untuk mengubah perilaku dan kebiasaan yang sudah lama terdapat di masyarakat. Belajar dari kesuksesan beberapa pihak swasta dalam memasarkan produk mereka melalui mekanisme social marketing.Berdasarkan beberapa kisah sukses dari swasta tersebut maka sektor publik pun tidak haram untuk mengadopsi cara-cara yang dilakukan pihak swasta tersebut untuk masuk ke ranah publik yang kesannya jauh lebih formalitas. Cara pemasaran program tersebut sama dengan cara pihak swasta memasarkan produknya. Diperlukan pola komunikasi dan interaksi yang baik dengan masyarakat agar social marketing bisa berjalan dengan baik. Selama ini social marketing tidak selalu mulus atau berhasil dalam fungsinya mengubah perilaku atau kebiasaan individu. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan serta tidak mantapnya penguasaan lapangan serta pengelolaan isu menjadi kendala yang berarti selama proses social marketing.
Inovasi yang kami akan jalankan juga menggunakan prinsip-prinsip yang pada lazimnya dipakai dalam social marketing seperti analisis SWOT, memilih kelompok sosial yang perilakunya hendak diubah, menetapkan perubahan yang diharapkan, mengidentifikasi hambatan dan manfaat dalam mengubah perilaku,  menerapkan strategi social marketing, dan terakhir mengevaluasi berjalannya program secara berkala karena seperti yang telah dikatakan pada bab sebelumnya bahwa untuk mengubah perilaku dan kebiasaan yang sudah hidup di masyarakat selama bertahun-tahun tentu bukan suatu pekerjaan yang mudah, karena itu perlu melakukan evaluasi secara terus menerus untuk memastikan bahwa social marketing berjalan sesuai dengan yang diharapkan.Dengan menggunakan tekhnik social marketing di atas, kami memiliki inovasi untuk merubah perilaku perokok kampus agar sadar tentang bahaya merokok. Sasaran kami adalah seluruh warga kampus yang meliputi dosen, staf atau karyawan, petugas, dan khususnya mahasiswa yang  aktif merokok. Dengan seluruh peran dan dukukungan dari steak holder Universitas Airlangga, diharapkan dapat menyukseskan inovasi hidup sehat bebas rokok dari Univeritas Airlangga untuk Indonesia.
Input dari inovasi ini adalah para pembuat regulasi resmi atau lembaga yang mempunyai wewenang untuk membuat peraturan dilingkungan kampus sebagai input dari sumber daya manusia. Dana sebagai faktor penunjang dapat berasal dari sponsor dan intitusi Univeritas Airlangga. Sedangkan untuk prosenya adalah rancangan peraturan dan rancangan kerja yang dikaitkan dengan sumber daya manusia dan dana. Sehingga akan menghasilkan output sebuah kebijakan atau peraturan dan progam kerja dari inovasi tersebut. Dengan adanya regulasi yang bersifat memaksa, maka diharapkan dapat mengurngai penggunaan rokok dikalangan kampus dan pada akhirnya akan menimbulkan kesadaran akan bahaya merokok. Sehingga akan tercipta lingkungan univeritas Airlangga yang sehat tanpa merokok serta dapat memaksimalkan belajar mengajar dan menjadi contoh bagi seluruh masyarkat Indonesia








Daftar Pustaka
Dari Buku :

                Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.Wendell L French; Cecil Bell. 1994. Organization development: behavioral science interventions for organization improvement. NJ: Prentice-Hal

Dari Web :
          http://www.deherba.com/tujuh-hal-yang-perlu-anda-ketahui-tentang-bahaya-rokok.html#ixzz2X62Xk (diakses pada tanggal 15 juni 2013)http://ciricara.com/2013/01/25/10-bahaya-merokok-yang-wajib-anda-ketahui/.(diakses pada tanggal 15 juni 2013)

               http://health.kompas.com/read/2011/09/22/11521763/Rokok.Curi.Sepertiga.Daya.Ingat. (diakses pada tanggal 15 juni 2013)http://pedulikesehatan.hostei.com/index.php?p=1_10. (diakses pada tanggal 15 juni 2013)http://id.wikipedia.org/wiki/Rokok. (diakses pada tanggal 15 juni 2013)






1 komentar:

  1. Teori : "BIARKAN AKU MEROKOK SECARA BEBAS!"

    Merokok adalah hak azasi manusia, tetapi asap rokok dapat meracuni orang lain. Kalau DI ANGKOT, KAMPUS, RUMAH MAKAN, DLL BANYAK PEROKOK, dilarang juga susah karena sudah ketagihan, kadang malah ngamuk kalau dilarang. Bagaimana solusi jalan tengahnya?

    SOLUSI SEPERTI BANDARA SOEKARNO HATTA : Ciptakan SMOKING ROOM.
    Semoga solusi ini berguna. Merokok hanya pada tempatnya, bukan di tempat umum.

    ---------------------------------------------------------------------------------------------
    (Yaah ITU BENAR... ITU TEORI LURUSNYA.... tapi DI DUNIA INI BENGKOK, kenyataanya di Bandara sendiri, orang malas merokok di Smoking Room, mereka lebih suka berkeliaran dengan merokok sambil mengasapi anak istri)

    BalasHapus